IBL

Timothy Sabadjo mengumumkan proyek kolaborasi Jordan dan butik sneaker Patta miliknya sudah berjalan. Pria yang tampil di rubrik Sneaker Kultur Majalah Mainbasket edisi Desember 2018 tersebut juga menampilkan desain Air Jordan 7 yang jadi basis. Bagi para penggiat kultur sneaker, kolaborasi ini tampaknya akan jadi buruan panas mengingat rekam jejak mentereng Patta dan Nike.

Nike dan Patta sudah bekerja sama sejak 2006. Namun, ini yang pertama dengan Jordan. Hasil kolaborasinya adalah edisi-edisi terbatas Air Max yang kini harganya bisa mencapai belasan juta Rupiah di pasar sneaker sekunder. Untuk urusan hype, Patta sudah melampaui apa yang sekarang sedang dialami Off-White, Yeezy, atau Fear of God dewasa ini. Selebihnya bisa Anda pantau di Majalah Mainbasket edisi Juni 2018.

 

Timothy Sabadjo, atau yang akrab di sapa Tim, pertama kali mengumumkan kolaborasinya ini melalui Podcast bertema gaya hidup berbahasa Jerman dengan judul “Oh, Schuen – Des Sneaker Podcast”. Di sana, ia menjelaskan segala hal tentang Patta yang ia bangun dengan Edson. Pada menit 53:44, barulah Tim menjabarkan kolaborasi perdananya dengan Jordan.

Akan ada dua jenis Air Jordan 7 x Patta yang akan dirilis. Yang pertama adalah untuk perilisan global, satu lagi hanya dijual di gerai Patta di Amsterdam, Belanda. Tim dan Patta sudah mengunggah edisi global yang memuat padanan warna cokelat tua dan cokelat krim. Sementara edisi rilis khusus di gerai Patta masih dirahasiakan.

Sebagai pelengkap, Tim menjanjikan akan merilis busana yang memuat jaket track top, topi jenis bucket hat, celana pendek, dan lain sebagainya. Upacara perilisan kabarnya akan diselenggarakan di Milan, London, dan New York dengan waktu yang akan diumumkan nanti. Sementara itu, akan ada penjualan terbatas yang dimulai pada 23 April 2019 di Amsterdam.

Timothy dan Edson Sabadjo, dua bersaudara ini dianggap sebagai pelopor kultur sneaker di Belanda. Keduanya membangun Patta pada 2004 sebagai penjual kedua sneaker yang dibawa dari Amerika Serikat. Setahun kemudian, mereka baru memproduksi lini busana yang jadi buruan para penikmat kultur ini. Nama Patta melejit ketika mereka bekerja sama dengan Nike untuk merilis siluet terbatas Air Max 1 dan 90 setahun kemudian.

“Saya tidak pernah mengajukan kerja sama dengan pihak manapun. Mereka yang mendatangi saya, atau Edson, untuk membicarakan proyek kolaborasi. Kami suka sistem ini karena kami merasa tidak terlalu diatur selama proses ini berjalan. Segalanya berjalan dengan organik,” kata Tim kepada pewarta Mainbasket saat menemuinya di sela gelaran Urban Sneaker Society.

Tim juga bercerita bagaimana ia dan Edson menjalankan bisnisnya yang penuh lika-liku. “Kita tidak bisa menghindari para pembenci (haters). Semakin mereka membencimu maka akan semakin bagus. Itu artinya, mereka memperhatikan karya kita,” pungkasnya sembari tertawa. Obrolan lebih jauh Mainbasket dan Timothy Sabadjo dari Patta bisa Anda simak di Majalah Mainbasket edisi Desember 2018. Sila menghubungi admin Mainbasket Store melalui Instagram atau Whatsapp untuk informasi pembeliannya.

Foto: Patta

Komentar