IBL

Pertandingan melawan juara bertahan Hongkong Eastern menyisakan pelajaran bagi pemain CLS Knights Indonesia. Apalagi pertandingan itu membuat mereka mengalami kekalahan tiga kali beruntun di ASEAN Basketball League. Sehingga kini kedudukan mereka menjadi 1-3.

Setidaknya itulah yang dirasakan Sandy Febiansyakh, shooting guard andalan CLS Knights yang juga langganan tim nasional. Ini tahun pertamanya mengikuti ASEAN Basketball League. Pengalaman yang--tentu saja--memberikan sesuatu yang berharga untuknya.

Mainbasket berkesempatan mewawancarai Sandy seusai laga melawan Eastern di GOR Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu 3 Desember 2017. Kami membicarakan tentang perjalanan mereka selama empat pertandingan, juga alasan mengapa CLS Knights harus lebih siap ke depannya. Berikut wawancara singkat Mainbasket dengan Sandy.   

Apa pendapat Sandy tentang pertandingan hari ini?

Sejauh ini banyak evaluasi. Beberapa game terakhir kami terpeleset di akhir (kuarter) saja. Kami sudah bagus. Kami tadi menghadapi juara bertahan juga, ya, kan. Anak-anak juga sudah berusaha. Beberapa sistem juga sudah jalan.

Sudah ada evaluasi buat ke depannya. Mungkin kami harus lebih siap lagi. Karena menurut saya semua tim bisa berkompetisi.

Dari empat pertandingan, apakah CLS Knights sudah semakin berkembang?

Menurut saya, sih, sudah. Kami di sini dari awal sistemnya sudah jalan. Semuanya apa yang dilatih itu sudah jalan. Sudah ada perkembangan.

Tadi eksekusi sepertinya kurang berhasil, terutama pemain lokal. Apakah Sandy setuju?

Hari ini eksekusi memang sedikit menurun. Hanya saja kami—pemain lokal—juga sudah berupa di area pertahanan.

Ini, kan, pengalaman pertama kalian di ABL. Seperti apa rasanya?

Bagus. Ini tantangan buat kami semua menghadapi pemain dari luar. Harus lebih siap saja, sih. Karena kami tidak menghadapi pemain lokal Indonesia. Kami menghadapi pemain yang tidak lokal-lokal amat. Lokal Filipina, kan, hitungannya sudah (pemain) impor buat kami.

Singapura-Malaysia notabene isinya pemain timnas mereka. Ada Thailand, ada Hong Kong. Belum lagi ada tim dari Cina, negara basket yang lebih maju dari kita. Kita harus siap.

Pelajaran apa yang didapat sejauh ini?

Intinya harus lebih siap saja daripada mereka. Mereka main pasti fight, kita mesti lebih fight. Kalau kemampuan kami kalah, kami harus memberikan upaya lebih.

Kalian juga harus kehilangan Duke Crews di awal musim, tapi dapat Evan Brock, apa pendapatnya?

Evan brock pemain yang pengalaman di ABL. Dia bagus. Kontribusinya oke. Cuma karena dia datang mendadak, baru sampai langsung bertanding. Kami baru latihan beberapa minggu. Kami baru latihan sebentar, tapi sejauh ini dia menunjukkan permainan yang bagus.

Apa bedanya Evan Brock dan Duke Drews dalam permainan?

Tipikal. Tipikal dia (Evan Brock) itu lebih bisa mengolah. Di satu sisi, kalau soal effort, Duke Crews lebih tinggi. Sama-sama punya kelebihan memang.

Kalian juga mendapat tambahan Biboy (Ebrahim Enguio Lopez) di tim. Apa yang diharapkan dari kedatangannya?

Yang pasti dia bisa memberikan sesuatu. Dia juga pemain timnas. Siapa, sih, yang tidak tahu kemampuan dia. Harapan kami semua, ya, dia bisa melengkapi kami saja.

Foto: Yoga Prakasita

 

Komentar