Nikola Jokic sedang histeris. Bukan saat Denver Nuggets memenangkan gelar NBA untuk pertama kalinya. Juga bukan saat ia dinobatkan sebagai MVP NBA sampai tiga kali. Tapi saat ia memenangkan lomba pacuan kuda.
Momen tersebut terjadi saat kuda Jokic yang bernama Demon Dell’Est melintasi garis finis sebagai yang tercepat dalam sebuah balapan di Subotica, Serbia. Jokic merayakan kemenangan kudanya dengan penuh emosi.
All-Star tujuh kali itu sampai-sampai menitikkan air mata dan menangis tersedu-sedu. Serasa tidak percaya dengan hasil yang ia raih. Jokic kemudian melompati pagar untuk menyambut kudanya dan memberi selamat kepada sang joki.
Saat merayakan kemenangan, Jokic ikut menyemprotkan sampanye. Penuh suka cita. Ia menyirami si penunggang kuda dan dirinya sendiri. Tentunya hal itu sangat berbeda saat Jokix memenangkan Final NBA 2023 dimana ia melakukannya ogah-ogahan dan sekadarnya saja.
Melihat momen dua tahun lalu, Jokic terlihat biasa-biasa saja. Bahkan ia ingin cepat-cepat pulang ke Serbia. Untungnya, Nuggets menahan Jokic dan “menyeretnya” dalam parade juara di kota Denver.
“Pekerjaan sudah selesai. Kita bisa pulang sekarang,” kata Jokic dalam wawancara di pinggir lapangan saat Nuggets menumbangkan Miami Heat di Gim 5. Demikian pula dalam jumpa pers. Ia menuturkan ingin buru-buru pulang karena ada pacuan kuda pada hari Minggu.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Jokic memang menyukai kuda. Bahkan para penggemar berkelakar bahwa NBA hanyalah hobi danan pacuan kuda adalah pekerjaan Jokic yang utama. Padahal ia merupakan salah satu pemain terbaik dunia saat ini.
Salah satu momen tersebut terjadi pada sesi latihan Nuggets pada 2023. Jokic melihat pacuan kuda di sela-sela jeda latihan. Atau menunggangi kereta kuda saat menerima trofi MVP 2022.
Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press usai Nuggets memenangkan NBA 2023, ayah Jokic, Branislav, menuturkan bahwa putra menyukai kuda sejak 12 tahun. Bahkan ketika Branislav berusaha keras melatih Jokic menjadi pemain basket.
“Dia menyadari bahwa dia bisa menjadi pemain basket tetapi dia juga memiliki keinginan besar yang lain saat itu. Dia bilang, ‘Ayah, aku ingin menjadi penunggang kuda. Dan saya mengatakan kepadanya: ‘Nak, jadilah pemain basket dulu, nanti kamu akan menjadi penunggang kuda yang hebat nanti.” (rag)
Foto: Getty Images