IBL

Para pemain Satria Muda Pertamina Jakarta dan CLS Knights Surabaya saat ini dalam suasana siaga penuh. Betapa tidak, kini mereka akan dihadapkan pada laga semifinal. Laga yang akan menentukan masuk atau tidaknya salah satu dari mereka menuju partai puncak IBL 2017. CLS Knights maupun Satria Muda sudah mempersiapkan diri untuk laga penting ini.

CLS Knights Surabaya musim ini harus melewati laga playoff putaran pertama. Mereka sukses menundukkan Bank BJB Garuda Bandung (2-1) dan berhak atas tiket semifinal. Di babak ini, mereka kembali dihadapkan pada musuh yang sangat kuat, Satria Muda.

Di musim lalu (IBL 2016). CLS Knights menang mutlak (2-0) atas Satria Muda di semifinal. CLS Knights menang 63-48 di pertandingan pertama, lalu kembali menumbangkan Satria Muda, 76-70, sehari kemudian.

Namun di musim reguler IBL 2017 ini, giliran CLS Knights yang mendapatkan hasil buruk. Tim asuhan Wahyu Widayat Jati itu kalah dua kali dari Satria Muda. Pertama, CLS Knights dipermalukan di kandang sendiri (GOR Kertajaya Surabaya) pada Seri 1 IBL 2017. Mereka kalah 54-66. Kekalahan kedua di Seri 7 Yogyakarta, CLS Knights menyerah 61-78.

Rasa penasaran masih menyelimuti kubu CLS Knights. Karena hingga saat ini, hanya Satria Muda yang belum bisa mereka kalahkan. Sementara itu, satu kekalahan CLS Knights lainnya karena kecerobohan mereka saat menghadapi Bima Perkasa Yogyakarta. Sangat pas bila CLS Knights bertemu Satria Muda di semifinal, agar mereka bisa menuntaskan rasa penasaran tersebut.

"Persiapan menghadapi semifinal cukup intensif. Kami pelajari kekurangan dan kelebihan kami secara menyeluruh. Sisi mana yang harus ditingkatkan atau dijaga," ucap pelatih CLS Knights, Wahyu Widayat Jati. "Memang benar kami kalah di musim reguler, tapi playoff beda tekanan pertandingannya. Satria Muda tim yang baik, tapi bukan berarti tidak bisa dikalahkan."

Menghadapi tantangan tersebut, tim pelatih CLS Knights melakukan persiapan khusus. Salah satunya memberikan lawan tanding berkualitas.

Tim pelatih mendatangkan beberapa pemain berkualitas di liga untuk diajak berlatih bersama CLS Knights. Mereka jadi simulasi lawan tanding yang tangguh. Di antaranya adalah Mei Joni (Hangtuah Sumsel), Tyrell Corbin, Rodmundus Ottu Ray, M. Saroni dari Bima Perkasa, dan satu bigman perkasa, Dior Lowhorn.

Sementara itu,di kubu Satria Muda, mereka bertandang ke Manila, Filipina untuk melakukan uji tanding. Dua tim yang jadi lawan tanding adalah San Beda Red Lions dan Ateneo Blue Eagles.

San Beda Red Lions merupakan salah satu tim paling sukes di liga basket kampus Filipina (NCAA). Dalam 8 musim terakhir, mereka berhasil memborong 6 gelar juara. Sementara Ateneo Blue Eagles adalah tim yang sudah malang melintang di liga basket kampus UAAP. Terakhir, mereka kampiun pada tahun 2012 lalu.

"Targetnya adalah mematangkan permainan baik offense maupun defense. Selain itu juga menjaga mental bertanding karena lumayan lama jeda sebelum semifinal," ungkap pelatih Youbel Sondakh, seperti dilansir situs resmi Satria Muda. "Kami siap tempur. Evaluasi masih pada masalah mental saja apakah mereka siap bermain di semifinal atau tidak karena banyak pemain muda di tim ini."

Kapten Satria Muda, Arki Dikania Wisnu menyatakan bahwa dirinya masih menyimpan keinginan untuk membalas hasil buruk di semifinal tahun lalu. Bila ini berhasil, setidaknya mereka sudah menuntaskan rasa penasaran sekaligus melaju ke babak final seperti yang sudah jadi target timnya.

"Ya kami siap siapa pun lawannya. Ada bagusnya juga kami bertemu CLS di semifinal karena masih ada rasa yang mengganjal karena tahun kemarin kami kalah sama mereka. Jadi ada keinginan untuk membalas kekalahan itu nanti," kata Arki. "Kami beruntung bisa ada di urutan pertama di musim regular kemarin. Jadi persiapannya bisa lebih lama, ada waktu banyak untuk memperbaiki kekurangan dan fokus pada detail lainnya."

Foto: Hari Purwanto

Komentar