IBL

Siapa kenal pemain kidal, Kenneth Lamont "Kent" Bazemore Jr. atau yang lebih dikenal dengan nama Kent Bazemore dari Atlanta Hawks?

Ketika menanyakan tentang Bazemore, dari 100 orang penggemar basket (NBA khususnya), mungkin yang sekadar pernah dengar Bazemore hanya sekitar 15 orang. Lalu yang tahu bagaimana cara dia bermain, tahu bagaimana perjuangannya di NBA, mungkin kurang dari 10 orang (asumsi pribadi).

Siapakah Kent Bazemore? Apa yang menarik dari pemain kidal ini?

Penggemar NBA generasi 90-an pasti mengenal John Starks dan Avery Johnson. Dan di generasi 2000-an, kita pasti mengenal Raja Bell, Udonis Haslem, Jose Calderon, Bruce Bowen dan Ben Wallace. Dari nama-nama tersebut, mereka memiliki kesamaan dengan Kent Bazemore. Mereka sama-sama NBA Undrafted Player (pemain yang tidak dipilih oleh satu pun tim saat NBA Draft, namun kemudian dikontrak sebagai pemain lepas alias free agent).

Bazemore memulai karirnya di Basket Profesional sejak tahun 2012. Bazemore tidak terpilih dan kalah bersaing dengan prospek-prospek terbaik NBA 2012 seperti Anthony Davis, Michael Kidd-Gilchrist, Bradley Beal, Dion Waiters, Damian Lillard, dan lain-lain.

Setelah dilewatkan pada Draft NBA 2012, Bazemore mendapat kesempatan bergabung dengan Oklahoma City Thunder untuk bermain di Orlando Summer League 2012. Di Summer League 2012, jasa Bazemore digunakan oleh Golden State Warriors. Tim inilah yang pertama kali melihat potensi Bazemore dan kemudian mengontraknya.

Perjuangan Bazemore di Warriors tentu sangat berat. Dia harus bersaing dengan Harrison Barnes dan Draymond Green, dua nama yang lebih dilirik Warriors pada Draft 2012. Ditambah dengan Klay Thompson yang didapatkan Warriors pada Draft 2011, yang kebetulan bermain di posisi yang sama dengan Bazemore. Akibatnya, Bazemore lebih sering bergabung di Santa Cruz Warriors yang merupakan tim afiliasi Warriors NBA D-League.

Di awal tahun 2014, Bazemore menerima untuk ditukar (trade) ke Los Angeles Lakers dengan harapan mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak di sana. Kesempatan bermain tersebut ia dapatkan di Lakers yang saat itu sedang berjuang meregenerasi pemainnya.

Bulan April 2014, Bazemore terpaksa harus menyudahi lebih cepat musim NBA 2013-2014 dikarenakan cedera robek tendon di kaki kanannya. Karir bermain Bazemore pun meredup kembali akibat cedera yang dideritanya setelah mendapatkan kesempatan bermain yang cukup di Lakers.

Atlanta Hawks menyadari potensi besar dalam diri Bazemore. Mereka memutuskan untuk memberikan kontrak kepada Bazemore pada bulan September 2014. Atlanta Hawks sendiri sebelumnya sudah memiliki penembak jitu pada diri Kyle Korver, DeMarre Carroll dan pemain bertahan kuat Thabo Sefolosha yang bermain di posisi yang sama dengan Bazemore. Di tahun 2015 Bazemore berhasil mencuri perhatian kepala pelatih Hawks Mike Budenholzer, dan berhasil mendapatkan kesempatan bermain yang cukup di musim itu walaupun hanya sebagai pemain pengganti.

Di musim 2014-2015 Bazemore mencatatkan statistik yang lumayan, 5,2 poin per pertandingan, 42,6 persen akurasi tembakan, 36,4 persen akurasi tripoin dan menghasilkan total 390 poin. Total poin tersebut menjadikannya sebagai urutan kedelapan pencetak angka terbanyak Hawks.

Selain itu, ternyata Bazemore memiliki potensi yang lumayan bagus juga di sisi pertahanan dengan mencatatkan statistik 2,7 defensive rebound, 0,7 steal dan 0,4 blok per pertandingan. Dengan potensi Bazemore tersebut, pada Juli 2016 Hawks memutuskan untuk memberikan kontrak kembali kepada Bazemore dengan durasi empat tahun. Inilah titik balik karir Bazemore di musim berikutnya.

Musim NBA 2015-2016 adalah musim yang sangat menggembirakan bagi Bazemore. DeMarre Carroll dilepas ke Toronto Raptors, dan Thabo Sefolosha lebih sering berkutat dengan cedera. Artinya, di musim tersebut Bazemore mendapatkan kesempatan bermain sebagai pemain inti (starter). Perlahan-lahan kesempatan sebagai salah satu lima pemain pertama ini semakin sering. Bazemore membayar kepercayaan Pelatih Mike dengan memberikan kontribusi lebih di musim tersebut. Hawks melangkah ke Playoff dengan rekor menang-kalah musim reguler 48-34. Langkah Hawks terhenti di Semifinal Wilayah Timur oleh Cleveland Cavaliers yang saat itu diperkuat oleh LeBron James, Kyrie Irving dan Kevin Love (juara NBA musim 2015-2016).

Walaupun langkahnya terhenti, Bazemore kembali mencatatkan statistik yang bagus: 11,6 PPG, 27,8 MPG, 44,1% FG, 357% 3Pt, 81,5% FT, 5,1 RPG, 2,3 APG, 1,3 SPG dan 0.5 BPG. Angka-angka tersebut membuat Bazemore jadi pemain penting bagi Hawks musim itu dan tentu untuk musim-musim berikutnya.

Musim NBA 2016-2017 telah bergulir lebih dari seperempat musim, Bazemore masih harus berjuang dengan Hawks –yang musim ini telah ditinggal beberapa pemain pilarnya seperti Jeff Teague yang pindah ke Indiana Pacers dan Al Horford yang pindah ke Boston Celtics- untuk melangkah ke Playoff 2017. Hawks musim ini mendapat suntikan beberapa pemain bintang seperti Dwight Howard dari Houston Rockets –yang sedang berjuang untuk mendapatkan performa terbaiknya kembali- dan Malcolm DeLaney dari Lokomotiv Kuban (Rusia) yang sedang mencari peruntungannya di NBA setelah menjadi pemain bintang di klub asalnya.

Sedikit yang menyangka kalau Bazemore menjadi seperti sekarang. Kerja keras terbayar dengan menjadi pilar penting bagi Hawks paling tidak sampai dua sampai tiga tahun ke depan. Perjalanan Bazemore masih jauh dari sukses untuk mencapai level John Starks, Avery Johnson, Raja Bell, Bruce Bowen (yang bahkan jersey-nya dipensiunkan oleh San Antonio Spurs), Ben Wallace, Udonis Haslem dan Jose Calderon. Tapi kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan Bazemore di musim-musim berikutnya. Bisa saja Bazemore akan terpiih menjadi NBA All Star, atau bisa saja karirnya meredup kembali apabila Bazemore tidak siap dengan ketenaran, apapun bisa terjadi. Bazemore adalah salah satu inspirasi bagi pemain-pemain basket lainnya yang masih berjuang atau yang belum mendapat kesempatan bermain basket di level tertinggi.

Fakta-fakta unik Kent Bazemore:

Komentar