IBL

Dua wajah baru muncul di tim Stapac Jakarta di hari kedua Seri 5 Surabaya (20/1/2018). Mereka adalah Vincent Rivaldi Kosasih dan Kore White. Vincent baru tampil setelah di Surabaya karena sedang menyelesaikan ujian di Tiongkok, sedangkan Kore menjadi pengganti Nate Barfield. Kedatangan mereka belum membuat Stapac lebih dominan di bawah ring. Tim asuhan Geraldo Ramos Vilallon itu menang 85-62 atas NSH Jakarta. Namun poin terbanyak dihasilkan dari tembakan jarak jauh.

Berkaca dari catatan statistik, Stapac mengumpulkan 50 rebound. Lebih banyak dari NSH dengan 35 rebound. Tapi dari perolehan poin di area lubang kunci (point in the paint), Stapac justru kalah dari NSH. Stapac mencetak 16 poin dan NSH 20 poin. Justru poin dari tembakan tiga angka Stapac mencapai 45 poin (15/34).

"Ya ini memang masih menjadi masalah bagi kami. Tadi di pertandingan Kore White bagus, bisa membuat pertahanan jadi lebih rapat. Tapi dia juga mengingatkan kepada rekan-rekannya untuk masuk ke paint area dulu, jangan langsung menembak dari luar," ucap asisten pelatih Stapac, Antonius Ferry Rinaldo.

Lebih jauh, Coach Inal juga menyoroti bahwa kedatangan Kore White di tim ini menutupi bagian yang hilang dari tim tersebut yaitu pertahanan. Kore bisa menjadi pemimpin saat menjalankan strategi bertahan. Saat ia dan M. Isman Thoyib bermain bersama, bigman NSH Jason Bryant Carter tidak berkutik. Terbukti, Carter hanya mencetak delapan poin saja.

"Masih pertandingan pertama, saya berusaha untuk menyesuaikan diri. Baik dengan tim, pelatih dan strategi permainan. Banyak hal yang harus diperbaiki lagi. Seperti yang terlihat di pertengahan kuarter, kami kurang konsisten. Saya pikir, kami bagus di awal, tapi begitu di tengah laga ada sedikit masalah dalam pertahanan," ucap Kore White usai pertandingan.

Kore di pertandingan pertamanya mencetak 18 poin, 15 rebound, 3 asis, 3 steal dan 4 blok. Sedangkan poin terbanyak kali ini dihasilkan oleh Abraham Damar Grahita (24 poin) dan Oki Wira Sanjaya (12 poin). Di kubu NSH, Brachon Griffin yang tampil selama 40 menit, bisa mencetak 40 poin, 8 rebound, 4 asis, 7 steal dan 1 blok.

"Saya cukup senang dengan penampilan kami hari ini. Meski hasilnya tetap kalah. Tapi pemain bisa tampil agresif. Ini yang sebenarnya saya inginkan. Saya bilang ke pemain untuk bisa tampil bagus di tujuh pertandingan sisa. Ini sebagai penilaian saya, apabila saya masih dipercaya sebagai pelatih NSH musim depan," kata kepala pelatih NSH, Wahyu Widayat Jati.

Kemenangan ini membuat rekor menang-kalah Stapac menjadi 6-3. Mereka masih membayangi Pelita Jaya Basketball sebagai pimpinan klasemen Divisi Putih. Posisi ini belum aman, mengingat Pacific Caesar Surabaya mengancam di bawahnya dengan lima kemenangan. Kedua tim (Stapac dan Pacific) akan bertemu besok (21/1/2018). (*)

Foto: Hariyanto

Komentar