Semangat Tenaga Baru Pontianak menanti liga putri. Tenaga Baru menjadi salah satu klub legendaris Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Klub yang berdiri sejak 1949 ini menyimpan banyak gairah untuk mengembangkan basket usia muda di Pontianak.
Buktinya, pada ajang Mandiri Kejurnas Antarklub 2025, tak ada satu pemain yang berusia 16 tahun pada skuad Tenaga Baru Pontianak.
"Engga ada. Tim ini sebenarnya tim U15. Mereka semua masih 15 tahun, bahkan ada yang 14 tahun dan 13 tahun," ungkap Yenni Simorangkir, kepala pelatih Tenaga Baru Pontianak.
Yenni Simorangkir lantas menambahkan, "Kami harus tingkatkan level permainan agar tidak tertinggal. Salah satunya ya dengan cari-cari kompetisi nasional. Jangan cuman ikut kompetisi level lokal atau regional saja,"
Tenaga Baru Pontianak berhasil mengamankan kemenangan pada gim kedua mereka di Kejurnas (Senin, 21 Juli 2025). Menghadapi Sunday Morning Banjarmasin di GOR Unesa, Tenaga Baru menang dengan skor akhir 71-35. Bebby Jane Chantal, garda Tenaga Baru menjadi pengumpul angka terbanyak dengan raihan 24 poin dan 7 rebound.
Baca juga: Kejurnas U16: BBM X Aika, Sinergi untuk Basket Pontianak
"Anak-anak kemari itu untuk mencari pengalaman sekaligus belajar. Belajar soal menghadapi lawan-lawan yang lebih bagus itu seperti apa sih, harus bagaimana," ujarnya.
Di Pontianak, hasrat kompetisi kategori putri baru bergejolak dua tahun ke belakang. Sebelumnya, kompetisi kategori putri sedikit dan hanya menjadi pelengkap. Kini, di sana kompetisi level putri tak kalah bergengsi. Tenaga Baru menjadi salah satu penggeraknya.
"Sekarang sudah cukup banyak kompetisi usia muda di sektor putri. Jika sebelumnya cuman diselipkan beberapa kelompok umur, kini sudah ada variasinya," ceritanya.
Wajar jika Tenaga Baru bergairah pada tim bola basket putri. Terakhir kali mereka tampil di level nasional ada pada Srikandi Cup 2018-2019. Sejak 2017, Tenaga Baru sudah masuk kompetisi profesional basket putri.
Baca juga: Kejurnas U16: Kerinduan Sahabat Semarang Akan Kompetisi Level Tertinggi
"Mengikuti Kejurnas ini seperti mengajak anak-anak itu bermimpi. Merasakan atmosfer level nasional itu seperti ini lho. Main lawan tim-tim di luar Kalimantan. Tim-tim hebat di Jawa," terangnya.
Saat ini Tenaga Baru menghadapi tantangan yang tak mudah di Pontianak. Bukan hanya fasilitas berlatih mereka yang masih di lapangan luar ruangan (outdoor) saja. Melainkan juga menjadi jembatan para pemainnya ke cita-cita mereka.
"Di Pontianak itu basket putri selesai ya pas SMA saja. Hampir sebagian selesai SMA sudah tidak basket. Ini jadi tugas kami buat membentuk sesuatu hal kalau bahwa basket itu bisa lho mengantar mereka ke cita-citanya," ujarnya.
Yenni Simorangkir percaya tantangan tersebut dapat ditaklukkan. Namun semua butuh waktu dan proses yang tidak instan.
"Di Tenaga Baru kami bukan hanya ajarkan soal main basket. Mereka juga harus peduli dengan pendidikan. Saya selalu tekankan kalau main basket itu bukan tentang fisik. Tapi juga soal pintar," imbuh sang pelatih yang juga mantan pemain Tenaga Baru di Srikandi Cup.
Sembari menanti liga putri, Tenaga Baru sedang mempersiapkan diri. Mencetak bibit-bibit unggul untuk basket Pontianak dan nasional. Seraya menikmati proses mereka mengalahkan tantangan yang sedang dihadapi. Menjadi terang serta menjaga nyala api gairah basket Pontianak. (*)
Foto: Perbasi