IBL

Semua pemain basket berharap menjadi duta merek sepatu. Bahkan mereka bermimpi untuk mendapatkan sepatu khas dengan namanya sendiri. Tapi tunggu dulu. Sepertinya pernyataan tersebut harus dibetulkan. Karena ada seorang pemain yang justru tidak senang dengan kontrak sebuah merek sepatu. 

Pada tahun 1998, seharusnya menjadi tahun yang besar bagi Puma. Merek asal Jerman tersebut kembali bertarung di pasar bola basket dan NBA dengan memberikan kontrak kepada Vince Carter. Pendatang baru yang diharapkan bisa mengangkat nama Puma. 

Foto: Facebook The Sneakers Time Machine 

Saat itu, Carter menandatangani kontrak fantastis. Puma rela menggelontorkan dana senilai 50 juta dolar Amerika dalam durasi 10 tahun untuk Carter. Padahal kontrak terbesar Puma sebelumnya hanya bernilai 400 ribu dolar Amerika per tahun, yang diberikan kepada Ralph Sampson. Faktanya, bayaran Carter dari Puma justru lebih besar dari gajinya sebagai pemain debutan di Toronto Raptors, dengan 6,5 juta dolar dalam tiga tahun. 

Awalnya kebersamaan Puma dan Carter berjalan baik. Carter memakai Puma Cell Origin di musim pertamanya. Kemudian dia memakai Puma Cell VI, yang dianggap sebagai sepatu khas Vince Carter. Padahal, sepatu tersebut hanya salah satu model dari divisi basket Puma saja. Sampai pada akhir tahun 1999 masalah mulai timbul. Padahal saat itu perusahaan sudah menyiapkan peluncuran Puma Vinsanity, lengkap dengan strategi pemasaran seperti iklan media cetak, televisi, hingga rencana Carter memakai sepatu tersebut pada slam-dunk contest dalam NBA All-Star 2000.

Tetapi kesepakatan Puma dan Vince Carter berakhir setelah 471 hari. Carter mengadakan konferensi pers yang mengumumkan bahwa dia tidak lagi menjadi duta Puma pada bulan Desember 1999. Menurut juru bicara Puma, kaki Carter terluka saat memakai sepatu Puma. Namun pihak perusahaan menyanggah kabar tersebut. 

"Dia (Vince Carter) bilang tidak mau memakai produk kami lagi," kata Dahlia El Gazzar, juru bicara Puma. "Tuduhan yang diberikan adalah sepatu yang dia pakai menyebabkan kakinya terluka."

Ternyata sepatu yang disebut-sebut sebagai pembawa masalah bagi Carter adalah Puma Vinsanity. Sehingga sepatu tersebut gagal dirilis ke publik. Bahkan Vince Carter sendiri malah memakai sepatu AND1 "Tai Chi" ketika memenangkan slam-dunk contest pada tahun 2020. 

Foto: Raptors Republic

Kasus ini berlanjut ke meja hijau. Puma melaporkan Carter karena memutus kontrak secara sepihak. Kasus ini dimenangkan oleh Puma, dengan Carter dituntut untuk membayar ganti rugi sebesar 13,5 juta dolar dan biaya pengacara sebesar 1 juta dolar Amerika. Namun kerugian yang dialami Puma jelas lebih besar. Karena kasus tersebut membuat mereka tidak percaya diri untuk mendukung pemain NBA lagi selama bertahun-tahun. 

Akhirnya Puma kembali mememukan kepercayaan diri pada tahun 2018. Mereka membuat gebrakan besar dengan memberikan kontrak kepada lima pemain dari 16 pilihan teratas dalam Draft NBA. Di dalamnya termasuk Deandre Ayton dan Marvin Bagley. Namun tak satu pun dari atlet Puma yang berhasil memicu kebangkitan merek tersebut. 

Sampai pada tahun 2020, mereka menemukan LaMelo Ball. Puma rela memberikan 100 juta dolar Amerika untuk pemain muda Charlotte Hornet tersebut. Pada tahun pertama sebagai duta Puma, perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan. Penjualan sepatu Puma dengan model khas LaMelo sangat diminati. Sehingga penjualan perusahaan dilaporkan naik 13 persen, menurut Shane Garry Acedera dari Basketball Network. 

Sejak NBA Draft 2018, dukungan Puma di NBA terus tumbuh. Semakin banyak pemain yang bergabung dengan Tim Puma, tetapi ada dua nama yang menonjol, yaitu LaMelo Ball dan Kyle Kuzuma. Kesepakatan Kuzuma dengan Puma pada tahun 2019 menjadi titik balik kebangkitan mereka. 

Kuzma telah menjadi salah satu dari dua pencetak poin terbanyak untuk Los Angeles Lakers kala itu. Puma akhirnya memberikan kontrak lima tahun senilai 3 juta dolar Amerika. Di WNBA, Puma juga merekrut pemain seperti shooting guard Las Vegas Aces Jackie Young, dan small forward Dallas Wings Katie Lou Sanders. Sementara di NBA, sepatu khas LaMelo Ball Puma MB laris manis di pasaran. (*)

Foto: eBay

Komentar