IBL

Dengan tinggi mencapai 195 sentimeter. Pada usianya yang baru menapak 15 tahun. Filemon Basik Basik mengundang perhatian. Banyak yang bertanya-tanya. Apakah masih memungkinkan cowok yang baru lulus SMPN 7 Salor ini terus tumbuh. Hingga mencapai tinggi badan dua meter lebih?

Kemungkinan itu bisa saja terjadi. Mengingat gift berupa tinggi badan di atas rata-rata itu didapatkannya dari gen keluarga besarnya. Bukan karena gigantisme atau masalah gangguan pertumbuhan yang menyebabkan seorang anak tumbuh tinggi dan besar, sehingga terlihat seperti raksasa. Akibat produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan.

Filemon maupun keluarganya tidak memiliki masalah gigantisme. Secara turun temurun keluarga ini secara genetika memiliki postur yang tinggi. Mulai dari ibu kandungnya, hingga kakek dan neneknya. Pun demikian kedua kakak kandungnya.

Frederikus Basik Basik, ibu kandungnya Filemon. Punya tinggi badan 180-an sentimeter! Tinggi badan yang sangat jauh di atas rata-rata tinggi wanita Indonesia. Menurut data World Population Review, disebutkan rata-rata tinggi badan orang Indonesia adalah 159 sentimeter untuk pria. Sedangkan wanita adalah 147 sentimeter.

Kakek dari garis ibunya, Karolus Made Basik Basik, yang ikut mengasuh Filemon sejak kecil juga punya tinggi badan di atas rata-rata. Pria yang rambutnya sudah memutih itu tetap terlihat gagah dan tegap. Dengan tinggi badan mencapai 185 sentimeter. Demikian pula neneknya Filemon, yang memiliki tinggi badan 170 sentimeter lebih.

”Dua kakak kandungnya, namanya Paulus Timotius dan Aquila Pristila, punya tinggi badan yang sama dengan Filemon. Di atas 190 sentimeter juga,” papar Frans Lucky Liptiay, guru sekaligus pelatih basket SMAN 1 Kurik, Merauke.

Sama halnya dengan Filemon, keluarga besarnya selama ini terbiasa bertelanjang kaki untuk beraktivitas apapun. Pasalnya, mereka kerap kesulitan mendapatkan alas kaki. Baik sandal maupun sepatu. Dengan ukuran yang sesuai tapak kaki mereka yang diatas rata-rata. Apalagi, mereka tinggal di kampung yang sangat terpencil.

Filemon adalah anak yatim. Ayahnya telah meninggal dunia sejak ia masih kecil. Saat ini ia tinggal bersama keluarga besarnya di kediaman kakeknya, Karolus Made Basik Basik. Di sebuah rumah sederhana berlantai tanah di Salor Kampung, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke. Untuk menuju ke kampung ini, harus menempuh jalan darat dengan jarak tempuh sekitar 2 jam dari kota Merauke.

Frans Lucky Liptiay (kiri) berkunjung ke rumah Filemon Basik Basik di Salor Kampung, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke. (Sumber: Dokumen Pribadi)

Profil Filemon langsung viral. Setelah foto-fotonya diunggah oleh Frans Lucky Liptiay di laman facebook miliknya. Dalam unggahannya, Lucky memperkenalkan keistimewaan Filemon yang akan bersekolah di SMAN 1 Kurik. Sekaligus curhatan soal mencarikan sepatu basket yang pas ukurannya untuk calon anak didiknya tersebut.

Baca Juga: Filemon Basik Basik, 'Raksasa' Muda Potensial dari Merauke

Keluh kesah Coach Lucky itu didengar dan langsung direspons oleh DBL Indonesia. Penyelenggara liga basket pelajar terbesar tanah air ini telah membelikan sepatu dengan ukuran yang sesuai dengan kaki Filemon. Agar dia bisa segera berlatih dan berpartisipasi pada Honda DBL Papua Series yang rutin digelar di Jayapura sejak 2009 silam.

Coach Lucky melakukan pengukuran kaki Filemon Basik Basik agar sepatu basket yang akan diberikan oleh DBL Indonesia sesuai dan nyaman dipakai untuk berlatih. (Sumber: Dokumen Pribadi)

"Setelah mendapat kabar baik dari DBL Indonesia, keesokan harinya saya langsung meluncur ke Salor Kampung. Berkunjung ke rumahnya Filemon dan mengukur panjang dan lebar tapak kakinya. Agar bisa jadi acuan berapa ukuran sepatu yang cocok baginya. Terima kasih DBL Indonesia,” ungkap Coach Lucky, yang dikenal sebagai talent scout sekaligus pelatih yang telaten hingga kerap mengorbitkan talenta berbakat dari tanah Papua.

”Pelan-pelan saya akan poles dia. Puji Tuhan, anaknya makin semangat dan senangnya bukan main. Setelah mendengar kabar akan diberi sepatu secara cuma-cuma oleh DBL Indonesia. Mudah-mudahan hadiah itu membuatnya makin bersemangat untuk berlatih. Sekali lagi terima kasih kepada DBL Indonesia,” pungkas Coach Lucky. (*)

Foto: Frans Lucky Liptiay

Komentar