IBL

Playoff NBA telah memulai laga pertama pada putaran pertama ini. Tim-tim dengan keuntungan tuan rumah (home court advantage) nyaris saja melaju mulus andai saja Los Angeles Clippers dan Boston Celtics tidak kalah atas tamu-tamu mereka. Khusus untuk Clippers kekalahan bahkan jauh lebih menyakitkan. Mereka harus mengakhiri laga dengan kekalahan satu poin melalui buzzer beater oleh veteran Joe Johnson.

Dari beberapa kekuatan playoff musim ini Houston Rockets adalah salah satu tim yang menarik dibahas. Houston Rockets mulai resmi memakai nama ini sejak tahun 1971. Sebelumnya mereka bernama San Diego Rockets yang notabene sama-sama berada di negara bagian Texas.

Tim ini mengalami banyak sekali naik-turun dalam perkembangannya. Semuanya seiring dengan silih bergantinya pelatih dan pemain bintang mereka. Dimulai pada era Moses Malone yang kemudian bergerak di era Hakeem “The Dream” Olajuwon yang menghasilkan dua gelar juara beruntun pada musim 1994 dan juga 1995. Sempat menggantungkan asa kepada Scottie Pippen dan Charles Barkley yang mulai senja dan gagal berbuat banyak di Houston, mereka memulai era baru memasuki awal tahun 2000-an dengan mendapatkan Yao Ming dari draft serta tambahan Tracy McGrady serta Metta World Peace (Ron Artest).

Memasuki dekade baru, Rockets berhasil memberikan sedikit gebrakan setelah berhasil meraih 42 kali kemenangan dengan tanpa adanya satu pun pemain kaliber All Stars di tim mereka. Hingga akhirnya pada musim 2012-2013 mereka berhasil mendapatkan James Harden yang tampaknya sudah mulai gerah menjadi pemeran pembantu di Oklahoma City Thunder dan ingin memiliki menit bermain lebih banyak.

Tahun 2012 sendiri adalah tahun dimana Harden mendapatkan gelar Sixth Man of The Year sekaligus membawa pulang medali emas olimpiade bersama tim nasional AS di Olimpiade London. Bersama dengan Kevin McHale sebagai pelatih baru, Rocekts benar-benar mencanangkan kebangkitan kembali (Rebuild) dengan hanya menyisakan empat pemain dari musim sebelumnya.

Berhasil melaju ke playoff namun harus tersingkir oleh Thunder dalam enam laga membuat Rockets kembali membenahi skuatnya untuk musim depan. Dwight Howard dan Jeremy Lin pun mereka angkut ke Toyota Center untuk dipadukan dengan James Harden, Chandler Parsons dan Omer Asik.

Hasilnya cukup bagus dan bisa dianggap “lumayan”. Rockets berhasil menarik perhatian penikmat NBA. Tapi hasilnya tetap sama. Mereka kembali gugur di putaran pertama playoff setelah takluk oleh Portland Trail Blazers dalam enam pertandingan. Tembakan buzzer beater Damian Lillard kala itu mengakhiri musim Rockets.

Musim selanjutnya, Rockets yang merasa belum puas kemudian melepas Lin dan Parsons guna memasukan Trevor Ariza ke dalam kekuatan mereka. Tambahan itu pun cukup untuk membuat Rockets melaju hingga final Wilayah Barat. Prestasi ini diraih setelah 18 tahun tak pernah ada di sana. James Harden juga mengukuhkan dirinya sebagai calon MVP meskipun akhirnya harus finis sebagai runner-up.

Masa bulan madu bagi Rockets, Harden, Howard dan McHale harus berakhir pada musim selanjutnya. Setelah terseok di musim reguler dan melaju ke playoff sebagai peringkat delapan musim reguler, mereka kembali gugur di putaran pertama setelah takluk atas Warriors dalam lima laga. Di tengah musim McHale akhirnya dipecat. Di akhir musim Dwight Howard pun dilepas dan meninggalkan James Harden dan Trevor Ariza sebagai fondasi tim ini.

Keputusan manajemen Rockets berbuah manis musim ini. Penunjukan Mike D’Antoni sebagai pelatih serta perekrutan pemain-pemain senior yang cukup bagus namun terlupakan semacam, Nene, Eric Gordon, Ryan Anderson berhasil melengkapi kekosongan mesiu Rockets. Ditambah para pemain muda seperti Clint Capela, Sam Dekker dan Montrel Harrell, Rockets tampil cukup mengejutkan di awal musim.

Perubahan peran yang diberikan D’Antoni kepada Harden, berbuah cukup manis. Harden yang biasanya main sebagai shooting guard diplot menjadi point guard. Perubahan ini sejalan dengan gaya main D’Antoni yang gemar bermain cepat tapi mematikan, “run and gun”!

Strategi ini langsung terbukti dari rataan poin Rockets. Mereka menjadi terbaik kedua di Wilayah Barat di bawah Golden State Warriors. Dari sisi bertahan pun dengan masih adanya Patrick Beverly dan Trevor Ariza yang dikenal sebagai lockdown defender, Rockets tidak terlalu merasa khawatir kebobolan.

Satu lagi aspek yang perlu diperhatikan adalah penembak jitu tripoin mereka yang berlapis-lapis. Apalagi setelah penambahan Lou Williams di tengah musim, amunisi Rockets seolah tidak akan ada habisnya.

Harden, Gordon, Anderson, Beverly, Williams serta Dekker semuanya mampu dan cukup bagus dalam melakukan tripoin. Kalaupun tembakan tripoin meleset, mereka punya Nene dan Capela yang siap melakukan rebound di bawah ring. Musim ini, Rockets mencatatkan rekor spektakuler sebagai tim dengan percobaan dan bola masuk terbanyak dari tripoin: 3.306 percobaan dan 1.181 di antaranya masuk. Ini terbanyak dalam sejarah NBA.

Pemandangan seperti ini terjadi sepanjang musim reguler termasuk di pertandingan pertama playoff melawan Oklahoma City Thunder. Pick and roll Harden dan Capela menjadi taktik utama. Jika mendapat ruang, Harden akan menembak atau penetrasi yang berujung pada layup, dunk ataupun alley-oop kepada Capela. Selain itu beberapa kali skema screen yang membebaskan Beverly, Ariza atau bahkan Anderson untuk melakukan tripoin atau tembakan perimeter berhasil menjadi kunci serangan Rockets.

Dengan kedalam skuat macam ini, Rockets harusnya bisa melaju ke putaran kedua dengan maksimal kehilangan –mungkin- dua pertandingan saja. Tanpa meremehkan Thunder dengan Russell Westbrooknya, skuat mereka rasanya masih kurang untuk membendung Rockets.

Dan jika Thunder berhasil mereka lewati, San Antonio Spurs atau Memphis Grizzlies akan menjadi lawan mereka selanjutnya. Dari hasil pertandingan pertama kemarin, sepertinya masih sangat sulit bagi Grizzlies untuk membendung Spurs dengan pengalamannya.

Bila skenario ini benar terjadi, maka Rocketas akan bertemu dengan sandungan berat bernama Spurs guna menggapai tangga playoff yang lebih tinggi. Peluang masihh 50:50 bila Rockets berhadapan dengan Spurs.

Sebelum terlalu jauh. Mari nikmati pertempuran antara dua sahabat karib Harden dan Westbrook yang berhasil membawa tim mereka masing-masing sejauh ini, dengan pencapaian individu yang luar biasa!

Foto: USA Today

Komentar