IBL

Setiap tanggal 13 Agustus orang-orang bertangan kidal atau yang dominan menggunakan tangan kiri merayakan International Lefhanders Day atau hari tangan kiri sedunia. Dilansir oleh Metro, hari spesial ini mulai dirayakan sejak 1992. Landasan mengapa hari ini muncul adalah betapa dominannya orang-orang dominan tangan kanan di dunia ini. Masih dari sumber yang sama, ada sekitar 836 juta orang yang dominan tangan kiri dari keseluruhan penduduk bumi 7,6 miliar. Angka tersebut setara dengan 11 persen dari populasi bumi.

Basket khususnya NBA juga tak luput dari kehadiran pemain kidal. Mainbasket merangkum lima pemain kidal terbaik yang dibentuk dalam tim, berikut kelima  pemain tersebut.

Ben Simmons (Philadeplhia 76ers)

Gelar Rookie of The Year rasanya sudah cukup menggambarkan mengapa Simmons layak masuk dalam barisan ini selain tentunya dominan menggunakan tangan kirinya. Berposisi sebagai garda pertama (point guard) , Simmons yang memiliki tinggi 208 sentimeter bermain layaknya pemain yang lebih pendek darinya.  Rataan 15,8 poin, 8,1 rebound, dan 8,2 asis per laga menunjukkan betapa menyeluruhnya peran pemain berkebangsaan Australia ini.

Pemain kidal lain yang juga menempati point guard adalah Michael Conley, Isaiah Thomas, dan Goran Dragic. Dua nama yang disebut pertama lebih banyak berkutat dengan cedera sementara Dragic memang memiliki rataan poin yang lebih banyak dari Simmons dengan 17,3 poin. Namun, kontribusi di aspek lain tidak mendekati raihan Simmons.

James Harden (Houston Rockets)

Membicarakan pemain kidal tanpa menyebut nama James Harden kurang afdal. Menjadi motor utama serangan Houston Rockets di lima musim belakangan, Harden bisa dibilang menjadi penerus Manu Ginobili sebagai garda kedua (shooting guard) kidal berbahaya. Gelar Most Valuable Player (MVP) sudah cukup menggambarkan betapa dominannya Harden musm lalu.  Rataannya musim lalu mencapai 30,4 poin, 5,4 rebound, dan 8,8 asis per laga.

Selain Ginobili, ada nama Rodney Hood, Luke Kennard, dan Kent Bazemore yang menempati posisi sama. Musim lalu, Hood sempat bermain apik dengan Utah Jazz, tapi pertukaran yang mengirimnya ke Cleveland Cavaliers membuat performanya menurun. Kennard yang baru memainkan musim pertamanya di NBA belum mendapatkan kesempatan banyak untuk membuktikan diri. Bazemore, tak kunjung membaik sejak meninggalkan Golden State Warriors 2014 lalu.

Joe Ingles (Utah Jazz)

Joe Ingles layak mengisi posisi forwarda di skuat kidal ini. Meski memiliki gaya bermain yang flamboyan dan tak meluap-luap, Ingles menjelma menjadi salah satu forwarda paling berbahaya musim lalu. Rataan 11,5 poin, 4,2 rebound, dan 4,8 asis per laga menjadi yang tertinggi sepanjang  empat musim karirnya di NBA. Akurasi tripoinnya mencapai 44 persen menempatkannya sebagai forwarda dengan akurasi tripoin tertinggi kelima (minimal bermain 50 laga).

Selain Ingles, nama pemain kidal lain di posisi ini adalah C.J Miles dan Micahel Beasley. Miles masih bermain di level yang sama sejak ia pertama kali masuk di NBA. sementara Beasley sebenarnya layak untuk diperhitungkan masuk skuat ini. Tapi, faktor konsistensi permainan yang membuat Ingles lebih layak.

Julius Randle (New Orleans Pelicans)

Musim lalu Julius Randle menampilkan performa terbaiknya sejak masuk ke NBA musim 2014-2015 lalu. Bersama Los Angeles Lakers, Randle membukukan 16,1 poin, 8,0 rebound, dan 2,6 asis per laga. Rataan poin dan rebound tersebut merupakan yang tertinggi di skuat Lakers. Hebatnya lagi, Randle hanya 35 kali menjadi starter dari 82 laga yang ia mainkan.

Di posisi forwarda besar (power forward) ini, stok pemain kidal bisa dibilang yang terbanyak. Zach Randolph, Ed Davis, Thaddeus Young, dan Greg Monroe. Selain Young dan Davis, nama lainnya lebih banyak memulai laga dari bangku cadangan. Musim depan, stok pemain kidal di posisi ini dipastikan bertambah seiring datangnya ruki (rookie) Marvin Bagley III.

DeAndre Jordan (Dallas Mavericks)

Di posisi senter, pilhan pemain kidal cukup terbatas dan DeAndre Jordan menjadi nama utama. Nama lain yang tersedia adalah senter Indiana Pacers, Domantas Sabonis. Jordan musim lalu menorehkan rataan 12,0 poin dan 15,2 rebound per laga. Angka rebound tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang karirnya. Musim depan, Jordan akan berpindah membela Dallas Mavericks.

Sabonis menjalani musim keduanya di NBA dengan berpindah ke Pacers dari Oklahoma City Thunder. Bersama Pacers, Sabonis hanya 19 kali menjadi starter dari total 74 laga yang ia mainkan. Jumlah tersebut berkurang drastis dari musim pertamanya yang 66 kali menjadi starter. Akan tetapi, menit bermain yang justru meningkat membuatnya mampu mengoleksi rataan 11,6 poin dan 7,7 rebound per laga.

Foto: NBA

 

Komentar