IBL

Kentavious Caldwell-Pope masuk ruang ganti Denver Nuggets untuk merayakan pesta sampanye. Dia disambut oleh Aaron Gordon yang menari di sekelilingnya, serta berteriak, "two-times! two-times!". KCP memang satu-satunya pemain dalam roster Nuggets musim ini yang pernah mendapatkan gelar NBA sebelumnya. Dan, dia menggunakan cara yang unik untuk memotivasi pemain Nuggets lain selama Final NBA 2023. 

Pada 6 Juli 2022, Caldwell-Pope dan Ish Smith dikirim dari Washington Wizards ke Denver Nuggets sebagai ganti Monte Morris dan Will Barton. 10 hari setelahnya, Caldwell-Pope menandatangani perpanjangan kontrak dua tahun senilai 30 juta dolar Amerika dengan Nuggets. Ternyata kontrak tersebut bernilai besar untuknya, di mana KCP bisa mendapatkan cincin juara kedua sepanjang kariernya. 

Ada cerita unik selama Final NBA 2023 tentang Caldwell-Pope. Setelah memenangkan gim pertama di Denver, pemain berusia 30 tahun tersebut memakai cincin juara miliknya di ruang ganti. Cincin tersebut didapatkan dari Los Angeles Lakers yang menjadi juara NBA tahun 2020. Apa yang dilakukan KCP mengundang perhatian Michael Porter Jr..

"Dia (Michael Porter Jr.) melihat saya memakainya. Dia meminta izin untuk melihat dan mencobanya," kata KCP, kepada Denver Post. "Saya tida pernah membawa cincin ini selama musim reguler. Tetapi ketika sesuatu yang besar baru saja dimulai (Final NBA 2023), maka saya merasa butuh motivasi. Bukan hanya saya, mungkin cincin ini akan memberikan motivasi juga bagi rekan satu tim saya."

Ternyata apa yang dilakukan Caldwell-Pope ini mendapatkan perhatian dari pemain lain. Tapi mereka tidak seperti Michael Porter Jr., yang mencoba cincin tersebut. Nikola Jokic misalnya, malah tersenyum sembari mengatakan bahwa dia akan memakai miliknya sendiri. Motivasi dari KCP juga dirasakan oleh Ish Smith, yang ingin memiliki cincin juara bertuliskan namanya sendiri. 

"KCP seperti saudara laki-laki saya. Dia membawa energi dengan apa yang dilakukan di ruang ganti. Dia seorang juara. Dia memberikan kami kepercayaan diri. Saya sangat bangga bisa bermain dengannya," ujar Ish Smith memuji KCP. 

Kontribusi Caldwell-Pope turun di Final NBA. Dia rata-rata hanya mencetak 7,4 poin dalam lima pertandingan. Tetapi, KCP menjadi penentu di gim kelima, tepatnya di 30 detik tersisa. Dia mampu membaca gerakan Jimmy Butler dan mencuri bolanya untuk menyegel kemenangan dengan skor 90-89. Selama gim kelima ini, KCP juga berhasil menghalau dua tembakan Heat. Di akhir wawancara usai pertandingan, KCP diguyur bir oleh Nikola Jokic.

"Saya menjadi sangat emosional," kata Caldwell-Pope. "Saya ingin menangis. Saya ingin bahagia pada saat yang sama."

Untuk kedua kalinya dalam tiga tahun, pemain asli Georgia dan mantan pemain Universitas Georgia tersebut menjadi juara NBA. KCP masuk NBA setelah diambil oleh Detroit Piston dari Draft NBA 2013 sebagao pilihan kedelapan. Dia bermain untuk Universitas Georgia dari 2011-2013 di mana dia mendapatkan banyak penghargaan Pemain Terbaik SEC di musim 2012-2013. (*) 

Foto: gendelander.nl

Komentar