IBL

Agregat sama kuat (1-1) sebelum pertemuan ketiga dimulai menjadi cerminan betapa JNE Bandung Utama menjadi tim yang bisa merepotkan Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta. Hal ini terjadi lagi di Surabaya, tim asuhan Ocktaviarro Romely Tamtelahitu hampir saja menjungkalkan finalis musim lalu. Meski akhirnya mereka harus menyerah dengan skor 47-53.

Pelita Jaya memang mendominasi di awal, namun penurunan permainan di kuarter kedua dan ketiga, membuat Bandung Utama bisa berbalik memimpin. Meski pada kuarter keempat, giliran Bandung Utama yang kerepotan menghadapi perkasanya starter Pelita Jaya.

Seusai pertandingan, coach Ocky-sapaan Octaviarro- memberikan apresiasi apa yang sudah dilakukan timnya. Meski beberapa gangguan dari dalam dan luar tim. Pemainnya tetap menunjukkan yang terbaik.

"Kami di Surabaya ingin bermain basket. Kami tidak memerdulikan gangguan baik dari dalam maupun luar tim. Seperti cederanya beberapa pilar dan faktor-faktor non-teknis lainnya."

Ditanya soal peluang lolos ke babak delapan besar. Ocky masih optimis meskipun dengan peluang yang tipis.

"Peluang tersebut tipis karena kami masih bergantung pada tim lain (tim yang punya peringkat di atas Bandung Utama)."

Sementara itu di kubu Pelita Jaya, mereka tak bermain bagus hari ini. Berbeda dengan pertandingan sebelumnya, barisan shooternya tumpul. Dua tembakan tepat sasaran dari 12 kali percobaan. Selain itu mereka menciptakan 18 kali turnovers yang berbuah 14 poin untuk Bandung Utama.

Absennya Ponsianus "Komink" Nyoman Indrawan berpengaruh pada keperkasaan Pelita Jaya di bawah ring. Namun Komink tidak akan istirahat lebih lama, dia sudah siap diturunkan di GOR Kertajaya.

"Saya kira pertandingan tadi bagus, Bandung Utama memberikan perlawanan yang ketat pada kami. Ya inilah bola basket, kami tidak bisa selamanya diatas. Siapa yang lebih baik akan menang," kata coach Banjamin Alvarez Sipin III. "Perkembangan Komink masih akan kami pantau hari ke hari."

"Tanya saja ke pelatih, tapi mungkin akan main lawan Garuda," kata Komink sambil berlalu.

Foto : Dokumentasi IBL

Komentar