Panitia Pelaksana (Panpel) Mandiri Kejurnas Antarklub 2025 menjatuhkan sanksi bagi pelatih Merpati Bali dan PS Roar Jakarta. Sanksi tersebut menjadi akibat karena kedua tim melakukan tindakan tidak terpuji dalam laga terakhir penyisihan grup pada Selasa (22/7) di GOR Basket Unesa.
Panpel mengeluarkan surat keputusan yang menyatakan sanksi bagi pelatih Merpati Bali Aldion Christian Aditia dan pelatih PS Roar Jakarta Amin Prihantono. Panpel juga mengirimkan video insiden ke DPP Perbasi yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh federasi.
Dalam surat keputusan itu, Aldion dan Amin tidak boleh mendampingi tim hingga kejurnas selesai. Baik itu untuk U16 dan U18. Final U16 diadakan pada 24 Juli 2025. Sedangkan kategori U18 akan berlangsung pada 25 Juli-3 Agustus 2025.
Baca juga: Drama Tak Terpuji Merpati Bali
Merpati menang tipis 67-66 atas PS Roar. Tetapi kemenangan itu tidak membawa Merpati lolos ke playoff. Sebab, untuk bisa melangkah ke fase berikutnya, Merpati harus menang lebih dari sembilan poin.
Merpati melakukan strategi yang tidak sportif dengan sengaja memasukkan bola ke ring sendiri. Hal itu dilakukan agar skor imbang dan berlanjut ke laga tambakan waktu. Merpati Bali memiliki rencana untuk mengejar selisih poin itu di babak overtime.
Baca juga: Tim-tim yang Lolos ke Babak Playoff
Tidak hanya Merpati Bali. Pihak PS Roar juga melakukan hal serupa karena mereka tidak boleh kalah dari delapan poin. PS Roar dinilai sengaja memberi instruksi untuk tidak memasukkan tembakan gratis. Pada akhirnya selisih skor hanya satu poin.
Penanggungjawab Kejurnas Antarklub 2025 sekaligus Wakil Ketua Umum Perbasi Bidang Kompetisi dan Pembinaan, Azrul Ananda, menyayangkan insiden tersebut. Menurutnya kejadian itu mencoreng nilai sportivitas dan pembinaan yang sedang dibangun dalam kompetisi usia dini.
“Kami harus tegas. Hal ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga. Baik bagi penyelenggara, peserta, bahkan hingga masyarakat basket Indonesia. Hal seperti ini tidak boleh berulang lagi. Di manapun,” kata Azrul dalam keterangan resminya.
“Satu hal lain yang juga sangat penting. Ini adalah basket kelompok usia muda. Insiden ini bisa jadi preseden buruk karena terjadi di usia sangat muda. Sesuatu yang sangat-sangat tidak kita harapkan,” imbuhnya. (rag)
Foto: Perbasi