IBL

“Seandainya setiap hamba mengetahui apa yang ada di bulan Ramadan, niscaya mereka akan berharap seluruh tahun isinya Ramadan,” Rasulullaah Saw.

***

Tersebutlah seorang pebasket NBA yang mungkin tak begitu dikenal oleh anak-anak zaman sekarang. Namanya Chris Jackson. Tahun 1991, Jackson memeluk Islam, mengganti nama menjadi Mahmoud Abdul-Rauf dan mulai melaksanakan ritual-ritualnya.

Musim pertamanya sebagai muslim, Abdul-Rauf mulai rajin menjalankan ritual-ritual Islam. Salah satunya adalah puasa di bulan Ramadan.

Dalam sebuah pengakuannya di youtube, di awal-awal ketika ia memeluk Islam, rekan-rekannya di Denver Nuggets kerap menggodanya. Ketika berpuasa, ia diisengi dengan ditawari minum. Abdul-Rauf tetap tak tergoda.

“Teman-teman saya mulai sadar bahwa saya serius dan pelan-pelan mulai menghargai ibadah saya sebagai muslim,” kenang Abdul-Rauf. “Apalagi di tahun itu, saya berhasil menyabet gelar The Most Improved Player.”

Abdul-Rauf adalah salah satu penembak free-throw tertajam dalam sejarah NBA. Dalam salah satu musim karirnya di Sacramento Kings, ia pernah memasukkan 100 persen tembakan-tembakan bebasnya. Sebagai pemain Denver Nuggets di musim 1993-1994 dan 1995-1996, Abdul-Rauf adalah penembak bebas terbaik di NBA. Statistiknya rata-rata 93 persen (1993-1994) dan 95,6 persen (1995-1996).

Tahun 1993, Abdul-Rauf adalah The Most Improved Player di NBA. Ketika Stephen Curry saat ini menjadi sumber kekaguman banyak orang, Phill Jackson dengan ringan mengatakan bahwa Stephen Curry membuatnya teringat kepada sesosok pemain di masa lampau, Mahmoud Abdul-Rauf, pemain yang mencuri salah satu kemenangan di antara rekor kemenangan terbaik Bulls di musim 1995-1996, 72-10. (Baca: Sebelum ada Stephen Curry Ada Mahmoud Abdul-Rauf)

Pada suatu hari, Mahmoud Abdul-Rauf bertemu dengan Hakeem Olajuwon. Saat itu musim reguler. Abdul-Rauf tidak menceritakan tahun berapa. Tapi kemungkinan sekitar tahun 1993 juga atau setidaknya sebelum tahun 1994.

Bulan Ramadan, dan Houston Rockets bertandang ke Denver.

Setelah pertandingan, Abdul-Rauf dan Hakeem keluar bersama menggunakan mobil.

“Saya harus mencari makan, lapar,” kata Hakeem.

“Kamu tidak puasa?” Tanya Abdul-Rauf.

“Lah, memangnya, kamu puasa?” Tanya Hakeem balik.

“Ya tentu saja. Sejauh yang saya tahu, sebagai muslim, kita wajib berpuasa di bulan ini,” jawab Abdul-Rauf.

“Ketika saya berpuasa, saya merasa lebih fokus, dan saya merasa lebih kuat.”

Sejak itu, Hakeem Olajuwon –menurut Abdul-Rauf- mulai berpuasa di bulan Ramadan, meskipun sedang bertanding.

***

Koran The Guardian pernah menulis. Bila saja Hakeem Olajuwon bermain di masa kini, di mana dunia kebanjiran media dan media sosial, maka ia akan menjadi atlet yang paling dikenal di dunia.

Ini terkait dengan dedikasi Hakeem kepada Islam dan karirnya sebagai pebasket profesional NBA.

Hakeem Olajuwon adalah pilihan pertama di NBA Draft 1984. Ia dipanggil lebih dulu ketimbang Michael Jordan dan Charles Barkley.

Olajuwon adalah satu-satunya pemain dalam sejarah NBA yang pernah terpilih sebagai MVP, MVP Final dan Defensive Player of the Year di musim yang sama. Hakeem Olajuwon membawa Houston Rockets juara pada tahun 1994 dan 1995.

Di antara raihan-raihan dan kehebatannya, salah satu yang akan selalu dikenang oleh para penggemar dan pengagum Hakeem Olajuwon adalah kekuatan fisiknya berlaga di NBA sambil tetap berpuasa di bulan Ramadan.

Bulan Februari 1995, Hakeem menyabet anugerah Player of the Month. Padahal, bulan Ramadan tahun itu dimulai tanggal 1 Februari. Hakeem menunjukkan performa yang lebih hebat daripada Michael Jordan yang kemudian di akhir musim juara.

“Saya suka merasa kasihan kepadanya,” kenang Robert Horry, rekan Hakeem dari tahun 1992 hingga 1996 di Rockets.

“Saya tidak mengatakan itu dalam maksud buruk. Tetapi ketika kamu bermain di NBA, kamu sangat membutuhkan tenaga. Ada 48 menit di setiap pertandingan dan selama 48 menit ia tidak meminum setetes air pun. Itu sangat-sangat fenomenal,” jelas Horry, pemain yang sepanjang karirnya tujuh kali menjadi juara NBA dan selalu mencari Hakeem setiap kali Hakeem datang ke Houston, Amerika Serikat (Hakeem sekarang tinggal di Yordania).

Setelah lama menetap di Yordania (dalam rangka memperdalam Islam), Hakeem mengatakan bahwa ia lebih senang berpuasa Ramadan di Amerika Serikat. Tantangannya lebih banyak.

“Jika ada orang yang makan dan minum di depanmu (saat kamu berpuasa), imanmu seharusnya semakin kuat. Itulah fungsi dari bulan Ramadan,” ujar Hakeem.

***

“Ketika awalnya tahu saya berpuasa, rekan-rekan satu tim dan pelatih saya khawatir,” kenang Abdul-Rauf.

“Tetapi ketika mengetahui bahwa statistik saya selalu meningkat di bulan Ramadan, mereka menunggu kapan Ramadan datang lagi.”

Foto: NBA

Komentar