IBL

Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta membuktikan diri sebagai tim papan atas IBL 2016. Mereka menang 56-35 atas JNE Bandung Utama di C-Tra Arena, Bandung, Sabtu (2 April 2016). Kemenangan Pelita Jaya membuat agregat kedua tim menjadi sama kuat (1-1). Sebab pada pertemuan sebelumnya, Pelita Jaya kalah 51-57, di Seri 1 Jakarta.

Pelita Jaya melesat dengan skor 18-7 di kuarter pertama. Sebaliknya lawan tak berkembang, meski tampil di kandang sendiri dan mendapat dukungan penuh dari fans setianya. Skor 34-12 menutup kuarter kedua bagi keunggulan Pelita Jaya.

Namun nampaknya Ponsianus "Komink" Nyoman Indrawan dan kawan-kawan melemah di kuarter ketiga. Meski begitu mereka berhasil menjaga keungulan dengan skor 44-22 di akhir kuarter ini.

Penonton yang hadir di C-Tra Arena disuguhi aksi pemain veteran Pelita Jaya, Andy "Batam" Poedjakesuma yang hanya diturunkan di kuarter terakhir. Berkat penampilan impresifnya, Batam pun mendapat applause dari penonton. Turun dengan minute play sembilan menit 19 detik, Batam mencetak delapan poin. Pelita Jaya akhirnya mampu menutup laga dengan kemenangan, 56-35. Brandon Jawato tampil sebagai top skor lewat sumbangan 12 poin.

"Saya sangat senang bisa merasakan kembali kemenangan di tempat ini (C-Tra Arena), sekaligus berhasil revans atas Pelita Jaya. Selain itu, saya juga senang dengan atmosfer yang dibawa oleh penonton," ujar coach Benji, sapaan akrab kepala pelatih Pelita Jaya, Benjamin Alvarezsipin III. "Batam itu seperti Paul Pierce (pemain NBA). Ia memiliki kematangan dan sikap professional yang sangat baik, meskipun usia dia sudah tidak muda lagi. Ia tampil cukup baik pada pertandingan kali ini, dan saya memang sangat butuh peran pemain seperti dia."

"Pertandingan ini merupakan ujian yang sulit bagi kami. Yang jelas, saya bersyukur bisa bermain di liga yang bagus seperti IBL ini, sehingga kami bisa banyak mengambil pelajaran berharga. Kami harus terus bekerja keras hingga seri terakhir untuk meraih tempat di babak play-off," kata kepala pelatih Bandung Utama, Octaviarro Romely Tamtelahitu.

Foto : Dokumentasi IBL

Komentar