IBL

Panas sejak tim-off. Begitulah suasana laga Pacific Caesar Surabaya kontra Stadium Jakarta di DBL Arena Surabaya, dalam lanjutan Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2016, Senin malam (12 Desember 2016). Pacific yang mendapat dukungan dari publik sendiri, sukses menyudahi perlawanan Stadium dengan skor 76-68.

Sejak awal, laga ini sudah menjadi pertarungan antar big man. Valentino Wuwungan dan Pringgo Regowo harus berhadapan dengan duo pemain asing Pacific, Dior Alexandros Lowhorn dan Kevin Loiselle. Namun Stadium bisa meredam pergerakan kedua pemain asing dan unggul 24-14 di kuarter pertama. Stadium mampu bertahan dari gempuran Lowhorn dan bisa tetap menjaga keunggulan hingga jeda laga. Skor 35-29 menutup kuarter kedua.

Pasca turun minum, Pacific bangkit. Mereka berhasil mengejar ketertinggalan. Puncaknya, Dior Lowhorn membuat kedudukan berbalik 48-47 di sisa tiga menit kuarter ketiga. Momentum ini yang membuat Pacific terus memimpin laga. Di kuarter ketiga, Lowhorn mencetak 16 poin, Nuke Tri Saputra menambahkan delapan poin, Kevin Loiselle (lima poin) dan Reiner Hutasoit (2 poin). Mereka akhirnya unggul 60-53 di kuarter ketiga.

Memasuki kuarter keempat, laga memanas. Ketegangan yang terus terjadi antara big man kedua tim memuncak. Valentino Wuwungan bersitegang dengan Lowhorn. Ia pun harus menerima tiupan unsportsmanlike foul. Namun ketegangan ini bisa diredam dan akhirnya laga bisa dilanjutkan kembali. Di akhir laga, Pacific mampu tampil baik dan memenangkan pertandingan.

Dior Lowhorn benar-benar dominan. Pemain asal San Francisco itu mengemas 40 poin dan 11 rebound. Lalu Kevin Loiselle menambahkan 14 poin dan 19 rebound. Yang mengejutkan adalah penampilan Nuke Tri Saputra. Pemain asal Jawa Tengah itu membukukan 18 poin dan enam rebound. Ia memasukkan empat tembakan tiga angka dari enam percobaan tembakan.

"Kami mengakui bahwa pertarungan ini memang pertarungan big man. Hanya saja saya punya strategi berbeda di laga ini. Saya biarkan Lowhorn bertarung di depan, dan di luar paint area saya memasang Kevin dan Nuke. Ini memang saya sengaja untuk tidak menurunkan point guard murni. Hasilnya efektif, Nuke bisa bergerak bebas, dan Kevin bisa leluasa mengatur serangan," kata Bisih, kepala pelatih Pacific.

Stadium pun patut diacungi jempol. Mereka bisa menahan Pacific dan kalah dengan selisih delapan poin. Selisih yang sama juga terjadi saat Aspac kalah dari Pacific. Valentino Wuwungan dan Pringgo Regowo menjadi tulang punggung Stadium. Pringgo membukukan 22 poin dan Tino bisa mencetak 16 poin.

"Ini bukti bahwa pemain lokal pun bisa mengatasi pemain asing," kata Valentino Wuwungan seusai laga. "Ya kuarter ketiga yang sangat kami sayangkan. Seandainya kami bisa stabil, bukan tidak mungkin kami bisa menang lawan Pacific."

Stadium Jakarta kini mengoleksi lima poin. Hasil dari dua kemenangan dan satu kali kalah. Jumlah poin dan kemenangan yang sama juga dicetak oleh Aspac Jakarta. Kedua tim ini akan bertemu di pertandingan berikutnya. Jadi pertemuan Aspac dan Stadium bisa dikatakan laga hidup-mati untuk bisa merebut satu tiket semifinal.

Foto: Dite Surendra

Komentar