IBL

Pada tanggal 17 September 1945, waktu Amerika Serikat, lahirlah seorang anak bernama Philip Douglas Jackson. Dia lahir di Deer Lodge, Montana, yang merupakan putra dari pasangan Charles dan Elizabeth Funk Jackson. Pada tahun 1967, Jackson direkrut New York Knicks, dan membawa dua gelar juara untuk tim tersebut. Tapi Jackson lebih terkenal setelah dirinya berkecimpung di bidang kepelatihan. Karena dia sekarang dikenal sebagai pelatih dengan gelar juara terbanyak di NBA. 

Foto: NYU Local

Phil Jackson muda bukan pemain yang punya gerakan eksplosif, atau serangan mematikan. Tetapi dia memakai kecerdasan dalam menyerang dan kerja keras dalam bertahan. Jackson akhirnya membuktikan dirinya sebagai favorit penggemar dan salah satu pemain pengganti terbaik di NBA. Jackson tidak bermain selama musim 1969-1970 karena operasi tulang belakang. Tapi dia mendapatkan cincin juara. Sebagai balas jasa, Jackson menulis buku berjudul "Take It All". Sebuah buku berisi cerita dan foto-foto Knicks saat mereka menjadi juara di tahun 1970. 

Selanjutnya, Jackson tercatat sebagai pemain cadangan terbaik saat Knicks memenangkan gelar NBA pada tahun 1973. Kemudian pada tahun 1978 dia bermain untuk New Jersey Nets. Lalu pensiun sebagai pemain NBA pada tahun 1980. Jackson memainkan 807 pertandingan musim reguler dan tampil 67 kali di playoff. 

Foto: A Scout's Perspective

Pensiun tak membuatnya berhenti dari NBA. Malah di fase inilah, Phil Jackson memulai perjalanan bersejarah sebagai seorang pelatih. Mula-mula Jackson direkrut oleh Doug Collins sebagai asisten pelatih Chicago Bulls. Kemudian dia dipromosikan menjadi kepala pelatih pada tahun 1989. Jackson akhirnya bertemu dengan Tex Winter. 

Winter adalah pelatih bola basket yang dikenal sebagai pencipta "triangle offense". Dia bekerja sebagai pelatih perguruan tinggi selama 30 tahun, sampai akhirnya berlabuh ke Chicago Bulls pada tahun 1985 sebagai asisten pelatih. Namun karirnya langsung melejit setelah Phil Jackson menjadi kepala pelatih. Secara terang-terangan, Jackson mengatakan bahwa dirinya mengagumi strategi "triangle offense" yang diciptakan Tex Winter. 

Bak pasangan serasi, Jackson dan Winter berhasil membawa tim yang dipegangnya meraih kesuksesan. Chicago Bulls juara NBA di tahun 1991 hingga 1993, lalu 1996 hingga 1998. Kemudian keduanya pindah ke Los Angeles Lakers. Di sini mereka berhasil membawa gelar juara NBA sebanyak lima kali, yaitu di tahun 2000 hingga 2002. Lalu Jackson berpisah dengan Winter di tahun 2004. Namun Jackson tetap mampu membawa Lakers meraih gelar juara di tahun 2009 dan 2010. 

Selain meraih gelar juara 11 kali sebagai pelatih, Phil Jackson juga menorehkan prestasi lainnya. Dia terpilih sebagai pelatih NBA All-Star empat kali (1992, 1996, 2000, dan 2009). Pada tahun 1996, Jackson terpilih sebagai Coach of the Year NBA. Dia juga masuk 10 pelatih terbaik sepanjang sejarah NBA. 

Foto: ballislife.com

Menurut catatan Statmuse.com, Phil Jackson memimpin tim sebanyak 1.640 pertandingan dengan meraih kemenangan sebanyak 1.155 kali atau dengan persentase sebesar 70,4 persen, tertinggi sepanjang sejarah NBA. Tapi Jackson bukanlah pelatih dengan jumlah kemenangan terbanyak. Sekadar informasi, Phil Jackson ada di urutan ke-7 dalam daftar tersebut. Di urutan pertama ada Gregg Popovich yang memimpin tim sebanyak 2.045 pertandingan dengan jumlah kemenangan sebanyak 1.344 kali. 

Phil Jackson sampai detik ini masih menjadi pelatih dengan jumlah juara NBA terbanyak (11 kali). Di peringkat kedua ada Red Auerbach dengan 9 kali juara. Sedangkan Gregg Popovich, Pat Riley, dan John Kundla sama-sama mengumpulkan lima gelar juara NBA sebagai pelatih. 

Foto: Bleacher Report

Apa yang membuat Phil Jackson jadi pelatih terbaik di NBA. Ada lima hal yang disampaikan oleh Luke Walton dalam sebuah wawancara dengan active.com. Luke pernah satu tim dengan mendiang Kobe Bryant di Lakers pada era kepelatihan Phil Jackson. Inilah poin-poin yang dikatakan Luke Walton:

• Phil bekerja keras untuk menjaga keseimbangan timnya. Dia tidak pernah ingin ada pemain yang istimewa. Semua pemain diperlakukan sama. Tidak ada label bintang dalam timnya. Para pemain berjuang untuk kemenangan tim, bukan dirinya sendiri. 

• Phil memiliki kemampuan luar biasa untuk terhubung dengan setiap pemain sebagai individu. Dia berusaha untuk tahu latar belakang setiap pemain. Dia berusaha menjaga hubungan dengan pemain pada tingkat yang jauh lebih dalam daripada kebanyakan pelatih.

• Phil sangat cerdas, sehingga seperti terkesan mengintimidasi pemain. Phil punya perliaku baik, banyak membaca, dan berpengetahuan luas. Dia tahu fakta tentang pemain, bahkan lawannya. Kecerdasan inilah yang membuat kawan dan lawan menaruh rasa hormat.

• Phil lebih suka disebut manajer permainan daripada arsitek tim. Artinya, dia bangga dalam membentuk sekelompok individu menjadi unit yang kohesif. Penting baginya membangun chemistry daripada membuat drama dalam tim. Itu sebabnya dia menyukai pemain seperti Dennis Rodman atau Ron Artest. Sebab itu adalah tantangan baginya dalam membangun tim. 

• Phil percaya diri. Dia yakin apa yang dia lakukan berhasil. Kepercayaan diri inilah yang seharusnya dimiliki oleh setiap pelatih. 

Selamat Ulang Tahun ke-77, Zen Master. (*)

Foto: Yahoo!Sports

Komentar