IBL

Untuk menjadi kuat, sebuah tim butuh pemain-pemain terhebat. Segaris dengan kualitas, pemain-pemain hebat punya bayaran yang tinggi. NBA punya aturan batas pengeluaran tim untuk total bayaran pemain. 

Namanya salary cap. Tujuannya, agar pemain-pemain hebat nan mahal tidak berkumpul di satu tim saja. 

Tapi bagaimana kalau ada yang berani mengeluarkan uang berapapun (jor-joran) demi mengumpulkan pemain-pemain hebat nan mahal di dalam satu tim? Sementara di sisi lain, sangat-sangat mungkin, dengan racikan yang baik, tim dengan pemain-pemain semenjana dan harga gaji apa adanya, juga bisa meraih gelar juara? Sebagai catatan, Juara NBA 2025 Oklahoma City Thunder dan Finalis Indiana Pacers adalah dua tim di musim 2024-25 lalu yang beroperasi di bawah batas luxury tax.

Oleh karena itu, NBA akhirnya merestui tim yang ingin jor-joran.

Jor-joran dalam belanja pemain demi mengejar juara adalah sah-sah saja. Namun meskipun sah, NBA memberi "sanksi" bagi tim yang jor-joran. Boleh, tetapi dipersulit. Dalam bisnis tukar-menukar dan belanja pemain NBA, inilah yang dinamakan Luxury Tax, First Apron, dan Second Apron. 

Sementara bagi tim, jor-joran belanja pemain demi mengejar gelar juara adalah peluang sempit yang menggiurkan. Selama segala faktor tampak mendukung, maka pilihan jalur jor-joran sangat layak untuk diambil. Pil tablet bernama luxury tax, first apron dan second apron pun ditelan. Boston Celtics sukses juara dengan cara ini di 2023-24 (luxury tax). Namun ketika langkah ini dianggap tak lagi ada gunanya, maka tiga pil tablet tadi (khususnya first dan second apron) layak dimuntahkan. Itulah yang juga sedang terjadi dengan Boston Celtics menjelang musim 2025-26.

Sebelumnya, mari berkenalan dulu dengan istilah-istilah batas pengeluaran belanja pemain NBA dan turunan-turunannya.

Salary Cap:

Batas pengeluaran atau belanja pemain setiap tim NBA. Pada musim 2025-26 nanti, besarnya adalah sekitar 154,6 juta dolar. Naik 10 persen dari musim 2024-25. 

Luxury Tax:

Setiap tim masih boleh berbelanja pemain lebih dari batas salary cap, dengan beberapa syarat (kena aturan over the cap). Tetapi bila sudah menyentuh batas tertentu, maka mereka harus membayar luxury tax. Batas untuk mulai membayar luxury tax 2025-26 adalah total bayaran pemain di angka 187,9 juta dolar. Besaran dasar dari penalti luxury tax adalah 1 dolar untuk setiap kelebihan 1 dolar dari batas yang ditentukan. Besaran tersebut bisa berlipat lebih besar lagi ketika menyentuh angka kelebihan tertentu. Bisa mencapai 1,75 dolar per kelebihan 1 dolar dari batas yang ditentukan.

First Apron:

Kalau batas atas luxury tax sudah tembus, maka ada batas atas lagi yang namanya First Apron. Musim 2025-26, sebuah tim akan kena aturan first apron apabila pengeluaran pemainnya sudah melebihi angka 195,9 juta dolar. Tim yang menyentuh batas first apron tak hanya kena penalti berlipat dari luxury tax, tetapi ruang geraknya dalam mengutak-atik roster melalui mekanisme tukar-menukar pemain (trade) mulai ada batasan-batasan.

Second Apron:

Aturan ini mulai berlaku sejak 2024-25. Musim 2025-26, bila pengeluaran bayaran pemain sebuah tim sudah melebihi angka 207,8 juta dolar, maka ia akan kena aturan second apron. Selain luxury tax yang makin berlipat, ruang gerak untuk mengutak-atik roster melalui mekanisme trade pemain semakin-semakin terbatas dan sulit.

"Pembongkaran" Boston Celtics

Boston Celtics sukses menjadi juara NBA 2024 dengan cara jor-joran. Pengeluaran bayaran pemain mereka saat itu adalah 184,2 juta dolar. Sementara batas bawah luxury tax adalah 165,3 juta. Celtics saat itu harus membayar luxury tax sekitar 41,4 juta dolar. Mahal, tetapi juara!

Memasuki musim 2024-2025, ketika aturan second apron mulai berlaku, batas bawahnya adalah 188,9 juta dolar. Sementara pengeluaran bayaran pemain Celtics menyentuh angka 193,3 juta dolar. Celtics memasuki tahun pertama dengan status sebagai salah 1 dari 3 tim yang masuk wilayah second apron.

Melihat potensi dan perjalanan Celtics di 2024-25, status sebagai tim second apron terasa masih sepadan. Mereka punya potensi kuat mengulang gelar juara (back to back). Sampai kemudian petaka cedera menimpa Jayson Tatum.

Cedera Jayson Tatum dan proses pemulihan yang mungkin bisa berlangsung sepanjang musim 2025-26 membuat status berada di dalam second apron harus benar-benar dipertimbangkan. Tatum adalah keping penting untuk mengejar juara. Tanpa Tatum, akan sangat sulit bagi Celtics meraih prestasi terbaik. 

Kalau begitu, jika potensi prestasi di musim 2025-26 akan relatif sulit, sudah tak ada gunanya bagi Celtics untuk jor-joran lagi. Sebenarnya, bukan masalah uangnya. Tetapi masalah keterbatasan ruang gerak mengutak-atik roster akibat penalti-penalti second apron. Oleh karena itu, langkah "pembongkaran" tim adalah yang paling masuk akal bagi Celtics.

Jrue Holiday dan Kristaps Porzi??is dilepas. Melepas dua pemain ini saja langsung membuat Celtics keluar dari zona second apron. Menurut analis Spotrac Keith Smith, proyeksi pemotongan penalti luxury tax mereka pun bisa mencapai angka 196 juta dolar. 

Bila ingin lebih leluasa lagi dalam mengutak-atik roster, Celtics juga butuh untuk keluar dari zona first apron. Bukan hanya second apron. Rumor sempat beredar bahwa Jaylen Brown dan Derrick White mungkin akan dikorbankan juga untuk ini. Namun Manajer Umum Celtics Brad Stevens dalam jumpa pers di Draft NBA membantah rumor tersebut.

Setelah Jrue dan Kristaps, mungkin saja pembongkaran Celtics masih akan berlangsung. Siapa yang akan keluar, kita tunggu. Sekali lagi, ini bukan masalah duitnya. Tetapi masalah kebebasan. Keluar dari zona second apron memang akan melegakan. Baik secara finansial maupun eksplorasi roster. Walau tentu saja, dengan kembali mempertaruhkan prestasi di musim mendatang.(*)

Foto: nba.com

Komentar