IBL

Apa yang dilakukan DBL Indonesia dalam menyelenggarakan liga pelajarnya patut ditiru. Ternyata mereka tak sekedar menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat saat penyelenggaraan kompetisi. Selepas itu, ternyata DBL Indonesia masih melakukan pemantauan dan survei terhadap kondisi para peserta.

Dalam rilisnya, DBL Indonesia baru saja kembali ke Nusa Tenggara Barat (NTB). Di sana mereka menemui sejumlah regulator, termasuk para pimpinan daerah. Kedatangan DBL Indonesia itu untuk melaporkan monitoring pasca penyelenggaraan DBL 2021 West Nusa Tenggara Series. Monitoring terhadap peserta untuk memastikan mereka aman dari paparan Covid-19 pasca event.

Monitoring sengaja dilakukan 14 hari pasca penyelenggaran event. Ini mengacu pada masa inkubasi Covid-19 sesuai petunjuk WHO, yang umumnya 1-14 hari. Sepanjang kurun waktu itu, DBL Indonesia aktif menjalin komunikasi dengan para partisipan. Mulai dari pemain basket, ofisial tim, peserta dance, hingga perangkat pertandingan. Langkah ini diambil untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka setelah berpartisipasi pada DBL 2021 Seri NTB.

Dalam proses komunikasi itu, DBL juga menyebar survei. Selain untuk memastikan kondisi para peserta, survei itu sekaligus untuk melihat perubahan perilaku terkait penerapan prokes dalam keseharian mereka. Salah satu catatan penting dari hasil survei DBL 2021 Seri NTB adalah 94,4 persen peserta yang terlibat kini lebih memiliki pemahaman atau bahkan perubahan perilaku terkait penerapan prokes dalam keseharian mereka.

Langkah inilah yang mendapatkan apresiasi dari pimpinan daerah di NTB. Kapolda NTB Irjen Pol M. Iqbal mengapresiasi ide serta komitmen penyelenggara dalam menerapkan prokes dengan ketat selama pelaksanaan. Termasuk, inisiatif dari DBL Indonesia untuk melakukan monitoring terhadap para partisipan yang terlibat pasca kegiatan.

Jenderal bintang dua ini juga menyebut terselenggaranya DBL tak hanya mampu mewujudkan kembali mimpi para pelajar dan menjadi pioner event olahraga, tapi juga menjadi contoh sekaligus stimulan yang baik bagi masyarakat dalam membiasakan diri menerapkan protokol kesehatan. "Tak hanya saat event DBL, tapi dalam keseharian mereka pula," ujar pria yang cukup lama menjabat sebagai Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Mabes Polri itu.

Iqbal menyebut apa yang sudah dilakukan DBL sangat luar biasa. "Apresiasi sebesar-besarnya kami sampaikan atas inisiatif rekan-rekan DBL Indonesia. Tak salah kalau sejak awal kami dari Kepolisian Daerah NTB sangat mendukung kegiatan (DBL) ini. Karena bagaimanapun juga, kita harus berani memulai menggalakkan kegiatan olahraga. Namun tetap menerapkan protokol kesehatan ketat seperti DBL ini,” papar Iqbal.

Sementara itu, student athlete dari SMAN 2 Mataram I Gede Suananda Prasada Putra mengatakan, setelah mengikuti DBL ia jadi lebih terbiasa menerapkan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). ”Setelah DBL, saya menjadi lebih sering untuk membawa hand sanitizer, dan lebih sering untuk mencuci tangan,” tutur I Gede Suananda Prasada Putra, student athlete SMAN 2 Mataram.

Sementara itu, Desin N, pemain tim putri SMAN 1 Dompu mengaku memiliki kesadaran yang lebih dalam bermasker. ”Awalnya sering lalai dengan melepas atau malah tidak memakai masker sama sekali. Sekarang, saya sudah terbiasa menggunakan masker ketika berada di tempat umum,” ujarnya.

Hasil monitoring pasca event juga disampaikan DBL pada sejumlah regulator di NTB. Di antaranya, Dr. H. Aidy Furqan, S.Pd.,M.Pd (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB), Alvin Loe (Ketua Umum Pengprov Perbasi NTB), serta Kombes Pol Heri Wahyudi, S.I.K. (Kapolresta Mataram).


Senior Manager Corporate Communication DBL Indonesia Roky Maqbal (kiri) bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Aidy Furqan.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Aidy Furqan menyampaikan terima kasih serta apresiasinya pada DBL Indonesia yang telah menyelenggarakan DBL 2021 Seri NTB dengan prokes ketat.

"Terbukti penyelenggaraan DBL selain memberi ajang bagi anak-didik kami untuk berkesempatan berkompetisi kala pandemi, juga menjadi ajang pembelajaran bagi peserta yang terlibat untuk menerapkan kebiasaan 3M dalam keseharian mereka,” ujar Aidy Furqan.(*)

Foto: DBL Indonesia

Komentar