IBL

Pada tanggal 2 Juli 2018, terjadi perkelahian hebat antara tim basket Filipina dan Australia. Saat itu, mereka sedang melangsungkan pertandingan Kualifikasi Piala Dunia FIBA 2019 di Philippine Arena, Filipina. Tiga belas pemain, sembilan dari Filipina dan empat pemain Australia dikeluarkan dari pertandingan setelah perkelahian hebat tersebut. Laga ini dihentikan di kuarter ketiga karena pemain Filipina yang tersisa hanya satu orang.

Setelah 16 hari kejadian tersebut, akhirnya FIBA sebagai induk tertinggi olahraga basket mengeluarkan sanksi kepada pemain, pelatih, wasit yang memimpin pertandingan dan juga federasi masing-masing negara. Panel Disipliner FIBA menetapkan sanksi setelah meninjau kasus serta melihat video rekaman pertandingan.

Baca Juga: FIBA issues sanctions following Philippines-Australia game

Sanksi untuk Filipina:
Filipina mendapatkan sanksi paling banyak. Ada 10 pemain, dua pelatih dan SBP (Samahang Basketbol ng Pilipinas). Pemain yang di sanksi adalah Japeth Aguilar dan Mattew Wright (larangan bermain satu pertandingan). Terence Romeo, Jayson Castro Williams, Andray Blatche dan Jeth Rosaio (larangan bermain tiga pertandingan). Roger Pogoy, Carl Cruz dan Jio Jalalon (larangan bermain lima pertandingan). Lalu paling berat adalah Calvin Abueva yang menerima larangan bermain enam laga, karena dianggap berperilaku tidak sportif dalam kompetisi FIBA.

Kepala Pelatih Filipina, Chot Reyes diskors satu pertandingan serta didenda 10.000 franc Swiss. Reyes dianggap tidak sportif dengan menghasut pemain. Sedangkan Asisten Pelatih Joseph Uichico dihukum tidak boleh mendampingi tim selama tiga pertandingan juga karena tindakan tidak sportif.

Federasi basket Filipina, Samahang Basketbol ng Pilipinas, tak luput dari sanksi FIBA. Mereka dianggap tidak mampu meredam emosi anggotanya dan penonton Filipina. Selain itu, SBP tidak menyediakan perangkat pertandingan yang memadai, dalam hal ini aparat keamanan. SBP dikenakan denda sebesar 250.000 franc Swiss. Filipina akan bermain tanpa penonton di laga kandang berikutnya. Dalam waktu dekat ini, mereka akan bertanding di Kualifikasi Piala Dunia FIBA 2019 Jendela Ketiga. Sementara dua laga kandang lagi akan berlaku di masa percobaan tiga tahun.

Sanksi untuk Australia:
Chris Goulding dan Daniel Kickert dianggap berperilaku tidak sportif dengan menghasut lawan. Chris mendapatkan larangan satu kali bertanding, lalu Thon Maker dilarang tiga kali bertanding, dan yang paling berat adalah Kickert yang mendapatkan sanksi larangan lima kali pertandingan. Sementara itu, dua pemain lainnya yaitu Nathan Sobey dan Jason Cadee bebas dari hukuman.

Federasi Basket Australia juga didenda sebesar 100.000 franc Swiss, karena anggotanya sudah berlaku tidak sportif. Mereka merusak peralatan pertandingan, lalu melepas stiker lantai setelah pertandingan berakhir.

Sanksi untuk wasit:
FIBA juga mengeluarkan sanksi untuk wasit yang memimpin pertandingan malam itu. FIBA mengeluarkan tiga wasit dari Program Elite FIBA. Mereka adalah Ahmed Al Bulushi dari Oman, Hatim Alharbi dari Saudi Arabia dan Paul Skayem dari Lebanon. Ketiganya juga tidak akan diperbolehkan memimpin kompetisi internasional yang diselenggarakan atau diakui oleh FIBA selama satu tahun. Larangan itu termasuk untuk kompetisi di tingkat Zona dan Sub-Zona.

Dalam pernyataan resminya, FIBA ingin menekankan bahwa melarang segala bentuk kekerasan, baik di dalam maupun di luar lapangan. Rasa hormat, sportifitas dan profesionalisme harus dijunjung tinggi oleh pemain, pelatih, perangkat pertandingan dan orang-orang yang terlibat dalam pertandingan tersebut. Selain itu, negara tuan rumah harus memastikan standar yang tinggi, terutama dari federasi basket, untuk menjamin keamanan pemain dan peserta lain dalam sebuah kejuaraan.(*)

Foto: fiba.com

Komentar