IBL

Seorang teman, yang juga manajer salah sebuah tim sepak bola besar di Indonesia, cukup terkejut waktu gw bilang bahwa para pemain di NBA berperan besar dalam menentukan besaran gaji mereka sendiri. Di kita, hal tersebut barangkali belum benar-benar terpikirkan. Apalagi sampai terjadi.

Untuk mencapai kondisi ideal di mana para pemain, pemilik klub dan operator liga bisa duduk bersama dalam menentukan hal-hal penting dan arah berkembangnya dibutuhkan sebuah kunci dasar. Sebuah pemahaman bersama.

Bagi gw, untuk memajukan liga basket profesional Indonesia, setidaknya tiga unsur pentingnya harus memulai kesepahaman untuk bekerja dalam pola pikir (mindset) yang sama. Tiga unsur tersebut adalah operator liga, klub-klub peserta, dan para pemain.

Operator liga, klub-klub peserta, dan para pemain harus mulai berpikir bahwa mereka semua ada dalam satu entitas atau perusahaan yang sama. Visi mereka harus sama, tujuan mereka harus sama, dan kemudian menjalankan peran masing-masing demi tercapainya visi tersebut.

Ada banyak hal penting yang harus dibicarakan untuk dilaksanakan bersama. Salah satu yang terpenting, menurut gw, adalah menentukan batas atas dan bawah pengeluaran bersama setiap klub. Di luar negeri atau NBA, kita mengenalnya kurang lebih dengan istilah “salary cap”.

Oh ya, tentu saja, berapa besar ongkos untuk menjalankan kompetisi selama satu musim pun adalah salah satu hal yang sangat penting.

Berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan oleh operator untuk menjalankan kompetisi dalam satu musim, berapa besar anggaran ideal bagi sebuah tim agar fasilitas dan kualitas timnya merata, dan berapa sebaiknya bayaran para pemain yang berlaga, harus dipikirkan bersama. Semuanya harus diketahui bersama, dan disepakati bersama.

Setelah itu, tiga unsur ini harus bahu-membahu mencari pendapatan, atau saling menyubsidi. Semua unsur bekerja keras untuk mencari pemasukan. Operator mencari sponsor, tim-tim mencari sponsor, para pemain pun mencari sponsor. Nah, bagian menariknya adalah, setelah semua pihak berhasil mendapatkan sponsor dengan besarannya masing-masing, semua uang yang masuk harus dikumpulkan jadi satu untuk kemudian didistribusikan kembali sesuai kebutuhan yang disepakati.

Sampai di sini, beberapa pembaca mungkin sudah sangat paham. Bagi yang belum, nanti ulasannya gw lanjutkan lagi.(*)

(..bersambung)

Foto: Unsplash.

Komentar