IBL

Prestasi Houston Rockets musim ini bisa dibilang berbanding 180 derajat dengan prestasi mereka dalam delapan musim berakhir. Bahkan, lebih buruk lagi, prestasi mereka musim ini bisa dibilang sangat terbalik dengan nama organisasi mereka, Rockets. Jika roket seharusnya terbang tinggi ke angkasa, Rockets musim ini terjun bebas menghujam daratan.

Apa yang terjadi di Rockets musim ini mungkin tak pernah terbayangkan sedikitpun oleh Stephen Silas, Kepala Pelatih Rockets. Menjalani musim pertamanya sebagai kepala pelatih, Silas harus menerima kenyataan pahit organisasi yang tampak stabil-stabil saja delapan musim ke belakang menjadi hancur lebur dalam waktu singkat.

Semua permasalah tampaknya dimulai dengan mundurnya Daryl Morey dari posisi manajer umum. Setelahnya, Rockets tampak penuh dengan permasalahan internal. Russell Westbrook kemudian ditukar ke Washington Wizards untuk John Wall. Pertukaran ini dilakukan hanya untuk memfasilitasi, mendukung, dan memberi kenyamanan pada bintang utama mereka, James Harden. Tak hanya Wall, Rockets juga sudah mendatangkan Christian Wood dan DeMarcus Cousins untuk menambahkan kekuatan di area kunci.

(Baca juga: Houston Rockets Melempem tanpa Christian Wood)

Silas yang datang dengan resume asisten pelatih Dallas Mavericks yang musim lalu menjadi tim dengan statistik penyerangan terbaik sepanjang sejarah NBA lantas harusnya menjadi nahkoda yang cocok untuk dua garda dengan kemampuan menyerang seperti Harden dan Wall. Sayangnya, ekspektasi tersebut tak pernah mendekati kenyataan.

Harden tak lagi nyaman berada di Rockets. Isu menyebutkan Rockets tak menyertakan Harden dan Westbrook (kala itu) dalam pemilihan kepala pelatih yang berujung dengan diangkatnya seorang Silas. Namun, rasanya lebih besar dari itu, Harden tampaknya tak lagi ingin menjadi satu-satunya tumpuan sebuah tim. Ia ingin bergabung dengan tim yang lebih penuh lagi secara kekuatan.

Harden pun lantas hanya bermain delapan gim sebelum akhirnya Rockets sepakat dengan Brooklyn Nets, Indiana Pacers, dan Cleveland Cavaliers untuk melakukan pertukaran empat arah. Rockets mendapatkan Victor Oladipo sebagai nama terbesar dan Rodions Kurucs. Kesepakatan ini mengakhiri era Harden di Rockets, era di mana pola permainan isolation menjadi satu-satunya cara bermain mereka.

Kedatangan Oladipo sempat menumbuhkan harapan. Rockets sempat menang enam beruntun dan dalam periode tersebut, susunan Wall, Oladipo, Cousins, Eric Gordon, dan Wood tak terkalahkan. Sayangnya, di gim ketujuh, Wood mengalami cedera engkel yang cukup parah. Cedera yang terjadi pada 4 Februari tersebut membuatnya absen hingga sekarang.

 

Lebih buruk lagi, dalam kurun absennya Wood, tim ini melulu kalah, dalam makna harfiah. Rockets memainkan 15 gim setelah Wood absen dan semuanya berujung kekalahan. Dari 15 gim tersebut, hanya dua di antaranya yang terjadi dengan selisih poin satu digit. Delapan kekalahan bahkan tercipta dengan margin 15 poin atau lebih.

Rockets pada dasarnya tidak cukup buruk dalam bertahan. Mereka bahkan berada di urutan 12 besar pertahanan terbaik di NBA. Namun, mereka seolah tak tahu cara mencetak angka. Rockets berada di empat terbawah untuk penyerangan (offensive rating) dan juga secara efisiensi tembakan (eFG%). Secara keseluruhan, Rockets bisa dibilang hanya lebih baik dari Minnesota Timberwolves di Wilayah Barat dan Detroit Pistons secara keseluruhan liga.

Mimpi buruk pun seolah belum berakhir untuk Silas. Di tengah tim yang terus kalah dan badai cedera yang melanda, ia harus dihadapkan pada permintaan pergi dari tim oleh veteran Rockets, P.J. Tucker. PJ meminta ditukar ke tim lain, utamanya tim yang bersaing untuk playoff atau bahkan gelar juara. Permintaan ini diamine oleh Rockets yang berujung pada kesepakatan untuk membuat status PJ nonaktif.

Akhirnya, Silas hanya punya sembilan pemain aktif saat menghadapi Utah Jazz pada Jumat, 12 Maret 2021, waktu setempat. Kevin Porter Jr. yang baru memainkan laga keduanya di NBA musim ini bahkan bermain sebagai starter. Wall menggunakan baju santai duduk di bangku cadangan dengan hanya ditemani empat pemain.

Seluruh rangkaian kejadian ini mungkin tidak pernah dibayangkan sedetikpun oleh Silas. Namun, ini kenyataan yang harus ia hadapi sekarang. PJ jelas akan pergi, Oladipo pun sangat mungkin juga akan kembali berpindah tim melihat besarnya rumor perpindahan dirinya di luar sana. Manajemen Rockets belum angkat suara mengenai kekacauan yang terjadi. Pun mereka juga tak mengubah target awal musim yang bersaing untuk playoff dan gelar juara.

Jika Rockets tak segera bangkit, maka bisa dipastikan ini akan menjadi musim terburuk mereka sejak masuk milenium baru. Sejak 2000, Rockets pernah sekali meraih kemenangan tak sampai 30 laga dalam satu musim. Hal tersebut terjadi pada 2001 – 20002 dengan 28 kemenangan. Setelahnya, catatan kemenangan terkecil Rockets adalah 34 pada 2005 – 2006. Silas dan Rockets masih memiliki kesempatan mendorong diri mereka ke peringkat sembilan dan menjalankan gim penentuan untuk lolos ke playoff. Namun, untuk sampai di sana, terlebih dahulu mereka harus bangun dari mimpi buruk ini dan melakukan perubahan, banyak perubahan dalam permainan mereka.

Foto: NBA

 

Komentar