KEJURNAS

IBL

Dewa United Banten muncul sebagai salah satu kompetitor yang diunggulkan di IBL. Mereka baru berusia lima tahun. Tetapi konsistensi Dewa United layak mendapat apresiasi. Final IBL 2025 menjadi raihan sensasional Dewa United setelah dua kali kandas di semifinal.

Dewa United memiliki peluang untuk mencatat sejarah sebagai juara baru IBL. Tetapi tantangan mereka tidak mudah. Tim asuhan Pablo Favarel itu menghadapi juara bertahan sekaligus kekuatan lama di kancah bola basket Indonesia yaitu Pelita Jaya Bakrie Jakarta.

Gim 1 Final IBL 2025 berlangsung malam ini pukul 19.00 WIB di Dewa United Arena, Kab. Tangerang. Gim 2 dan 3 (jika diperlukan) diadakan di kandang Pelita Jaya yang berada di GMSB Kuningan, Jakarta.

Baca juga: Final IBL 2025 Pelita Jaya vs Dewa United! Bentrok Tim dari Era yang Berbeda

Final IBL 2025 ini menjadi laga ideal yang mempertemukan dua tim dengan peringkat terbaik musim reguler. Dewa United menjadi tim terbaik kedua dengan rekor menang-kalah 21-5. Perolehan itu tepat di bawah Pelita Jaya yang hanya menelan tiga kekalahan sepanjang musim reguler.

“Kami sadar mereka adalah juara bertahan. Pelita Jaya punya pemain dan pelatih yang sudah pernah menang sebelumnya. Tetapi kami juga ada pemain-pemain yang sudah berpengalaman juara. Bahkan lebih dari sekali,” kata Pablo.

Dewa United memiliki roster yang terdiri dari Kaleb Ramot Gemilang yang pernah juara dengan CLS Knights Surabaya (2016) dan Stapac Jakarta (2019). Kemudian ada Arki Dikania Wisnu yang meraih lima gelar dan Hardianus Lakudu tiga gelar yang semuanya diraih bersama Satria Muda.

Baca juga: Perlu Kebijakan Khusus Menggelar Final IBL di Arena dengan Kapasitas Besar

Kaleb menuturkan bahwa perjalanan dengan Dewa United ini menjadi hal baru. Ia meraih gelar dengan CLS dan Stapac yang notabenya merupakan tim yang sudah memiliki tradisi juara. Jika bisa memenangkan IBL 2025, Kaleb menjadi pemain pertama yang juara dengan tiga tim berbeda.

“Bisa membawa Dewa sampai final itu beda banget rasanya dengan dulu di Aspac (Stapac). Aspac itu sudah punya tradisi juara. Jadi secara nggak langsung, ikut terbawa tradisi itu. Tetapi di Dewa harus membuat tradisi itu. Dan itu yang susah,” ujar pemain berusia 34 tahun itu.

Baca juga: Tekad Pelita Jaya Raih Back to Back Juara

Pertemuan Dewa United dengan Pelita Jaya juga berlangsung panas dan ketat. Mereka bertemu di gim pembuka dan penutup musim. Dua-duanya dimenangkan oleh Pelita Jaya dengan skor 96-85 dan 89-85.

Dewa United melalui babak playoff dengan terjal. Mereka mendapat perlawanan 2-1 dari Hangtuah Jakarta di ronde pertama. Kemudian menyingkirkan Rans Simba Bogor 2-1 di semifinal.

“Sejujurnya, kami tidak merasa tertekan atau takut. Kesempatan ke final dan meraih gelar itu langka. Mentalitas kami adalah menang. Itu mindset yang selalu kami tanamkan,” imbuh Pablo. (rag)

Foto: IBL

Komentar