IBL

Kepala Pelatih Brooklyn Nets yang baru, Steve Nash, adalah seorang legenda NBA atau bahkan basket dunia. Selain diyakini banya pihak, masuknya Nash ke Naismith Basketball Hall of Fame juga sudah mengukuhkan dirinya sebagai seorang legenda. Kemampuannya sebagai seorang garda utama tim dengan ketangkasan memberi umpan di atas rata-rata merupakan keahlian yang selalu diingat banyak penggemar.

Masa kejayaan Nash terjadi saat ia membela Phoenix Suns. Meski tak pernah berhasil membawa Suns meraih gelar juara atau bahkan masuk final NBA, perjalanan Nash dan Suns di bawah asuhan Mike D’Antoni merupakan salah satu tim paling menarik untuk ditonton dalam sejarah NBA. Karakter bermain cepat dengan eksekusi tak sampai tujuh detik (Seven Seconds or Less) membuat Suns terus dinanti para penggemar.

Pun demikian, sebelum menjalani musim hebat dengan Suns dan meraih dua gelar MVP berturut, Nash juga sempat memiliki masa jaya dengan Dallas Mavericks. Nash memperkuat Mavericks dalam kurun 1998 – 2004. Sempat gagal lolos ke playoff di tiga musim pertama, Nash dan Mavericks membalik keadaan dengan selalu lolos ke playoff di tiga musim selanjutnya. Perstasi terbaik mereka adalah lolos ke final Wilayah Barat 2003. Di luar itu, Mavericks tampak mengerikan dengan duet Nash dan Dirk Nowitzki.

Sayangnya, kebersamaan dua legenda ini berakhir dengan cara yang tidak menyenangkan. Di akhir musim 2003 – 2004, Nash menjadi restricted free agent. Di usianya yang sudah menginjak 30 tahun, Nash berharap mendapatkan kontrak jangka panjang dengan Mavericks. Sayangnya, pemilik Mavericks, Mark Cuban, hanya menawarkan kontrak empat tahun senilai AS$9 juta. Kontrak tersebut jauh lebih kecil dari yang ditawarkan Suns dengan nilai AS$63 juta selama enam musim.

(Baca juga: Kecuali Doncic dan Porzingis, Seluruh Pemain Mavericks Tersedia untuk Pertukaran)

Berjalan 16 tahun berselang, Cuban menceritakan kembali situasi kala itu. Kepada siniar “The Rematch”, Cuban mengakui keputusannya menghadapi Nash kala itu adalah sebuah kesalahan dan hal itu pula membuat hubungannya dan Nash cukup merenggang.

“Membiarkan Nash pergi adalah kesalahan terbesar dalam karier saya. Tidak ada yang mengimbangi kesalahan itu, itu adalah kesalahan terbesar,” buka Cuban. “Dia mengalami cedera setahun sebelumnya dan menit bermainnya pun berkurang. Dokter tim kami bilang bahwa ini akan menjadi masalah ke depannya. Pun begitu dengan Don Nelson (Kepala Pelatih Mavericks kala itu) juga bicara demikian. Jadi saya memutuskan memberi penawaran tersebut dan Suns mengalahkannya dengan mudah,” lanjutnya.

“Saya tidak bisa lupa Nash menghubungi saya dan bilang bahwa Suns menawarinya kontrak lebih besar dari Mike Bibby dan Bibby baru saja mendapatkan kontrak yang besar. Saya menyesali hari itu hingga sekarang. Saya masih menandai hari itu di kalender dengan tulisan, “Nash: Mike Bibby Money.” Kejadian itu membuat Nash membenci saya selama beberapa tahun tapi sekarang kami sudah baik-baik saja,” pungkasnya.

Komparasi yang dilakukan Nash dengan Bibby adalah hal yang wajar. Keduanya memiliki gaya bermain serupa dan sedang dalam masa jayanya. Bibby sendiri mendapatkan kontrak tujuh tahun dengan nilai AS$81 juta.

Nash tampaknya membawa “dendam” kala itu dengan baik. Musim pertamanya bersama Suns, ia langsung memimpin tim meraih 62 kemenangan dan meraih gelar MVP pertamanya. Setelahnya, meski tak pernah meraih gelar juara, Nash menjalani karier yang sangat luar biasa. Bagaimana seandainya Nash dan Nowitzki terus bermain bersama ya? (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar