IBL

Stapac Jakarta mengawali liga dengan susah payah. Mereka harus berjuang membalikkan kedudukan di kuarter kedua setelah tertinggal 12 poin (10-22) di kuarter pertama dari BSB Hangtuah Sumsel.

Lima pemain terbaik disiapkan kepala pelatih Ramos Geraldo Vilallon di pertandingan tersebut. Mereka adalah Dominique Williams, Nate Barfield, Abraham Damar Grahita, Oki Wira Sanjaya dan Fandi Andika Ramadhani. Ternyata barisan pemain inti tersebut justru terpuruk di awal laga.

Beruntung di bangku cadangan Stapac ada Andakara Prastawa Dhyaksa. Pras menjadi salah satu pemain yang berhasil membawa Stapac bangkit. Saat dimasukkan di kuarter kedua selama 10 menit, Pras memasukkan 12 poin. Total, ia mencetak 20 poin, 5 asis dan 2 steal. Pras juga melepaskan lima tembakan tiga angka, tiga diantaranya tepat sasaran. Pras memang pantas disebut sebagai super-sub, dan berikut wawancara singkat dengan Prastawa.

Apa yang terjadi pada tim kamu di kuarter pertama?

Ya mungkin karena Hangtuah bisa buat poin lebih banyak. Bercanda... Tapi kalau jawaban serius, mungkin pemain kami masih mencari ritme permainan saja.

Kemudian apa yang membuat Stapac bangkit?

Ya itu tadi, ritme permainannya sudah ketemu dan kembali bisa menyatu di pertandingan. Lalu defensenya juga sudah mulai bagus lagi. Itu yang membuat kami bisa bangkit di kuarter kedua.

Apa motivasimu bermain hari ini, sehingga bisa tampil sebagus itu?

Sebenarnya saya hanya menikmati pertandingan saja. Main seperti saya biasa bermain saja. Tidak usah ada beban.

Kalau menurut kamu, apa yang kurang dari Stapac, untuk saat ini?

Saya kira aliran bola kami masih belum terlalu baik. Sistem yang diberikan Coach Bong juga baru, jadi pemain asingnya masih berusaha menyesuaikan. Ada juga yang penting, rebound kami juga masih kalah sama lawan. (*)

Foto: Hari Purwanto

Komentar