IBL

Carmelo Anthony sudah bermain di NBA sejak tahun 2003. Dia menjalani pasang-surut dalam perjalanan karirnya. Termasuk ketika dia meninggalkan Denver Nuggets tahun 2009. Semua orang berpikiran bahwa Melo meninggalkan Nuggets. Namun setelah 10 tahun, Melo akhirnya membongkar rahasia. Dia sebenarnya tidak ingin pergi dari Nuggets.

Nuggets ibarat cinta pertama Melo. Nuggets mengambilnya dari NBA Draft 2003 sebagai pemain pilihan ketiga, setelah LeBron James dan Darko Milicic. Sejak Melo bergabung, Nuggets selalu lolos ke playoff, namun kalah di putaran pertama. Kemudian puncaknya, mereka bisa mencapai final Wilayah Barat di tahun 2009.

Saat itu, Nuggets benar-benar perkasa. Mereka mencetak rekor 54-28 di musim reguler dan menempati peringkat kedua klasemen Wilayah Barat. Di playoff putaran pertama, Nuggets menang 4-1 dari New Orleans Hornets. Kemudian di putaran kedua mengalahkan Dallas Mavericks juga dengan keunggulan 4-1. Mereka bertemu Los Angeles Lakers di final Wilayah Barat, yang pada akhirnya menjadi juara NBA 2009.

Drama Melo dan Nuggets dimulai setelah mereka kalah dari Lakers (2-4) di final Wilayah Barat. Awalnya Melo mengira bahwa manajemen Nuggets puas dengan kinerja tim ini. Terutama karena mereka punya roster yang mumpuni seperti Chauncey Billups, J.R. Smith, Kenyon Martin, Nene, dan sederet pemain berkualitas pada masanya. Ternyata perkiraan Melo salah. Manajemen Nuggets memilih untuk membongkat tim tersebut.

"Bertentangan dengan apa yang diyakini semua orang. Saya tidak ingin meninggalkan Denver. Ini saya rahasiakan. Tapi sepertinya semua orang menyalahkan saya dengan apa yang terjadi di Nuggets tahun 2009," kata Melo, dikutip dari NBC Sports.

(Sumber foto: Denver Stiffs)

Semua orang mengira bahwa Melo pergi dari Nuggets setelah kegagalan timnya menembus Final NBA 2009. Mereka mengira kalau Melo yang meminta pindah ke New York Knicks untuk mendapatkan peluang lebih besar memenangkan gelar. Tapi semua itu salah. Melo masih mencintai Nuggets, namun timnya memilih strategi yang berbeda.

"Ketika kami bisa mencapai Final Wilayah Barat tahun 2009, maka saya yakin tim ini punya potensi besar di masa depan. Seharusnya, dan yang saya kira, Nuggets akan menambal kekurangan tim. Memperbaiki kesalahan dan kembali bersaing di musim berikutnya," kisahnya.

"Tapi apa yang dilakukan justru tidak seperti itu. Mereka (manajemen Nuggets) mengacaukan semuanya. Mereka memilih untuk membangun ulang tim ini. Meski saya tidak masuk dalam daftar penjualan saat itu, tapi dengan membangun ulang tim, saya rasa bukan langkah yang bagus. Maka dari itu, saya memilih pergi."

Gelagat bahwa Nuggets akan membangun ulang timnya dimulai dari melepas Dahntay Jones. Melo menganggap langkah tersebut sudah tidak bagus. Jones merupakan salah satu pemain kunci Nuggets saat itu. Setelah itu, Melo mendengar kabar kalau manajemen tidak akan memperpanjang kontrak Chauncey Billups. Lalu pikiran Melo semakin kacau setelah J.R. Smith juga dilepas ke tim lain. Semua itu membuat pikiran Melo kacau.

"Jadi saat itu, saya merasa tidak akan memperbaiki kesalahan. Tapi kami akan membangun tim baru, setelah final wilayah. Kami seharusnya tidak melakukan itu. Saya tidak mau itu, maka sudah saatnya saya pergi ke tim lain," ungkap Melo.

Selama dua musim (2009-2010 dan 2010-2011), Melo dilanda kebimbangan. Apa yang ditakutkan Melo jadi kenyataan. Nuggets gagal lagi di putaran pertama playoff dua tahun berturut-turut. Akhirnya pada 22 Februari 2011, Melo dan Billups dikirim ke New York Knicks, lewat kesepakatan yang melibatkan tiga tim termasuk Minnesota Timberwolves. Dari sini babak baru dari karir Melo dimulai.

Sekarang Melo akan menyambut musim baru bersama Los Angeles Lakers, dan bermain bersama LeBron James. Dia tidak berharap terlalu besar di masa-masa akhir perjalanan karirnya. Melo kini hanya ingin bermain basket dan memberi kontribusi sebaik mungkin untuk timnya. Tapi dia tidak akan melupakan cinta pertamanya, yaitu Denver Nuggets. (tor)

Foto: Wine Spectator

 

Komentar