IBL

Perjalanan basket membawa saya mengikuti KFC DBL Indonesia All-Star 2023. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, untuk kali pertama sejak All Star diterbangkan ke Amerika Serikat oleh PT.DBL Indonesia mereka pergi ke Chicago, Illinois. 

Setelah menyesuaikan diri di dua hari pertama menginjakkan kaki di Chicago, KFC DBL Indonesia All-Star 2023 akhirnya kembali berlatih bahkan langsung berlatih tanding di hari ketiga. Kegiatan ini dilakukan di Wendell Philips Academy High School di area timur Chicago. 

Tim putra berhasil menang dengan selisih tiga poin melalui dua kali babak tambahan waktu. Tim putri kalah secara dramatis di sisa dua detik terakhir dengan selisih satu poin saja. Namun, tentunya saya tidak akan bicara tentang hasil akhir. 

        Skylar Milan, tinggi 183 sentimeter, garda untuk Arizona Wildcats 

Di laga tim putri, ada satu pemain yang menarik perhatian saya. Ia membuka laga dengan tiga tripoin beruntun. Ia juga melakukan aksi coast to coast dengan solid. Melakukan layup dan mencetak poin dengan sangat kuat. Sebelum saya bertanya banyak, Laron Wade, penanggung jawab acara hari itu lebih dulu membaca pikiran saya. 

"Namanya Skylar Milan. Ia pemain putri terbaik di area sini. Ia baru saja memastikan komitmennya untuk membela University of Arizona, atau Arizona Wildcats". 

Jawaban yang langsung membuat saya berpikir,"Ah, she's really that good!". Pertama, saya sempat berpikir. Apakah pemain dengan paket ketangkasan seperti ini hanya pemain-pemain di level kota Chicago saja? Ternyata levelnya memang nasional.

Dari jawaban Laron, saya pun kembali bertanya-tanya. Bagaimana Skylar bisa mencapai level nasional seperti sekarang meski dia tinggal di daerah Chicago yang bahkan bukan kotanya?. Saya diberitahu juga bahwa lokasi Wendell Philips Academy High School tersebut tidak jauh dari rumah masa kecil Derrick Rose yang mana berarti daerah yang bukan berisi orang-orang kaya. 

Usai gim, saya menghampiri dan berbincang dengan Skylar. Pertanyaan tadi saya tanyakan dan jawabannya pun cukup memuaskan saya. "Saya berlatih 2-3 kali sehari, sehari ya," imbuh Skylar memastikan bahwa saya tidak salah kutip. 

"Saat Anda memutuskan ingin hidup di basket, latihan seperti ini adalah jalan yang harus ditempuh. Saya bekerja keras tapi juga terukur dengan tujuan untuk terus meningkatkan kemampuan saya."

Hal lain yang membuat saya penasaran adalah bagaimana Skylar sangat siap menghadapi semua lawannya. Bagaimana ia membangun mental bahwa ia adalah pemain terbaik di lapangan. Apakah ini semua tentang banyaknya pertandingan yang ia mainkan? Jawabannya ternyata tidak. 

"Tahun ini saya absen dari kompetisi AAU (kompetisi SMA nasional Amerika Serikat) karena mengurus persiapan ke bangku kuliah. Kalau tidak salah, saya bermain 30-35 kali dalam satu musim, tidak lebih dari itu. Pengembangan kemampuan dan mentalitas, saya bangun selama latihan. Latihan di jeda musim adalah hal terpenting untuk membangun kekuatan," pungkasnya. 

Aha! Skylar meyakinkan hal yang selama ini saya dapatkan hasil dari perbincangan dengan para pemain asing. Latihan adalah hal terpenting untuk menyiapkan diri di permainan, bukan permainan itu sendiri. Gim adalah tempat mereka mengimplementasikan apa yang mereka latih selama ini. 

"Para pemain muda butuh pengalaman", adalah hal yang tidak relevan dengan kenyataan di negara basket ini. Para pemain muda butuh latihan yang tepat dan pengembangan yang terukur. Latihan, latihan, dan latihan adalah kunci untuk kemajuan. Tentunya, latihan yang benar ya! Nanti akan saya sambung cerita yang lain di sini! 

Foto: DBL Indonesia 

Komentar