IBL

Ingin melihat aturan basket yang asli? Anda harus pergi ke Negara Bagian Kansas. Di Kota Lawrence itulah aturan orisinal tersebut bertempat tinggal, dan tempat penciptanya dimakamkan.

Pencipta basket, James Naismith, lahir di Almonte, Kanada. Dia lantas kuliah di Montreal, jurusan olahraga. Baru kemudian dia pindah ke Amerika Serikat, menjadi guru olahraga di Springfield, Massachusetts.

Di sanalah dia ditugaskan membuatkan permainan indoor agar anak-anak jadi sibuk, jauh dari kenakalan, di musim dingin. Lahirlah basketball. Tahunnya, 1891.

debruce-naismith-kids

Di Springfield pula ada museum basket, tiap tahun menobatkan orang-orang hebat dari olahraga ini ke dalam Hall of Fame-nya.

Tapi, bisa dibilang basket tidak ''hidup'' di sana. Sebab, hanya beberapa tahun setelah menciptakan basket, Naismith pindah ke Lawrence, Kansas. Di University of Kansas itulah dia mencari hidup lebih baik dan berkarir. Selama lebih dari 40 tahun, sejak 1898.

Dialah pelatih pertama Kansas, ikut mengembangkan olahraga itu di sana. Meski, secara resmi dia bekerja sebagai kepala gereja dan departemen olahraga universitas itu. Sampai akhir hayatnya, Naismith tinggal di Lawrence, dimakamkan di kota berpenduduk sekitar 90 ribu orang tersebut.

Sebagai ''bapak basket'', di Kansas pula Naismith mendidik Forrest ''Phog'' Allen. Awalnya sebagai pemain, Allen lantas menjadi pelatih basket ''karir'' pertama di Amerika. Menunjukkan bahwa seseorang bisa hidup dan berkarir sebagai pelatih basket. Kini, Allen disebut sebagai ''bapaknya para pelatih basket''.

debruce-naismith-allen

Baik Naismith maupun Allen kini diabadikan namanya di Lawrence. Bahkan, ''buku aturan'' orisinal yang diketik sendiri oleh Naismith kini juga tinggal di Lawrence.

Dari kota terbesar, Kansas City, cukup naik mobil 50 menit menuju Lawrence. Di atas bukit, kampus University of Kansas terlihat megah. Tinggal menuju ke Naismith Drive (Jalan Naismith), kita akan menemukan dua gedung penting (bagi penggemar basket).

Yang utama adalah Allen Fieldhouse, gedung basket milik universitas yang bisa menampung hampir 17 ribu penonton. Ini merupakan salah satu gedung basket paling kondang di Amerika, karena tim KU (Kansas University) Jayhawks merupakan salah satu yang paling top dan konsisten. Saking topnya, ESPN membangun fasilitas broadcast permanen di seberangnya.

Nama gedungnya memang ''Allen'', tapi lapangan di dalamnya bernama ''Naismith Court''. Dan menyambung di sampingnya adalah DeBruce Center. Di situlah ''museum'' basket berada.

Image2

DeBruce Center bukanlah museum besar dan megah. Sangat sederhana, minimalis, dengan kafe dan gift shop untuk pengunjung. Di bagian luarnya, ada patung Naismith duduk dengan keranjang buah peach, yang merupakan ''ring basket'' orisinal. Patung serupa juga berada di kota kelahiran Naismith di Kanada.

Masuk ke dalam, di lorong utamanya, ada evolusi logo Jayhawks selama lebih dari 100 tahun. Lalu, ada kutipan-kutipan nama-nama kondang yang pernah membela universitas itu.

Asal tahu saja, sejumlah nama besar memang kuliah di sana. Salah satunya Wilt Chamberlain, yang kemudian mencetak rekor poin terbanyak dalam satugame (100 poin) di karir profesional. Selain itu, ada Paul Pierce, Danny Manning, Mario Chalmers, dan lain-lain.

Kuliah dan bermain basket di Kansas memang termasuk yang paling bergengsi. ''Kita datang ke KU karena tradisinya. Lalu, kita meninggalkannya sebagai bagian dari tradisi itu.'' Begitu bunyi kutipan Danny Manning di salah satu bagian DeBruce Center.

Di salah satu dinding lorong utama itu, terpampang gambar dan biografi pendek dari Naismith dan Allen. Sebagai ''bapak basket'' dan ''bapak pelatih basket''. Tidak jauh di sebelahnya, ada ''buku suci'' itu.

Image1

''Buku aturan'' pertama basket sebenarnya bukan buku. Panjangnya hanya dua lembar. Isinya hanya 13 poin aturan dalam bentuk ketikan. Terlindung aman di dalam jendela kaca, siapa saja bisa membacanya dan berfoto dengannya.

Walau Naismith hidup di Lawrence, ternyata butuh perjuangan pula untuk mendatangkan aturan asli itu ke KU. Baru pada 2010 aturan tersebut berpindah ke Kansas.

Pada 2010, aturan asli itu dilelang di New York. Para alumni KU lantas mencoba menggalang dana, menemukan alumnus kaya, untuk mendapatkannya. Muncullah David dan Suzanne Booth, dua pasangan miliarder Kansas. Mereka menang lelang dengan harga USD 4.338.500 (Rp 58,1 miliar). Waktu itu rekor tertinggi untuk sebuah memorabilia olahraga.

Pasangan Booth lantas mendonasikan aturan itu ke KU, sehingga bisa dinikmati publik di DeBruce Center. (*)

Foto: debrucecenter.ku.edu dan Azrul Ananda

*Cerita ini juga tampil di Jawa Pos hari ini.

Komentar