IBL

Seperti juga dalam sejarah-sejarah umat manusia, cerita hidup Chase Budinger memiliki pembabakannya sendiri. Karena setelah mencicipi NBA sebagai pemain profesional selama delapan tahun, kini ia punya hidup baru yang mesti dijalani. Budinger, bekas pemain NBA itu, tengah menikmati pekerjaan keduanya sebagai atlet multitalenta, yaitu bermain voli pantai.

Budinger—seperti diceritakan Drew Luiz, Hoops Hype—menyadari sesuatu yang berbeda ketika mengendarai sepedanya di Pantai Hermosa, California, Amerika Serikat. Dalam perjalanannya ke tempat latihan, seperti biasa, ia ingat bahwa dirinya kini bukanlah pemain NBA lagi.

“Saya memikirkannya tiap kali bersepeda ke tempat latihan,” kata Budinger, 30 tahun, seperti dikutip Mainbasket dari Hoops Hype. “Saya benar-benar menikmati hidup dan sangat menikmati kedua pekerjaan saya.”

Chase Budinger kala membela Houston Rockets di NBA. Foto: NBA

 

Budinger—sebelum menjadi atlet voli seperti sekarang ini—menghabiskan waktu selama tujuh tahun di NBA. Ia bermain untuk Houston Rockets (3 musim), Minnesota Timberwolves (3 musim), dan Indiana Pacers plus Phoenix Suns (1 musim). Setelah itu, ia tidak lagi memiliki tim di NBA karena Brooklyn Nets melepasnya pada 2016.

Ketika NBA tidak menginginkannya, ia pun melanglang buana ke negeri lain untuk mendapatkan kesempatan bermain yang lebih pantas. Ia bermain bersama Baskonia di Liga Spanyol selama satu musim (2016-2017) sebelum memutuskan untuk terjun ke olahraga lain: voli pantai.

Meski terkenal sebagai pemain NBA, pria asal Encinitas itu sebenarnya sudah tidak asing lagi dengan bola voli. Ia bahkan sempat menjadi bintang lapangan yang merengkuh gelar National Player of the Year 2006 kala membela nama sekolahnya di La Costa Canyon High School. Dengan tubuhnya yang jangkung, ia mampu memukul bola dengan keras melewati net.

“Saya besar, jadi kemampuan saya jelas memukul dan menyerang,” kata Budinger seperti dikutip Mainbasket dari Seattle Times. “Belakangan, semua orang mengatakan betapa hebatnya setting saya. Bagaimana saya mendapatkan bola dan mengamankannya. Saya mendapat pujian tinggi karenanya. Saya sangat baik dalam hal itu.”

Chase Budinger, bekas pemain NBA, kini beralih menjadi pemain voli di AVP. Foto: Sports Illustrated

 

Betapa pun hebatnya Budinger, peralihan ini tentu saja tidak mudah baginya. Ia yang biasanya bermain di lapangan dalam ruang kini harus berada di atas pasir. Ia berusaha beradaptasi lagi dengan lapangan pasir di pantai yang panasnya minta ampun. Namun, sedikit demi sedikit, katanya, ia bisa mengembalikan dirinya lagi ke lapangan di luar ruang sambil melatih lagi kemampuannya bermain voli.

Setelah merasa siap, pada Juni 2018 lalu, Budinger pun bermain bersama Sean Rosenthal—atlet Olimpiade berjuluk “Superman” karena lompatannya yang dahsyat—di AVP Seattle Open di Lake Sammamish State Park, Issaquah. Itu merupakan kompetisi kelima mereka sejauh ini, karena sebelumnya kedua pria ini sempat tampil juga di New York Open.

“Kami naik-turun,” ujar Rosenthal. “Di turnamen pertama, kami melawan beberapa pemain terbaik di dunia. Kami bermain kurang baik dan tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun, kami bermain baik di New York, dan membuktikan kepada orang-orang bahwa Chase bisa bermain di tingkat yang tinggi. Kami berada di jalur yang benar.”

Pada mulanya, orang-orang memang sempat meragukan Budinger tampil di AVP. Bagaimanapun, ia terkenal sebagai seorang atlet basket, dan peralihan ini membuat orang-orang tidak yakin kepadanya; kecuali Rosenthal—tentu saja.

Chase Budinger dan Sean Rosenthal berlatih voli di Pantai Hermosa. Foto: Beach Major Series

 

Rosenthal justru melihat potensi dalam diri Budinger. Ia bahkan menyebut peralihan dari NBA ke AVP merupakan masa yang bagus untuk rekan duetnya itu. Apalagi setelah bermain untuk Baskonia, Budinger merasa karirnya di basket selesai. Saat itulah Rosenthal—yang kebetulan membutuhkan rekan untuk bermain di AVP—mengajaknya untuk kembali bermain voli. Atlet Olimpiade itu menilai, Budinger memiliki tinggi badan yang istimewa lengkap dengan kemampuan yang ia inginkan.

“Saat itu, ia masih mencari lowongan pekerjaan basket di luar negeri. Kami pergi dan membicarakan tentang apa yang kami inginkan, dan lalu kami mulai berlatih,” kata Rosenthal lagi. “Ia memberi asis dengan baik, mengatur dengan baik, dan tidak pernah berhenti bermain voli.”

Ketika masih berkarir sebagai pebasket, Budinger memang masih sering bermain voli sebagai hobi. Dengan begitu, ia pun tidak serta merta kehilangan sentuhannya terhadap olahraga ini. Itulah yang membuat Rosenthal kemudian tidak pernah berlatih dengan orang lain kecuali Budinger.

Kini keduanya pun masih terus berlatih seiring kejuaraan-kejuaraan secara bergantian diselenggarakan. Budinger akan mengayuh sepedanya ke pantai menemui Rosenthal di sana untuk berlatih bersama. Dalam perjalanan, biasanya ia menyadari sesuatu yang berbeda. Ia ingat bahwa dirinya bukan lagi pemain NBA yang bermain di arena dalam ruangan melainkan AVP di pantai yang panas. Namun, ia tidak merasa khawatir karena ia senang-senang saja melakukannya. Ketika NBA kini tengah melupakannya, ia siap mengguncang AVP dengan semangat barunya.

Foto: NBA

Komentar