Lenny Wilkens, tiga kali dilantik ke dalam Naismith Memorial Basketball Hall of Fame dan orang kedua terakhir yang pernah menjabat sebagai pemain-pelatih di NBA, meninggal dunia pada hari Minggu (10/11) di usia 88 tahun. Seorang anggota Hall of Famer sebagai pemain dan pelatih NBA, Wilkens adalah All-Star 9 kali dan salah satu garda terbaik tahun 1960-an.

"Lenny Wilkens mewakili yang terbaik di NBA," ujar Komisioner NBA Adam Silver dalam sebuah pernyataan. "Namun, yang lebih mengesankan daripada prestasi basket Lenny, termasuk dua medali emas Olimpiade dan satu kejuaraan NBA, adalah komitmennya untuk mengabdi, terutama kepada komunitas Seattle yang dicintainya, di mana sebuah patung berdiri untuk menghormatinya. Ia telah memengaruhi kehidupan banyak anak muda serta generasi pemain dan pelatih yang menganggap Lenny bukan hanya rekan setim atau pelatih yang hebat, tetapi juga mentor luar biasa yang memimpin dengan integritas dan berkelas."

Lenny Wilkens dihormati dengan sebuah patung empat bulan lalu di Seattle, di luar Climate Pledge Arena, sebuah penghormatan tertinggi bagi kehebatan bola basket, dalam sebuah upacara yang dihadiri ratusan orang. Bongkahan perunggu itu menunjukkan Wilkens memegang bola basket di tangan kanannya. Sesuatu yang tidak biasa, karena ia kidal dan selalu menggiring bola ke arah itu, dan merupakan monumen bola basket pertama dalam bentuk apa pun di kota yang pernah menjadi markas SuperSonics.

Dianggap sebagai salah satu pemain dan pelatih terhebat dalam sejarah liga, Wilkens terpilih sembilan kali dalam All-Star dalam 15 musim, dengan rata-rata 16,5 poin dan 6,7 asis untuk tiga tim. Sebagai pemain bertahan yang tangguh dan bangga mampu mengunci guard terbaik lawan, Wilkens, di usia 36 tahun, mencatat rata-rata 1,3 steal per pertandingan untuk Cleveland Cavaliers pada tahun 1973 (tahun NBA mulai mencatat steal).

Wilkens tetap menjadi pelatih dengan jumlah kemenangan terbanyak ketiga dalam sejarah NBA, dengan raihan 1.332 kemenangan dalam 32 musim, dengan satu gelar juara saat melatih Seattle SuperSonics pada tahun 1979. Ia hanya tertinggal dari Gregg Popovich dan Don Nelson untuk jumlah kemenangan kepelatihan musim reguler terbanyak.

Wilkens terpilih menjadi tim peringatan 50 tahun NBA pada tahun 1996 dan tim peringatan 75 tahun pada tahun 2021. Ia juga dinobatkan sebagai pelatih 10 besar dan 15 besar sebagai bagian dari perayaan ulang tahun tersebut. Wilkens terpilih menjadi anggota James Naismith Memorial Basketball Hall of Fame sebagai pemain pada tahun 1989 dan sebagai pelatih pada tahun 1998, serta mendapatkan penghargaan atas medali emas yang diraihnya sebagai asisten pelatih Dream Team pada tahun 1992. Wilkens adalah pelatih Tim USA untuk Olimpiade 1996, dan memenangkan medali emas di Atlanta.

Wilkens adalah satu-satunya pemain-pelatih dalam sejarah NBA yang memegang peran ganda sekaligus untuk dua tim, untuk SuperSonics dari tahun 1969 hingga 1972 dan untuk Portland Trail Blazers pada tahun 1974-75. Hanya ada satu orang lain, Dave Cowens dari Boston Celtics, yang menjabat sebagai pemain-pelatih setelah Wilkens.

Wilkens telah mencapai semua itu selama lima dekade berkarier di NBA, meskipun ada prestasi basket lain yang selalu ia banggakan. Bersama beberapa pemain lainnya, ia adalah seorang pionir, salah satu pemain kulit hitam pertama yang menghadapi perubahan permainan dan sikap di tahun 1960-an.

Itulah sebabnya Wilkens, yang meninggal hari Minggu di Seattle pada usia 88 tahun, meninggalkan jejak dan warisan yang hanya sedikit orang bisa, atau yang akan pernah bisa melakukannya. (tor)

Foto: sportsnet.ca

Komentar