IBL

Satu dekade berlalu. Masa 2010-an sebentar lagi berakhir karena 2020 akan segera tiba dalam hitungan hari. Associated Press (AP) pun tidak mau melewatkan periode itu tanpa memberikan sesuatu. Mereka menobatkan beberapa atlet dengan gelar-gelar bergengsi.

AP, salah satunya, menobatkan LeBron James sebagai AP Male Athlete of Decade pada Minggu, 29 Desember 2019 waktu setempat—sehari sebelum ulang tahun Sang Pemain. Ia mengalahkan atlet-atlet sekelas Tom Brady (sepak bola amerika), Usain Bolt (sprinter), Lionel Messi (sepak bola), dan Michael Phelps (renang). Kemudian, bergabung dengan peraih AP Male Athlete of Decade pada dekade sebelumnya, seperti: Tiger Woods (golf), Wayne Gretzky (hoki es), dan Arnold Palmer (golf).

AP menganggapnya James layak menjadi atlet terbaik pada dekade ini karena pencapaiannya selama 10 tahun ke belakang. Pada 2010, misalnya, Sang Raja membuat keputusan tidak populer dengan pindah dari Cleveland Cavaliers ke Miami Heat. Namun, keputusan itu berbuah baik. Setidaknya untuk dirinya sendiri. Setelah tanpa gelar juara sejak masuk ke NBA pada 2003, Sang Raja akhirnya berhasil naik ke podium tertinggi. Ia menjadi juara bersama Heat pada 2012.

Setelah itu, James menyabet satu gelar lagi bersama Heat pada 2013. Ia dan kawan-kawannya berhasil mengalahkan San Antonio Spurs. Gelar juara itu menjadi gelar penutup James bersama Heat. Sebab, pada 2014, ia memutuskan kembali membela Cavaliers. James merasa punya urusan yang belum selesai bersama tim asal Cleveland itu, yaitu menjadi juara.

Pada musim pertama sejak kembali ke kampung halaman, James rupanya gagal menyabet gelar juara. Timnya kalah dari Golden State Warriors yang baru saja memulai dinastinya saat itu. Namun, Cleveland tidak tinggal diam. James dkk. bangkit pada musim berikutnya dan menyabet gelar juara pertama kali untuk Cavaliers.

Dua musim setelah juara, Cavaliers sebenarnya masuk ke final terus. Namun, selalu tumbang oleh Warriors. James pun memutuskan untuk meninggalkan tim yang sudah membesarkannya sekali lagi. Mengingat urusannya juga sudah selesai di sana. Ia telah membantu Cavaliers menjadi juara.

Dengan alasan keluarga, James kemudian pindah ke Los Angeles. Ia sepakat meneken kontrak bersama Lakers. Pada 2019, James resmi menjadi milih tim yang identik dengan warna ungu-emas itu.

Saat ini, James tengah berupaya mendorong Lakers untuk menembus playoff, bahkan juara. Mereka sudah absen di babak pascamusim reguler sejak 2013, termasuk 2018-2019 saat James baru bergabung. Oleh karena itu, pemain yang kini berusia 35 itu sangat menggebu-gebu untuk memberi yang terbaik kepada timnya. Ia bahkan tidak mau mengatur beban kerja yang terkenal dengan sebutan load management meski kondisinya kadang tidak stabil.

Dedikasi sejauh ini berbuah manis. Lakers berada di puncak klasemen sementara Wilayah Barat. Mereka berada di trek yang bagus. James ingin timnya terus begitu sampai akhir musim.

Selain gelar juara, James juga mengatungi beberapa rekor bergengsi. Baru-baru ini, ia menjadi pemain NBA pertama dengan 9000 asis dan 9000 rebound. James juga berada di peringkat empat dalam hal poin sepanjang masa.

Menurut catatan AP, selama 10 tahun terakhir, tidak ada pemain yang mencetak poin sebanyak James. Penampilannya pada musim reguler dan playoff terbilang mengesankan. James bahkan memegang rekor tampil di final sebanyak delapan kali beruntun.

Dengan segala pencapaian itu, tidak heran seandainya James masuk ke jajaran Naismith Memorial Basketball Hall of Fame pada kemudian hari. Garis kariernya yang cemerlang telah menegaskan itu, termasuk gelar AP Male Athlete of Decade pada dekade ini. James tinggal melanjutkan apa yang telah ia lakukan sejak lama. (put)

Foto: NBA

Komentar