IBL

Tujuan besar timnas basket putri Jepang adalah memenangkan medali emas Olimpiade 2020 di Tokyo. Tapi sebelum itu, mereka membidik medali emas di Piala Dunia Basket 2018 di Tenerife, Spanyol, serta Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang bulan Agustus mendatang. Untuk itu, timnas Jepang sudah memulai pemusatan latihan dengan memanggil 52 pemain putri, minggu ini.

Menjadi juara di Olimpade 2020 di Tokyo menjadi impian besar timnas basket putri Jepang, meski sadar bahwa mereka kalah tinggi badan. Tetapi pemain Jepang punya keyakinan bahwa mereka mampu bermain cepat yang menjadi ciri khas permainan mereka. Beberapa tahun terakhir, menjadi contoh bahwa basket putri Jepang mampu bermain baik.

Pada tahun 2017, "Akatsuki Five", julukan tim basket Jepang, menyelesaikan tiga turnamen dengan prestasi gemilang. Mereka menjadi juara di FIBA Asia Cup 2017 (23-29 Juli 2017), lalu mendapatkan medali perak di Summer Universiade 2017 di Taiwan (20-29 Agustus 2017). Jepang juga berhasil finis di urutan keempat pada FIBA Under-19 Women's World Cup di Italia (22-30 Juli 2017).

Asosiasi Bola Basket Jepang (JBA) tidak melihat prestasi yang sudah dicapai tahun lalu, karena tujuan besarnya adalah Olimpiade. Mereka tetap mengambil langkah persiapan sejak dini. Di tahun ini, ada dua turnamen besar yang menjadi bidikan tim putri Jepang, yaitu Piala Dunia Basket 2018 di Tenerife, Spanyol (22-30 September 2018), serta Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang (18 Agustus - 2 September 2018).

Salah satunya langkah untuk persiapan yaitu dengan melakukan pemusatan latihan mulai minggu ini. Kepala Pelatih Timnas Putri Jepang, Tom Hovasse memanggil 52 pemain putri untuk mengikuti pemusatan latihan. Jumlah tersebut akan mengerucut menjadi 30 pemain jelang Asian Games nanti. Sebab akan ada dua tim yang disiapkan. Tim A, terdiri dari pemain elit Jepang akan dikirim ke Piala Dunia Basket Putri di Spanyol bulan September 2018. Sementara itu tim B yang sebagian besar berisi pemain muda disiapkan untuk berangkat ke Jakarta mengikuti Asian Games.

Seperti dilansir japantimes.co.jp, pelatih yang pernah bermain untuk Atlanta Hawks tahun 1994 tersebut mengatakan bahwa persaingan yang paling seru akan terjadi di tim B yang notabene pemain muda. Mereka akan bersaing memperebutkan tempat di tim A. Artinya, di Asian Games nanti, Jepang akan tampil habis-habisan.

"Kami memiliki pemain muda yang sedang naik daun dan veteran yang berpengalaman. Saya pikir, bola basket Jepang punya masa depan cerah dan mereka benar-benar mampu mewujudkannya," ungkap Hovasse yang ditunjuk sebagai kepala pelatih sejak tahun lalu.

Di Asian Games, Jepang menjadi juara dua kali yaitu tahun 1974 di Tehran, dan 1998 di Bangkok. Tetapi di tiga gelaran Asian Games terakhir yaitu Doha (2006), Guangzhou (2010) dan Incheon (2014), Jepang hanya mampu menduduki peringkat ketiga. Oleh sebab itu, mereka ingin merebut medali emas di Jakarta bulan Agustus mendatang.

Pada pemusatan latihan kali ini, Jepang juga memanggil Ramu Tokashiki. Lima kali MVP Women's Japanese Basketball League tersebut bermain untuk tim Jx-Eneos Sunflowers. Ia juga pernah bermain untuk Seattle Storm di WNBA sejak musim 2015. Pemain berusia 26 tahun itu berpendapat bahwa apa yang dilakukan Hovasse kali ini sangat berat. Ia diminta menghafalkan strategi dengan cepat untuk menguji kecedasan masing-masing pemain.

"Hovasse membuat tugas yang cukup sulit bagi kami. Tapi saya tahu, hasil dari pemusatan latihan ini benar-benar bagus. Pemain-pemain pilihan yang akan membela timnas Jepang," ucap forwarda yang memutuskan untuk berhenti dari Seattle Storm dan memilih tim nasional Jepang.

Beberapa uji coba juga sudah disiapkan sebelum berangkat ke Asian Games dan Piala Dunia. Pada bulan Juni mendatang, tim Jepang akan bertanding melawan timnas Taiwan. Kemudian mereka akan terbang ke Kanada untuk berlatih sekaligus uji tanding pada bulan Agustus.(*)

Foto: Kaz Nagatsuka (japantimes.co.jp)

Komentar