IBL

LeBron James berhasil memecahkan rekor poin terbanyak sepanjang masa, milik Kareem-Abdul Jabbar. Sebelumnya, Abdul-Jabbar menempati peringkat pertama jumlah poin sepanjang masa sejak tahun 1984, setelah melewati Wilt Chamberlain. Lalu muncul pertanyaan, kenapa LeBron James yang memecahkan rekor ini? bukannya Michael Jordan.

Kalau jawabannya tidak punya dasar atau alasan logis, maka yang muncul adalah perdebatan soal Greatest Of All Time (GOAT). Perdebatan ini tidak tidak jelas ujung-pangkalnya. Karena masing-masing pemain punya kelebihan dan kekurangan. Namun Sam Quinn dari CBS Sports mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan mencari data dan fakta yang lebih rasional.

Foto: The Sport Rush

Michael Jordan dan LeBron James merupakan dua pemain terhebat dalam sejarah NBA, khususnya dalam hal mencetak poin. Namun data statistik mencatat bahwa sebenarnya Jordan lebih "ganas" ketimbang LeBron. Karena dalam 15 musim di NBA, Jordan bisa mencetak rata-rata 30,1 poin per pertandingan. Sementara, LeBron kalau dihitung sampai musim ke-20 di NBA, catatannya adalah 27,2 poin per pertandingan. Pada musim terbaiknya, Jordan mencetak 37 poin per pertandingan, sedangkan catatan tertinggi satu musim untuk LeBron James adalah 31,4 poin per pertandingan. 

Jadi, kenapa bukan Michael Jordan yang memecahkan rekor Kareem Abdul-Jabbar? Menurut Sam Quinn, ada empat faktor. Berikut rinciannya:

1. Masa Aktif Sebagai Pemain

Masa aktif sebagai pemain NBA ini berkaitan erat dengan usia emas pemain. Michael Jordan memulai debutnya di usia 21 tahun. Dia bermain 15 musim. Tapi dari 15 musim tersebut, ada dua musim di mana dia bermain untuk Washington Wizards, yang notabene sudah lewat dari masa keemasannya. Jordan juga sempat menyatakan pensiun di pertengahan karirnya. Sebaliknya, LeBron James mengawali karier sebagai pemain NBA di usia 18 tahun. Kini LeBron sudah bermain di musim ke-20, dan sama sekali tidak pernah istirahat dari liga. Memulai karier lebih awal, dan masa aktif yang lebih lama, membuat LeBron James mampu memecahkan rekor Kareem Abdul-Jabbar. 

2. Tripoin

Michael Jordan bermain sebelum era tripoin. Ini sangat jelas terlihat dari data yang disajikan Sam Quinn. Jordan hanya membuat 581 tembakan tripoin sepanjang kariernya. Sedangkan LeBron, sudah mencetak 621 tripoin sejak dirinya berseragam Los Angeles Lakers hingga memecahkan rekor Abdul-Jabbar. Meski data lain menyebutkan bahwa selisih akurasi tembakan tripoin kedua pemain sangat tipis. LeBron membuat 34,4 persen tripoin, dan Michael Jordan 32,7 persen. LeBron jelas lebih berpeluang untuk menyusul Abdul-Jabbar karena sejauh ini sudah mencetak 4,968 poin lebih banyak dari belakang busur, ketimbang Jordan. 

Tapi ada juga data yang menarik untuk disimak. Antara tahun 1994 hingga 1997, Michael Jordan mencetak persentase tripoin sebesar 40,4 persen dengan rata-rata 3,1 percobaan tembakan per pertandingan. Ternyata pada masa itu, NBA membuat garis tripoin lebih pendek dari biasanya. Jordan memang bukan seorang penembak jarak jauh yang akurat, tetapi kalau dia punya kesempatan untuk menembak, maka dia bisa melakukannya dengan baik. 

Foto: CNN

3. Gaya Permainan

Gaya permainan NBA dulu lebih lambat, dan sekarang lebih cepat. Itulah yang membuat LeBron James mampu memecahkan rekor Abdul-Jabbar. Apakah memang demikian? 

Untuk menjelaskan faktor ketiga ini, Quinn membongkar data di basketball-reference.com. Hasilnya cukup mengejutkan. Pada musim 1984-1985, saat Jordan masuk NBA, rata-rata tim menghasilkan 107,6 poin per 100 possession. Sementara saat LeBron bermain di tahun pertamanya, rata-rata poin tim NBA adalah 103,6 poin per 100 possession. Data yang lebih mengejutkan lagi, bahwa di tahun pertama Jordan tampil, kecepatan rata-rata pemain NBA adalah 102,1 possession per tim. Sedangkan saat LeBron tampil pertama kali adalah 91 possession per tim. 

Data ini tidak muncul begitu saja, karena pada saat Michael Jordan masuk NBA, liga saat itu seakan menjadi milik Magic Johnson dan Larry Bird. Keduanya adalah raja-raja fast-break NBA. Jadi wajar kalau permainan NBA jaman dulu lebih cepat. Sebaliknya, saat LeBron pertama kali masuk NBA, juara liga kala itu adalah Detroit Pistons. Tim ini berhasil memenangkan NBA dengan cara menekan possession lawan. Sering kali lawan Pistons di era tersebut hanya mampu mencetak poin di bawah 80 poin. 

Menurut Quinn, kuncinya bukanlah dari cepat atau lambatnya pertandingan. Melainkan gaya bermain yang sedang tren di masing-masing era. LeBron James bisa mencetak poin dengan lebih santai, dan tidak perlu mendominasi serangan. Dia cukup melakukan tugasnya dengan baik, sebagai eksekutor, atau ketika berperan sebagai fasilitator. Sementara Michael Jordan dengan kelincahan tubuhnya, mungkin tidak akan betah bermain di era LeBron James. Karena Jordan sendiri mampu menguasai lapangan, dan mencetak poin dengan situasi yang dia buat sendiri. 

Foto: Artforum

4. Phil Jackson

Muncul nama Phil Jackson sebagai faktor keempat dari ulasan Sam Quinn, tentang alasan Michael Jordan tidak jadi pencetak poin terbanyak. Ada banyak cerita menarik soal Michael Jordan dan Dean Smith. Salah satunya menyatakan bahwa Smith, pelatih tim Universitas North Carolina tersebut adalah satu-satunya orang yang bisa menahan Jordan tidak mencetak lebih dari 20 poin. Karena Smith ingin Jordan melibatkan rekan-rekannya sebagai sebuah tim.

Pada saat Phil Jackson menangani Chicago Bulls di tahun 1990, dia mencoba untuk menerapkan strategi Dean Smith. Tujuannya untuk "mengendalikan" keganasan Jordan yang saat itu dikenal sebagai monster poin. Sebab Jordan bisa mencetak rata-rata 35 poin per pertandingan. Phil Jackson akhirnya menggunakan pendekatan yang sama dengan Dean Smith. Dia menantang Jordan untuk tidak memenangkan gelar top skor, melainkan gelar juara liga. Phil Jackson ingin agar Michael Jordan melibatkan rekan-rekan lainnya dalam permainan. Di bawah asuhan Phil Jackson, rata-rata poin Michael Jordan turun di kisaran 32 poin per pertandingan. Tapi dia memenangkan enam gelar juara NBA.

Mungkin cerita seperti di atas, tidak ditemukan dalam kisah perjalanan karier LeBron James. Sehingga LeBron bisa melakukan apa saja sesuka hatinya. Selama dia kuat, maka LeBron akan mencetak poin yang banyak. Tapi ketika merasa tidak mampu, LeBron memberikan kesempatan pada rekannya. Inilah beberapa alasan kenapa LeBron James bisa memecahkan rekor Kareem Abdul-Jabbar, bukan Michael Jordan. (*) 

Foto: nine.com.au

 

Komentar