IBL

Herman alias Wewe hanya bermain selama kurang dari empat menit. Ia hanya turun di kuarter ketiga setelah melakukan satu kali percobaan tembakan dan satu kali rebound. Kepala pelatih CLS Knights Surabaya Wahyu Widayat Jati menariknya keluar. Wewe tertunduk.

Ketika berjalan mendekati bangku timnya, Wewe didekati Ashton Smith. Ashton memeganng dagu dan kepala Wewe. Ashton mengangkat dagu Wewe, menjaga rekannya agar selalu berkepala tegak.

Beberapa menit menjelang laga berakhir, Ashton Smith cedera. Ia sempat memaksakan diri bermain beberapa detik sebelum Coach Wahyu menariknya karena paha kanan Ashton sepertinya sudah tidak mau memberi toleransi lagi. Di belakang bangku pemain, Ashton mengerang kesakitan. Entah karena sakitnya cedera atau kekesalan karena harus meninggalkan lapangan ketika timnya sangat membutuhkan dirinya.

Pada salah satu percobaan serangan terakhir, Mario Wuysang melakukan kesalahan fatal. Umpan jauhnya terlalu lemah sehingga mudah saja dipotong. Turn over yang fatal. Padahal CLS Knights baru saja melakukan pengejaran yang epik. Memotong ketertinggalan 19 angka menjadi 3 saja di detik-detik akhir.

Kemenangan terasa begitu dekat. Apalagi pemain-pemain andalan Satria Muda rontok. Kevin Jonas foul out, Vamiga Michel cedera jari, Christian Ronaldo Sitepu dan Hardianus foul trouble. Namun sedemikian dekatnya CLS Knights dengan kemenangan, akurasi Satria Muda yang mencapai angka 40 persen membuatnya selalu menjauh. Satria Muda menang dan memastikan diri sebagai tim yang melangkah ke final dengan kedudukan 74-69. Satria Muda unggul, 2-1.

“Saya kembalikan tekanan ke arah CLS dengan bermain lepas saja,” kata kepala pelatih Satria Muda Youbel Sondakh.

Lepasnya permainan Satria Muda sudah terlihat sejak kuarter pertama. Tak hanya lepas, permainan mereka bahkan mendekati kepasrahan. Apalagi salah satu andalan mereka Arki Dikania Wisnu absen karena cedera otot telapak kaki.

Hingga pertengahan kuarter pertama, Satria Muda hanya unggul 4-3, sebelum akhirnya bermain sama kuat dengan kedudukan 12 sama memasuki kuarter kedua.

Keperkasaan pemain asing CLS Knights Duke Crews diantisipasi Satria Muda dengan memperkuat pertahanan di bawah ring. Strategi ini tak hanya jitu membatasi pergerakan Crews, tetapi juga membuat bigman CLS Knights lainnya, Firman Dwi Nugroho terlihat tak banyak berguna.

Duke Crews memang masih tetap sulit dihentikan. Walau begitu, Satria Muda juga diuntungkan dengan tumpulnya tembakan-tembakan medium dan jauh CLS Knights. Dari 10 kali percobaan tembakan tiga angka CLS Knights, hanya satu tembakan dari Arif Hidayat yang menembus sasaran. Kokohnya pertahanan Satria Muda membuat ruang tembak CLS Knights menjadi sempit.

“Mungkin mereka belum dapat chemistry-nya,” komentar Coach Youbel tentang performa CLS Knights. “Kita tahu mereka, sepertinya baru sebulan (dengan pemain asing baru). Jadi senjata dari pemain asing itu belum banyak. Sementara kami sudah bermain bersama kurang lebih selama empat bulan ke belakang. Persiapan mereka pasti lebih sedikit.”

Saat menyerang, Satria Muda mengandalkan Tyreek Jewell sebagai pemain yang memecah konsentrasi pertahanan CLS Knights. Tyreek banyak melakukan penetrasi, namun berujung dengan mengumpan bola ke arah luar. Tyreek mengumpulkan 6 asis, buah manis dari tembakan pemain-pemain Satria Muda yang bebas melepaskan tembakan jauh. Strategi ini sepertinya sudah dirancang khusus oleh Coach Youbel. Karena semua pemain kecuali Christian Ronaldo Sitepu pernah melepaskan tembakan tiga angka. Percobaan terbanyak dari Tyreek sendiri dengan 8 kali percobaan. Namun paling akurat adalah Kevin Jonas yang memasukkan 3 dari 4 kali percobaan. Termasuk 2 tripoin berturut-turut di kuarter ketiga. Satria Muda memasukkan 10 dari 27 percobaan tripoin.

Mengomentari kekalahan CLS Knights, kepala pelatih Wahyu Widayat Jati langsung menyoroti komposisi pemainnya. Menurut Coach Wahyu, sudah waktunya CLS Knights memiliki komposisi pemain yang lebih segar. “Beberapa pemain sudah ada di usia dimana mereka sudah tidak bisa improve lagi lagi. Paling-paling hanya Mario, seperti yang kita lihat hari ini,” komentar Coach Wahyu. “Sisanya, biasa-biasa saja.”

“Kesalahan kami masih itu-itu saja. Selalu mengasih musuh ruang untuk menembak dengan mudah (open shot). Mereka bisa penetrasi ke tengah. Padahal ini sudah berkali-kali kita lihat di video dan harus dihentikan. Tetapi kami melakukannya lagi.”

Coach Wahyu kemudian mengritik performa timnya sendiri. Walau kemudian mengambil tanggung jawab sebagai sosok yang patut disalahkan atas tersingkirnya CLS Knights. “Keinginan mereka (pemain CLS Knights) untuk menang, tidak sebesar omongan mereka. Pemain CLS lebih banyak janji di mulut. Bukan di aksinya. Tidak cuma di hari ini, tetapi di beberapa pertandingan sebelum ini,” komentar Coach Wahyu. “Tetapi apa pun yang terjadi, saya sebagai pelatih yang bertanggungjawab. Saya akan menyusun laporan dan menyerahkan ke manajemen. Ke depannya seperti apa, terserah manajemen.”

CLS Knights hanya memasukkan 36 persen dari total 72 kali tembakannya. Duke Crews yang mengaku kesulitan menemukan ruang tembak mampu mencetak 18 poin dan 11 rebound. Mario Wuysang yang sempat memantik beberapa momentum kebangkitan untuk timnya mencetak 12 angka, 7 rebound dan 2 asis. Sandy Febiansyakh berhasil memasukkan tiga tembakan tripoin dan mencetak total 11 angka. Ashton Smith menyumbang 15 poin, 4 rebound dan 4 asis.

"Kalau ada sesuatu yang harus ditimpakan ke saya, saya rasanya terlalu berani ambil risiko memainkan yang muda-muda. Saya mainkan Katon, saya mainkan pemain-pemain muda yang lain," tambah Coach Wahyu. "Tapi, kalau saya tidak melakukan itu, saya juga tidak pernah tahu siapa yang bisa muncul di setiap pertandingan untuk tim ini."

Performa terbaik di kubu Satria Muda masih datang dari Carlos Smith. Pemain asing yang terlihat seolah tanpa emosi sepanjang pertandingan ini mencetak 17 angka dan 16 rebound. Akurasinya 46,67 persen. Tyreek menambahkan 14 poin meskipun dengan akurasi hanya 33,3 persen. Tyreek juga sukses mengirim 6 asis dan menangkap 9 bola papan. Forward Kevin Jonas Sitorus menjadi senjata rahasia Satria Muda dalam mengalahkan CLS Knights. Sedikit beraksi di dalam, Kevin malah melepaskan tembakan-tembakan akurat dari luar. Kevin mencetak total 11 angka. Akurasi tripoinnya mencapai angka 75 persen.

Satria Muda memiliki waktu sekitar 10 hari sebelum laga pertama final dimulai. Coach Youbel mengaku tidak akan pilih-pilih lawan. Ronaldo Sitepu ingin agar semifinal antara Pelita Jaya dan Aspac berlangsung selama tiga laga. “Biar mereka kelelahan,” canda Dodo.

Sepuluh hari adalah waktu yang cukup panjang. Dalam rentang waktu tersebut, Satria Muda berharap banyak agar Arki dan Vamiga pulih seratus persen.

Di final, Satria Muda akan menghadapi salah 1 dari 2 yang mereka kalahkan di musim reguler. #RoadToG10ry sepertinya akan lebih mulus dan dekat.

Foto: Hari Purwanto

Komentar