IBL

Tulisan ini adalah sebuah apresiasi pada usaha Boston Celtics dan Houston Rockets, yang tentu saja menjadi begitu pantas diberikan pada keduanya, karena mereka setidaknya berhasil menghidupkan asa para pecinta NBA di seluruh dunia untuk tidak lagi melihat Cleveland Cavaliers dan Golden State Warriors sebagai finalis NBA untuk empat musim beruntun.

Perjuangan Chris Paul, James Harden, bersama Kepala Pelatih Mike D’Antoni di babak playoff harus berakhir setelah kalah 101-92 atas Golden State Warriors di gim ketujuh yang dihelat Senin, 28 Mei 2018 waktu setempat. Meski sempat membuat ribuan pendukungnya di Toyota Center optimis bakal melaju ke babak final, karena sempat unggul 14 poin di pertengahan kuarter dua, mimpi itu kandas setelah Stephen Curry, Kevin Durant dan Klay Thompson berhasil menyumbangkan total 80 poin dan tampil luar biasa di kuarter tiga.

Dalam wawancara seusai pertandingan, James Harden mengatakan, meski tanpa Chris Paul sebenarnya tim ini punya kesempatan untuk mengambil kemenangan. Ini tidak salah. Meski buruk dalam eksekusi tembakan tiga angka (7/44), tim asuhan Mike D’Antoni ini tetap menempel ketat Warriors hingga pertengahan kuarter empat.

Setidaknya, perjuangan Rockets memang pantas diacungi jempol. Rockets jelas berbenah di bawah asuhan Mike D’Antoni. Dengan pola double point guard serta selalu dominan memulai dan mencetak angka dengan pola isolasi, tim yang hanya berisikan seorang All-Star bernama James Harden ini bisa membuat Warriors yang diisi empat orang All-Star ketar-ketir.

Sebelum absen karena cedera hamstring, Chris Paul juga menunjukan kapasitasnya sebagai garda utama (point guard) veteran. Bahkan berulang kali kita melihat bagaimana crossover-nya membuat Curry terpelanting. Paul menorehkan rata-rata 21 poin, 6 asis, dan 2 curian bola untuk membantu Rockets selama playoff.

Selain Harden dan Paul yang begitu dominan dalam isolasi, kita juga melihat bagaimana Eric Gordon turut membantu skema serangan Rockets dengan mencetak rata-rata 15 poin selama playoff. Clint Capela tak kalah ciamiknya, pemain kelahiran 1994 ini sudah layak disandingkan dengan DeAndre Jordan di Los Angeles Clippers atau Andre Drummond di Detroit Pistons. Hal ini tak berlebihan jika melihat Capela sering melakukan blok dan begitu luar biasa dalam merebut bola pantul. Pemain sekelas Durant sekalipun tak mampu menghindari blok Capela. Rata-rata statistik Capela selama playoff adalah 13 poin, 12 rebound, dan 2 blok.

Klimaks juga terjadi pada final Wilayah Timur yang digelar Minggu, 27 Mei 2018 waktu setempat. Cleveland Cavaliers akhirnya memutuskan harapan ribuan pendukung Boston Celtics yang ingin TD Garden sekali lagi menjadi salah satu tuan rumah NBA Finals setelah absen sejak 2010. Meski pertandingan berjalan ketat, tapi squat muda Brad Stevens harus puas untuk lagi-lagi memetik pelajaran dari LeBron James. Cavs menempatkan diri ke final NBA setelah unggul 87-79 atas Celtics hari itu.

Tapi bagaimana bisa apresiasi tidak kita berikan pada Boston Celtics. Mereka tetap bertahan meski dua bintangnya cedera. Bermain tanpa Gordon Hayward yang cedera saat gim pertama NBA musim reguler, Celtics juga harus meratapi nasib karena Kyrie Irving cedera di pertengahan musim. Namun, kemalangan itu tidak lantas membuat mereka putus asa. Bahkan dengan percaya diri, mereka menggilas Philadelphia 76ers 4-1 dan memberikan perlawanan pada Cavs sampai gim ketujuh.

Celtics seperti punya Big Three baru berisikan Terry Rozier III, Jayson Tatum, dan Al Harford. Tiga pemain pilar Celtics ini juga diperkuat pertahanan Marcus Morris serta kecerdasan Marcus Smart sebagai sixthman. Saya juga melihat, Celtics telah menjelma bak San Antonio Spurs di Wilayah Timur. Bagaimana tidak, pergerakan bolanya rata dan tak bertumpu pada satu pemain saja. Spurs saat ini bahkan tidak sehebat Celtics jika melihat bola terlalu sering hinggap di tangan LaMarcus Aldridge.

Peran Tatum sebagai pemecah kebuntuan Celtics juga tidak bisa diremehkan. Ruki (rookie) Celtics ini membuat kita semua seolah kebingungan untuk menentukan siapa yang layak menjadi Rookie of the Year musim ini. Meski kalah, Celtics dan Rockets sempat memberikan kemungkinan untuk mengakhiri dominasi Cavs maupun Warriors.

Bukan tidak mungkin final NBA musim ini berakhir antiklimaks karena kita sudah lebih dulu dibuat deg-degan oleh dua final wilayah yang mencapai puncaknya.

Ada pesan moral untuk para penggemar Celtics dan Rockets yang sedang dilanda duka. Mengutip kata Pramoedya Ananta Toer dalam novel Bumi Manusia (yang ramai diperbincangkan karena akan difilmkan), "Kita sudah berjuang sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."

Foto: NBA

Komentar