IBL

Dua tim besar ibukota hari ini tampil perdana di IBL 2017. Namun keduanya meraih hasil berbeda. Satria Muda Pertamina Jakarta unggul atas Satya Wacana Salatiga, 85-66. Sedangkan Pelita Jaya Jakarta yang bersua tuan rumah CLS Knights Surabaya menelan kekalahan dengan skor tipis 62-66.

Dua tim dari grup yang berbeda bertemu, Satria Muda dari grup A dan Satya Wacana dari grup B. Laga tersebut juga jadi penampilan perdana SM musim ini, dan mereka sukses meraih kemenangan atas Satya Wacana dengan skor 85-66. Sempat kesulitan di awal laga, namun akhirnya SM bisa mengatasi perlawanan Satya Wacana.

"Kerugian bagi kami ketika Nate Maxey sudah dapat tiga foul di kuarter kedua. Saya rasa itu yang membuat kami lemah di paint area, dan Satria Muda bisa memanfaatkan itu. Tim saya kali ini juga kurang rotasi big man setelah Mustofa cedera engkel. Sebarnya bila Nate bisa mengendalikan emosi, akan lain cerita," kata kepala pelatih Satya Wacana, Efri Meldi. "Di Seri 1 ini kami memang berhadapan dengan tim besar, kami kalah dua kali. Jadi di Seri 2 nanti kami harus ambil kemenangan."

Di laga ini, Jarron Crump tampil impresif dengan mencetak 29 poin disusul Nate Maxey (11 poin) dan Cassiopeia Thomas Manuputty (10 poin). Sementara di kubu SM, ada 4 pemain yang menyumbang digit ganda yakni Tyreek Jewell (14 poin), M. Rizal Falconi (12 poin), Arki Dikania Wisnu (11 poin) dan Carlos Smith (10 poin).

Kepala pelatih SM, Youbel Sondakh seusai laga menyatakan bahwa mereka beruntung langsung berhadapan dengan Satya Wacana di laga perdana. Mereka banyak belajar terutama untuk menghentikan agresifitas pemain asing. Karena di Satya Wacana ada Jarron Crump. Apalagi lawan selanjutnya adalah CLS Knights Surabaya.

"Kami bersyukur bisa menang di laga resmi pertama kami. Sedangkan lawan kali ini juga bagus, defense Satya Wacana cukup ketat sehingga membuat kami kesulitan di awal. Bahkan di kuarter empat, kami juga kalah perolehan poin," kata coach Youbel. "Saya kira kami belajar untuk menghentikan pemain impor, karena musim ini semua tim ada pemain asing. Tentu kami harus lebih bisa mengantisipasi."

CLSVSPJE

Sementara itu, finalis IBL 2016 Pelita Jaya dan CLS Knights bersua kembali musim ini. Jadi wajar bila pertemuan pertama musim ini mendapat perhatian dari penggemar basket tanah air. Kurang lebih empat ribu pasang mata menyaksikan laga Sabtu malam di GOR Kertajaya Surabaya tersebut.

Laga berlangsung ketat sejak tip-off hingga detik-detik akhir. Hingga tersisa dua menit kuarter keempat, belum jelas siapa yang keluar sebagai pemenangnya. Kesalahan Mario Wuysang saat membawa bola berhasil dicuri oleh Kore White. Hanya saja saat akan memasukkan bola, Mario bisa menggagalkan usaha White. Momentum ini seharusnya bisa membuat asa Pelita Jaya bangkit, sebab mereka hanya terpaut empat poin saja.

Kepala pelatih Pelita Jaya, Johanis Winar memutar otak kembali di detik-detik tersisa. Namun beberapa kali usaha memasukkan bola selalu kandas. CLS pun berhasil menyelesaikan pertandingan dengan keunggulan empat poin (66-62). Dechriston McKinney menjadi tulang punggung CLS dengan torehan 18 poin dan 14 rebound. Lalu Mario Wuysang menambahkan 13 poin.

"Pemain asing kami sudah bermain seperti yang saya inginkan. Juga ada Katon Adjie Baskoro yang menggantikan peran Bima Rizki (cedera) dengan baik. Namun penyakitnya tetap sama, rebound kami kalah. Lawan bisa menghasilkan poin yang banyak dari offensive rebound," kata kepala pelatih CLS Knights, Wahyu Widayat Jati.

Bila dilihat dari catatan statistik, CLS hanya mencetak 10 offensive rebound sedangkan Pelita Jaya 21 offensive rebound. 36 poin Pelita Jaya dihasilkan dari paint area. Namun Ponsianus "Komink" Nyoman Indrawan dan kawan-kawan tak mencatat akurasi tembakan tripoin yang bagus. Dari 28 percobaan tembakan tiga angka, hanya tiga tembakan yang tepat sasaran.

"Momentum di akhir kuarter empat gagal kami manfaatkan dengan baik. Bila itu berhasil, tentu akan lain ceritanya," kata coach Ahang, sapaan akrab kepala pelatih Pelita Jaya. "Saya kira inilah pertandingan, dan tim kami baru tampil pertama. Banyak perobakan yang kami lakukan sebelumnya, jadi untuk membangun chemistry seperti yang dulu juga perlu waktu."

Foto: Hari Purwanto

Komentar