IBL

Pada 11 November 2022, situs berita sneakernews.com mengabarkan bahwa AVIA kembali meluncurkan sepatu basket dengan model lama alias retro. Kebangkitan AVIA membuat para sneakerhead gembira. Karena mereka bakal bisa memiliki sepatu basket yang pernah tenar di era 80-an. Fakta lain menyebutkan bahwa AVIA paling sering berseteru dengan merek-merek lain soal hak cipta.

Sejarahnya, AVIA merupakan perusahaan alas kaki dan pakaian yang berdiri tahun 1979 oleh Jerry Stubblefield di Oregon, Amerika Serikat. Mereka membuat apparel olahraga lari, yoga, basket, dan beberapa cabang olahraga lain. AVIA adalah anak perusahaan dari Sequential Brand Group sejak 2014, yang membuat mereka bisa bangkit lagi. Namun kali ini kita membahas soal sepatu basket yang diproduksi oleh AVIA. 

43 tahun yang lalu, AVIA menguasai pasar sepatu basket di NBA. Dua siluet yang ikonik saat itu adalah 880 dan 830. Cakar AVIA di ranah NBA semakin kuat setelah sepatu mereka dikenakan oleh bintang-bintang ternama seperti Clyde "The Glide" Drexler, John Stockton, John Salley, AC Green, dan yang paling terkenal adalah Scottie Pippen. 

Sebagai gambaran kualitas produk AVIA, mereka membuat sepatu yang sangat mirip dengan Nike, dalam hal kenyamanan. Dalam situs zappos.com dijelaskan bahwa produk AVIA punya penyangga lengkung di bagian bawah yang lebih baik dan lebih kokoh dari Nike. Sehingga produk-produk AVIA diyakini lebih awet dibanding Nike. Sepatu-sepatu AVIA dikembangkan oleh Jerry Trubblefield sebagai pendiri perusahaan, bersama putranya, Don Stubblefield. Tandem ayah dan anak ini telah melahirkan sol "Cantilever" yang banyak ditiru merek-merek ternama hingga sekarang. Akhirnya AVIA diakuisisi Reebok pada tahun 1987 yang membuat mereka mengalami penurunan. 

Penyebab kehancuran AVIA adalah perseteruan hak cipta. Pada tahun 1991, Avia mengajukan gugatan terhadap Nike. Menuduh merek tersebut sudah melanggar hak cipta untuk sepatu lari dan basket Nike Air 180 dan Air Force 180. Avia menuduh Nike membajak teknologi "Cantilever", yang menggunakan bantalan untuk meredam guncangan dan stabilitas. Perusahaan berpendapat bahwa teknologi tersebut telah menjadi dasar produknya sejak Avia didirikan pada tahun 1980. Avia memperluas gugatan tersebut pada Januari 1992, dan diselesaikan pada Desember 1992.

Sayangnya saat AVIA sibuk dengan gugatan tersebut, Nike sudah jauh meninggalkan mereka dalam menguasai pasar olahraga. Di ranah NBA, Nike malah sudah merajai dengan sepatu Nike Air Jordan. Sementara AVIA tenggelam, dan sulit mengejar Nike. 

Setelah kasus tersebut, AVIA seperti hilang dari peredaran. Mereka bahkan sudah dilupakan oleh para sneakerhead. Namun pada tahun 2018, tiba-tiba mereka muncul lagi. AVIA seperti memberi sinyal kepada para penggemar sepatu bahwa mereka masih ada. Bedanya, kali ini mereka tidak muncul dengan karya. Lagi-lagi AVIA harus menghadapi perseteruan hak cipta. Lawannya kali ini tidak main-main, AVIA harus mempertahankan hak ciptanya dari mereka Luis Vuitton dan mendiang Virgil Abloh. 

Perbandingan sneakers LV karya Virgil Abloh dan AVIA 880. Foto: sneakersnews.com

Awalnya Abloh berpikir bahwa tren sneaker dunia bergeser pada gaya retro. Dia akhirnya merancang sepatu klasik dengan potongan tinggi di bagian mata kaki. Desain tersebut akhirnya diproduksi oleh Louis Vuitton, yang diberi nama LV Trainer Sneaker Boot Virgil Abloh. Muncul pertama kali di runway Paris Fashion Week 2018, serta mendapatkan pengakuan dari Kanye West, sebagai desain sepatu terbaik saat itu. Namun sebelum sepatu tersebut meluncur ke pasaran, LV dan mendiang Abloh harus berhadapan dengan AVIA. 

Gugatan tersebut tidak memberikan dampak apa-apa bagi perusahaan LV. Justru AVIA yang akhirnya menyadari bahwa mereka harus bangkit lagi. Mereka tidak bisa terus bersembunyi dan hanya melihat merek-merek lain membuat sepatu, dan AVIA yang mencari-cari kesalahan. Dengan dasar pemikiran tersebut, AVIA memutuskan untuk kembali bersaing di pasar sneaker dengan dua model ikonik miliknya. 

Menurut Jovani Hernandez dari sneakernews.com, dua model sepatu AVIA yaitu 880 dan 830 akan diluncurkan pada bulan Januari 2023. AVIA ingin memberikan nostalgia bagi anak basket di masa lalu, serta ikut meramaikan pasar sneaker retro di dunia. Tetapi yang tidak berubah dari AVIA adalah mereka sangat detail dalam pemilihan bahan dan pengerjaan sepatu. Sehingga jangan heran kalau sulit mendapatkan sepatu ini, karena AVIA lebih mengutamakan kualitas dibanding kuantitas. (*)

Foto: sneakernews.com

Komentar