IBL

Tim bola basket putra Indonesia akhirnya melakoni pertandingan perdana mereka di Asian Games 2018. Pada kesempatan itu, Indonesia harus bertemu Korea Selatan di GBK-Hall Basket, Senayan, Jakarta, Selasa 14 Agustus 2018. Sayangnya, Indonesia tidak mampu menahan gempuran lawan sehingga Korsel menang 104-65.

Ricardo Ratliffe, pemain naturalisasi Korsel, mencetak angka tertinggi sebanyak 30 poin dengan tambahan 19 rebound, 6 asis, dan 2 steal. Junbeom Jeon dan Sunhyung Kim menyumbang masing-masing 13 poin. Ung Heo dan Ilyoung Heo lalu sama-sama menambahkan 11 poin sementara Junghyun Lee memberi 10.

Di sisi lain, Indonesia bertumpu pada dua pemainnya: Andakara Prastawa dan Jamarr Johnson. Prastawa mencetak 20 sementara Johnson 16 poin plus 8 rebound. Namun, perolehan kedua orang itu saja tidaklah cukup untuk melawan Korsel.

Di kuarter pertama, misalnya, Korsel berhasil mengetip bola sehingga penguasaan awal berada pada mereka. Korsel pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk unggul 5-0 di dua menit pertama. Akan tetapi, Indonesia tidak tinggal diam sampai Xaverius Prawiro membalasnya lewat tripoin. Korsel yang tidak terima lantas membayarnya dengan hal yang sama. Mereka bahkan berhasil mengeksplorasi sisi pertahanan tuan rumah yang kosong untuk diterobos. Kepala Pelatih Fictor Roring pun terpaksa mengambil jeda (timeout) karena Indonesia tertinggal 6-12.

Setelah jeda, Indonesia tidak juga bisa menguasai pertandingan. Korsel terus unggul sampai peluit akhir kuarter pertama berbunyi. Mereka memimpin 28-18.

Di kuarter selanjutnya, Indonesia berusaha mengadang serangan Korsel sehingga mereka kesulitan mencetak angka di tiga menit awal. Korsel baru bisa memecah kebuntuan setelah Sunhyung Kim melesatkan tembakan dua angka di sisi kiri pertahanan Indonesia. Sejak itu, Korsel pun menemukan sentuhannya lagi untuk mencetak lebih banyak poin, sementara tuan rumah justru malah kalang kabut menghadapi serangan lawan yang mampu mengalirkan bola dengan baik.

Tim tamu pun menjauh 53-31 di paruh pertama (first half).

Di kuarter ketiga, Indonesia tampak semakin kesulitan menghadapi Korsel. Mereka bagai mendaki jalan terjal lantaran lawannya terus menunjukkan kualitas dengan melebarkan jarak skor 80-45. Sedikitnya jika dihitung, saat itu ada jarak 35 poin yang memisahkan tim juara dengan tuan rumah.

“Memang sangat sulit melawan Korea (Selatan) dengan adanya pemain segede itu,” ujar Fictor Roring berkomentar tentang pemain Korsel, Ricardo Ratliffe, seusai pertandingan.  

Dengan adanya pemain naturalisasi tersebut, sampai di kuarter akhir, Indonesia semakin sulit membendung Korsel terutama karena dua pemain besar mereka plus forwardanya harus keluar lebih dulu. Adhi Pratama, Arki Dikania Wisnu, dan Valentino Wuwungan diusir wasit setelah melakukan masing-masing lima kali pelanggaran. Fictor Roring pun melepaskan dua pemainnya yang belum sempat tampil, Sandy Febiansyakh dan Kevin Sitorus, ke lapangan. Namun, kehadiran mereka tidaklah mengubah apa pun. Korsel tetap unggul jauh 104-65 dan menutup pertandingan dengan kemenangan.

Pada pertandingan ini, Korsel bisa menang karena memiliki akurasi tembakan mencapai 59 persen. Persentase itu mereka dapat dari upaya memanfaatkan longgarnya pertahanan Indonesia dengan bermain di segala sisi, baik di area dekat ring maupun di belakang garis tripoin. Itu pun belum dihitung dengan pertahanan mereka yang ketat. Sedikitnya Korsel mencuri 15 bola sementara Indonesia mendapat 21 kali serangan balik dari kesalahannya (turnover). Korsel lalu memanfaatkan itu untuk mendulang 28 dari total 104 poin yang mereka dapat malam ini.

Kendati demikian, menurut Fictor Roring, kekalahan ini bukanlah hal mengejutkan. Ia sudah memprediksi ini sebelumnya terutama karena Korsel satu-dua kelas di atas mereka. Hal itu lalu diamini Andakara Prastawa yang juga berpikiran serupa.

“Seperti yang kami duga, mereka memang kuat. Mereka defending champion-nya dari Asian Games,” kata Prastawa. Ia juga mengaku pertandingan ini membuatnya menyadari ternyata Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama jika ingin lolos ke babak berikutnya. Karena dengan kekalahan ini, setidaknya Indonesia harus memenangkan dua pertandingan dengan banyak pembenahan.

Selanjutnya, mereka akan menghadapi Thailand (Senin, 20 Agustus 2018) dan Mongolia (Sabtu, 25 Agustus 2018) yang satu kelompok di Grup A.

Foto: Yoga Prakasita

Komentar