Kobe Bryant menjadi inspirasi bagi banyak pemain. Salah satunya Shai Gilgeous-Alexander. Sayangnya, Shai belum sempat bertemu dengan Kobe. Saat Kobe masih hidup, Shai baru mengawali karier dan belum masuk pemain kaliber All-Star.
“Mungkin dia adalah pemain favorit saya sepanjang masa. Saya tidak pernah punya kesempatan bertemu dengannya. Tidak hanya saya. Tetapi juga anak-anak di seluruh dunia. Pengaruhnya begitu besar,” kata Shai dalam jumpa pers menjelang Gim 2 Final NBA 2025.
Shai sebenarnya cukup dekat dengan Kobe saat legenda Los Angeles Lakers itu masih hidup Shai terpilih sebagai No. 11 NBA Draft 2018 oleh Charlotte Hornets yang kemudian ditukar ke Los Angeles Clippers.
Baca juga: Shai Gilgeous-Alexander Berpeluang Memborong Tiga Trofi MVP Musim Ini
Ia memperkuat Clippers selama satu musim dengan rata-rata 10,8 poin per gim dan menjadi urutan keenam Rookie of the Year 2019. Pemain asal Kanada itu dikirim ke Oklahoma City Thunder di musim keduanya di NBA. Karena masih tergolong pemain biasa saja di NBA, mungkin Kobe tidak memperhatikan Shai.
Shai perlahan mulai berkembang di tahun kedua dan seterusnya bersama Thunder. Tetapi Kobe meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada 26 Januari 2020. Saat itu Shai menjalani 1,5 musim di NBA. Pada musim yang sama, Thunder mencapai ronde pertama Playoff NBA 2020.
“Warisannya akan dikenang selamanya karena dia adalah seorang pesaing dan pemain basket yang hebat. Semoga suatu hari nanti saya bisa mendekati prestasi yang ia torehkan sebagai pemain basket,” tutur Shai.
Baca juga: Tanggapan Shai Gilgeous-Alexander Saat Dijuluki “Tukang Free Throw”
Shai memang masih dalam perjalanan untuk mendekati raihan Kobe. Setidaknya Shai sudah mengoleksi gelar sebagai MVP NBA 2025. Kobe juga terpilih sebagai MVP NBA 17 tahun sebelumnya.
Selain itu, Shai sedang berburu cincin pertamanya. Jika berhasil memenangkan Final NBA 2025 mengalahkan Indiana Pacers, Shai menjadi juara NBA pada usia 26 tahun. Lima tahun lebih tua dari Kobe yang meraih gelar perdananya pada 2000.
Kobe meraih lima cincin juara sepanjang kariernya di NBA selama 20 tahun. Ia menjadi 18 kali All-Star dan dua kali top skor liga. Kobe gantung sepatu pada 2016. Pada tahun tersebut Shai masih bersekolah di Hamilton Height Christian Academy, Tennessee dan tahun berikutnya masuk University of Kentucky.
Meski tidak pernah bertemu secara langsung, pengaruh Kobe memang terlihat dari gaya bermain Shai. Shai merupakan pencetak skor yang unggul dalam jarak menengah (mid range). Tetapi juga bisa melakukan drive atau shooting untuk berbagai tembakan.
Shai sedang dalam musim terbaiknya. Ia memimpin NBA 2024-2025 dengan perolehan 32,7 poin per gim. Shai membawa Thunder dalam rekor terbaik waralaba (68-14) dan mencapai Final NBA pertama setelah 13 tahun. (rag)
Foto: Getty Images