IBL

Laga lanjutan cabor bola basket dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX antara tim putra Jawa Barat melawan Papua Barat telah usai. Pada kesempatan itu, tuan rumah berhasil memanfaatkan peluang. Jabar menang 73-59 di C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 21 September 2016.

Pada pertandingan itu, Muhammad Reza Guntara menjadi pencetak angka terbanyak Jabar dengan 19 poin. Indra Muhammad dari bangku cadangan menyusul dengan 11 poin. Sementara itu, di kubu Papua Barat ada Anggi Alfiandi dengan double-double  16 poin dan 10 rebound dan Fernando Arron Amahorseja menjadi pencetak angka terbanyak dengan 25 poin dan tambahan 8 rebound.

Kemenangan itu sekaligus menjadi kemenangan kedua Jabar. Akan tetapi, rupanya performa mereka belum sesuai ekspektasi. Pasalnya, meski memenangkan pertandingan, Jawa Barat diakui masih berada di bawah performa mereka sesungguhnya. Hal itu dipaparkan Kepala Pelatih Ricky Gunawan seusai laga.

“Ini sudah lebih baik dari pertandingan yang lalu. Akan tetapi, saya masih bingung kenapa performa tim ini masih di bawah kemampuan asli mereka. Selanjutnya akan saya ingatkan lagi supaya kemampuan mereka keluar. Apa yang telah dilakukan selama ini mesti kami tunjukkan,” jelas Ricky.

Papua Barat, di sisi lain, juga mendapat pelajaran dari laga kali ini. Secara keseluruhan, Kepala Pelatih Patrick Gosal menilai timnya sudah bagus. “Yang pasti sebagai tim yang baru ikut PON, banyak sekali  pelajaran yang kami dapat. Akan tetapi, saya harus akui tim-tim lain, dari Jawa khususnya lebih siap. Kami harus banyak belajar dari mereka,” katanya.

Meski kurang pengalaman, Papua Barat sebetulnya bukan tanpa perlawanan. Lewat tangan point guard Fernando Arron, tim ini beberapa kali berupaya menyusul perolehan angka. Akan tetapi, upaya itu tidak berhasil. Apalagi, menurut Gosal, ada keputusan-keputusan wasit merugikan timnya.

“Tim kami tidak mendapatkan momentum. Karena pada saat itu kami dirugikan dengan keputusan wasit. Di saat momentum kami balik, kami dirugikan. Dari kemarin kami dirugikan. Hari ini juga dirugikan,” jelas Gosal mengenai kepemimpinan wasit.

“Itu tidak boleh terjadi. Walaupun saya tahu wasit itu manusia, tapi tolong lebih fokus. Ada hal yang mesti dikomunikasikan dengan teman-teman yang lain,” tambahnya.

Keputusan-keputusan wasit yang dianggap merugikan itu rupanya menyulut emosi Papua Barat. Salah satu ofisial tim di bangku cadangan sampai menendang kursi. Belum lagi, di akhir pertandingan, para pemain melancarkan protes keras kepada wasit. Sempat terjadi kericuhan di salah satu sudut lapangan. Wasit diamankan keluar dengan penjagaan aparat keamanan. Mereka juga menjaga tim Papua Barat supaya tidak bertindak lebih jauh.

Kericuhan itu akhirnya berhasil dipadamkan. Tim Papua Barat berhasil menenangkan diri mereka. Selepas itu, Gosal pun angkat bicara. Ia memaparkan keresahannya dalam gelaran PON ini. Apalagi timnya sudah jauh-jauh datang dari wilayah timur.

“Karena tim yang kami persiapkan ini sudah dari jauh-jauh hari. Sekitar tujuh sampai delapan bulan kami persiapkan tim ini. Dengan tenaga, dengan usaha, dengan biaya, bahkan darah. Jangan gara-gara satu keputusan membuat semuanya berantakan,” ujar Gosal.

Sudah seharusnya, masih kata Gosal, perangkat pertandingan maupun wasit fokus dalam bertugas. Sebisa mungkin tidak ada yang merasa dirugikan. Supaya tidak ada masalah yang tidak diinginkan dalam PON ini seperti terjadi di cabor polo air atau sepakbola.

Di sisi lain, kepala pelatih Jabar juga ikut mengomentari hal itu. Menurut Ricky, wasit tidak berpihak ke salah satu tim.

“Saya yakin, jika rekaman pertandingan tadi dipelajari dan dievaluasi oleh komisi wasit atau pihak lain yang berwenang, pasti akan ditemukan kesalahan wasit yang merugikan kedua belah tim. Tidak hanya satu tim saja,” ujar Ricky.

Ricky juga menuturkan, sangat mungkin keputusan yang dipertanyakan kedua belah pihak sebetulnya benar.  Tentu ada silang pendapat karena perbedaan sudut pandang dengan wasit di lapangan. Akan tetapi, boleh jadi wasit lebih jelas melihat semuanya.

Kendati demikian, selepas kericuhan itu, Gosal kemudian meyakinkan semuanya aman. Ia berjanji meredam timnya untuk tidak berbuat lebih jauh dari itu. Tim Papua Barat, katanya, hanya melepas emosi sesaat di lapangan. Mereka akan kembali dengan semangat baru.

Foto : Hari Purwanto

Komentar