IBL

Pandemi Covid-19 membuat penundaan kompetisi olahraga di seluruh dunia, termasuk Indonesian Basketball League (IBL) musim ini. Liga yang ditunda, tentu punya potensi kerugian. IBL mencatat beberapa kerugian, baik materi dan non-materi yang dialami karena situasi wabah virus korona ini.

Menurut Direktur IBL Junas Miradiarsyah ada beberapa kerugian materi yang dicatat. "Yang pertama, pastinya loss opportunity seperti tiket. Baik itu tiket yang seharusnya didapatkan bila kompetisi jalan, maupun tiket yang harus diganti rugi. Kemudian ada juga penjualan merchandise yang juga bisa jadi potensi kerugian karena loss sale," tegasnya.

Hal kedua yang menjadi potensi kerugian IBL dari sisi materi adalah dari sponsor. Menurut Junas, jika musim ini tidak bisa dilanjutkan, maka akan ada konsekuensi dengan pihak sponsor. Selain dari sisi materi, ada faktor kerugian dari non-materi. Kerugian ini tidak berdampak langsung pada IBL, tetapi bisa punya efek jangka panjang.

"Momentum penundaan liga membuat jadwal persiapan tim terganggu. Dalam hal ini tentu siklus tim-tim yang otomatis berubah. Misalnya jadwal latihan, jadwal persiapan musim depan, dan banyak lagi hal-hal yang terkait tim. Dan, yang tidak kalah penting adalah antusias penonton juga pasti terganggu," ucap Junas.

Terakhir, berkaitan dengan pihak ketiga, yaitu hak siar televisi. Karena selama ini IBL sudah menandatangani kontrak dengan TVRI. Mereka menyiarkan satu pertandingan di tiap akhir pekan bila ada seri reguler. Junas mengatakan pihaknya akan segera berkomunikasi dengan TVRI untuk mencari solusi yang tepat.

Sementara itu dalam pertemuan para manajer pada 18 Maret 2020 lalu, Junas menyatakan bahwa IBL akan mengumumkan liga dilanjutkan atau tidak, pada 29 Mei 2020 mendatang. Tanggal tersebut dipilih berdasarkan informasi dari pemerintah Republik Indonesia melalui PP Perbasi, sebagai induk olahraga basket Indonesia.

"Tanggal 29 Mei 2020 adalah batas waktu perpanjangan situasi darurat (wabah virus korona) dari pemerintah. Artinya, kalau mau menjalankan liga kembali harus mendapatkan persetujuan dari PP Perbasi. Sedangkan PP Perbasi juga akan melihat keputusan pemerintah (Kemenpora RI, Kemenkes RI, dan BNPB). Sementara ini, pemerintah masih memberi batas waktu situasinya hingga 29 Mei itu," katanya.

Junas selaku direktur IBL selalu berkoordinasi dengan tim-tim peserta. Rencananya pada pertengahan April 2020 nanti akan ada pertemuan manajer lagi. Ini untuk membahas beberapa hal terkait IBL ke depan. (tor)

Foto: Mei Linda

Komentar