Limbo. Satria Muda Bandung dan Prawira Bandung. Salah satu dari dua tim yang menurut kami sedang ada di dalam limbo. 

Para peserta IBL All-Indonesian telah diumumkan. Sebanyak 13 tim ikut serta. Jumlah tim IBL adalah 14. Prawira Bandung tidak ada di dalam peserta IBL All-Indonesian. 

"Mana Prawira?" Pertanyaan bersama yang belum terjawab dalam dinamika Persib x Satria Muda beberapa hari terakhir. Bukankah sebagai tim peserta, Prawira wajib ikut serta di semua kegiatan IBL? Seperti tertuang di Peraturan Pelaksanaan (Aturan) IBL Bab II Pasal 2 ayat 13, “Klub IBL berkewajiban mengikuti musim Kompetisi Reguler hingga rangkaian Playoffs, Program All Star dan semua Program Jeda Musim lainnya yang ditetapkan oleh PT BBI.

Sementara sejauh ini, tidak ada pernyataan bahwa tim Prawira Bandung bubar atau hengkang dari IBL.

Tiga hari lalu, 4 Agustus, klub sepakbola Persib Bandung membeli Satria Muda dan akan memboyong tim basket Jakarta itu pindah ke Bandung. Mengganti namanya menjadi Satria Muda Bandung. Sebelumnya, Persib juga sudah memiliki Prawira Bandung. Aturannya, tak boleh ada dua tim IBL di dalam satu kepemilikan (PT). Begitu kata Direktur IBL Junas Miradiarsyah dalam wawancara dengan wartawan setelah konferensi pers IBL All-Indonesian, 6 Agustus.

Tak ada pernyataan jernih dan tegas mengenai status Prawira Bandung. Bubarkah? Mergerkah? Hiatuskah? Healing-kah? Tak ada. 

Sejujurnya, kami pun mempertanyakan status Satria Muda saat ini.

Setelah lisensinya dikembalikan kepada operator, atas dasar apa Satria Muda masih bisa ikut IBL?

Dalam rilisnya, pada alinea 3 dan 4, Persib mengatakan, "Kehadiran Satria Muda Bandung tak dimaksudkan untuk menggantikan atau meniadakan kontribusi klub-klub yang telah lebih dulu membesarkan basket Bandung, termasuk Prawira Bandung, yang telah menjadi simbol kebangkitan basket kota ini lewat gelar juara IBL 2023. Sebaliknya, langkah ini justru diharapkan akan memperkaya dinamika basket Bandung dan menciptakan peluang kolaborasi yang lebih luas dalam hal pembinaan, kompetisi, manajemen klub, serta keterlibatan komunitas.

Transformasi identitas dalam dunia olahraga sejatinya bukan hal baru. Bahkan Prawira sendiri telah melalui perjalanan panjang sejak era Hadtex Indosyntec (1991–1995), lalu Panasia Indosyntec, hingga menjadi Garuda Bandung, dan kini dikenal sebagai Prawira Bandung. Dalam konteks tersebut, kehadiran Satria Muda Bandung adalah kelanjutan dari tradisi perubahan positif, membawa warisan panjang dan semangat baru untuk masa depan basket Bandung."

Apa sebenarnya maksud dua paragraf tersebut? 

Ada beberapa kalimat samar yang mungkin bisa dijadikan petunjuk. "Kehadiran Satria Muda Bandung tak dimaksudkan untuk menggantikan atau meniadakan kontribusi klub-klub yang telah lebih dulu membesarkan basket Bandung, termasuk Prawira Bandung."

Kemudian, "Kehadiran Satria Muda Bandung adalah kelanjutan dari tradisi perubahan positif."

Samar. Tidak tegas.

Hilal kejelasan mulai tampak pada pemberitaan IBL, dua hari setelahnya, 6 Agustus. Dalam berita berjudul “Satria Muda Resmi Berpindah ke Bandung” di situs resminya, IBL memberikan gambaran yang sedikit lebih jelas. Walau belum terang sempurna.

"Di sisi lain, PT ISV yang sebelumnya memiliki lisensi dengan nama Klub Satria Muda Jakarta, dengan transaksi tersebut maka tidak lagi berkaitan dengan klub dan merek tersebut serta lisensi partisipasi kembali kepada PT Bola Basket Indonesia (PT BBI) selaku operator Indonesian Basketball League (IBL)."

Kalimat tersebut memberi kejelasan. Bahwa setelah dibeli oleh Persib, lisensi partisipasi Satria Muda dikembalikan lagi ke penyelenggara IBL. Ini senada dengan pernyataan Direktur IBL Junas Miradiarsyah saat berjumpa dengan rekan-rekan wartawan seusai konferensi pers IBL All-Indonesian, 6 Agustus, di Kemenpora.

Oleh karena sudah tidak punya lagi lisensi untuk ikut IBL, lalu, lisensi siapa yang dipakai Satria Muda Bandung untuk berpartisipasi di IBL? Khususnya All-Indonesian yang dimulai tanggal 16 Agustus nanti di GOR Manahan Solo.

Jawaban-jawaban atau beberapa kemungkinan atas situasi ini jauh lebih menarik. Kami mencoba mengurai beberapa kemungkinan.

Pertama, kemungkinan merger. Satria Muda bergabung dengan Prawira.

Sayangnya, langkah ini jelas tidak boleh. Melanggar Peraturan Pelaksanaan (Aturan) IBL Bab II Pasal 7 ayat 8. “Klub IBL tidak diperbolehkan bergabung (merger) dengan Klub sesama IBL. Klub IBL diizinkan untuk bergabung (merger) dengan klub yang bukan Klub IBL selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sebelum Musim Kompetisi IBL dimulai.

Kedua, Prawira ganti nama menjadi Satria Muda. Ini adalah alasan yang diungkapkan Junas Miradiarsyah saat menghadapi wartawan seusai konferensi pers IBL All-Indonesian. Mengganti nama ini dibolehkan oleh aturan IBL. 

Menurut Aturan IBL, Bab II Pasal 7 ayat 13, ada dua cara mengganti nama sebuah tim. Pertama secara bertahap dengan menggabungkan dua nama dulu. Baru kemudian mengganti total setelah dua tahun. Kedua, langsung ganti total, dengan membayar sejumlah uang kepada IBL. 

Klub IBL diizinkan untuk mengganti nama Klub selain nama sponsor dengan ketentuan sebagai berikut:

13.1 Klub IBL dapat mengganti nama secara bertahap dengan menggabungkan nama lama dan nama baru menjadi satu kesatuan nama Klub, selama 2 musim penyelenggaraan Musim Kompetisi IBL. Pada musim selanjutnya Klub sudah dapat menggunakan nama baru tanpa dibebani biaya administrasi.

13.2 Klub IBL dapat mengganti nama secara langsung dengan membayar biaya administrasi sebesar Rp. 250.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).

Apabila melihat bahwa Satria Muda adalah nama baru Prawira, maka sepertinya cara kedua yang ditempuh. Ganti nama total dengan membayar kepada IBL.

Sekilas cara ini betul. Sah. Namun ini bukan sekadar ganti nama. Satria Muda juga membawa histori mereka 12 kali juara dan ditonjolkan dalam pengumuman oleh Persib maupun Satria Muda. Hal ini senada dengan alinea terakhir rilis dari Persib yang berbunyi, "..manajemen menargetkan pencapaian prestisius: gelar juara ke-13 dalam sejarah klub, dan yang pertama bersama fans dari Bandung."

Selaras juga dengan rilis tim Satria Muda, "Berdiri sejak 1993 dan telah mengoleksi 12 gelar juara kasta tertinggi liga basket nasional, klub Satria Muda kini menetapkan Bandung, Jawa Barat sebagai basis baru operasional."

Masalahnya, jika mengganti nama dan nama pemilik lisensi, maka histori Prawira seharusnya tak serta-merta hilang. Demikianlah yang terjadi dengan nama baru Prawira yang selalu mengikutsertakan sejarah dalam setiap narasinya. Mulai dari nama Hadtex, Panasia, dan Garuda. Termasuk di dalamnya 1 kali juara IBL dan 2 kali juara Kobatama.

Namun angka-angka ini tidak ditambahkan di dalam rilisan Persib. Prawira disamarkan begitu saja. Padahal (sekali lagi) lisensi yang dipakai Satria Muda Bandung adalah milik Prawira Bandung. Oleh karena itu, jumlah juara yang digembar-gemborkan harusnya lebih dari 12. Apalagi di dalam 12 kali juara Satria Muda tersebut ada 1 kali juara di era Kobatama (1999). Prawira pernah 1 kali juara IBL dan 2 kali juara Kobatama.

Bila hanya mengganti nama, maka sejarah Prawira harusnya tak bisa lenyap. Karena awalnya, lisensinya milik Prawira. Sejarahnya ikut di dalamnya. Masalahnya (lagi) jika sejarah (juara) Prawira masuk ke dalam sejarah Satria Muda dengan 12 kali juaranya, maka kita bisa mendefinisikan hal yang terjadi adalah merger. Penggabungan dua klub. Sesuatu yang jelas terlarang oleh Aturan IBL.

Adakah alternatif mekanisme yang lain?

Ketiga, ini yang menurut kami paling masuk akal. Prawira dibubarkan. Namun seperti Aturan IBL, jika ada tim yang bubar, maka lisensinya pun dicabut. Kalau Prawira bubar, artinya Satria Muda tak punya lisensi apa-apa.

Nah, Satria Muda kemudian bisa mendaftar IBL sebagai klub baru. 

Lah, kalau klub baru, apakah sah atau nyambung dengan Satria Muda yang punya sejarah 12 gelar juara? Menurut kami sah-sah saja. Sebagai klub baru, Satria Muda Bandung juga akhirnya bersih dari sejarah Prawira. Sayangnya, bukan cara ini yang ditempuh. Kita tidak pernah mendengar bahwa Prawira dibubarkan. 

Bagi kami, dinamika seperti ini perlu dijelaskan dengan lugas dan gamblang. Apapun alasan pindahnya Satria Muda ke Bandung dengan cara bergabung dengan klub sepakbola Persib, kepatuhan terhadap aturan main tetap perlu.

Unggahan ini kami rasa perlu diutarakan. Semoga bisa menjadi sebuah sudut pandang atas dinamika yang terjadi. Sebuah PoV.

Besok-besok, bukan tidak mungkin orang-orang akan mulai tak acuh atas apa yang terjadi. Mulai penasaran, bagaimana akhirnya Yudha satu tim lagi dengan Abraham. Penasaran bagaimana rasanya mulai mendukung tim yang tadinya adalah musuh bebuyutan. Namun setidaknya, bagi yang benar-benar cinta kepada Prawira Bandung dan Satria Muda Jakarta, unggahan ini memberi PoV yang sedikit banyak mungkin bisa menjawab rasa penasaran.

Komentar