Sejak tahun 2013, siluet legendaris Converse Chuck Taylor All Star memiliki saudara kembar. Mereka memberi nama siluet terbaru itu Converse Chuck Taylor All Star 1970’s. Melirik dari sisi sejarah, si kembar memang dibuat untuk membawa kembali sepatu basket besutan Converse di era 1960-1970-an.  Walau sama-sama bernama Converse Chuck Taylor All Star, namun terdapat beberapa perbedaan.

Bagian Atas (Upper)

Bagian atas versi 1970’s sedikit lebih tebal, dan dibuat dari kanvas katun yang lebih kuat dan tahan lama. Tenunan kanvasnya lebih rapat, membuatnya lebih tahan dari gesekan dan resiko lain saat penggunaan. Hal ini juga membuatnya jadi lebih tebal dan berat karena memang mengedepankan sisi ketahanan.

Sol

Sepatu basket tahun 1970’an punya sol bawah yang lebih tebal, hal itu jadi perubahan yang dilakukan. Tak hanya itu, bagian ujung atas sepatu (toe-box) dibuat lebih runcing dan lebih sempit. Hal tersebut bermanfaat agar sepatu lebih pas di kaki pebasket kala itu.

Karet yang menghubungkan bagian sol bawah dengan sol samping telah dirubah sedemikian rupa sehingga lebih mencengkeram. Bila Anda pernah mencoba sepatu Converse Chuck Taylor All-Star Hi klasik, maka kaki Anda akan terasa lebih lega. Berbeda dengan seri 1970’s yang lebih sempit walau dengan ukuran yang sama,

Jahitan Samping (Stitching)

Bagian ini jadi yang paling kentara. Pola jahitan seperti ini juga Anda temukan di tempat yang sama di Vans Old Skool. Jahitan tersebut tak hanya untuk estetika, namun juga karena faktor keamanan. Sejatinya, Converse memberikan lapisan kanvas tambahan di bagian yang diberikan jahitan tersebut. Hal ini berguna untuk melindungi bagian samping kaki dari benturan saat bermain basket. Bagian ini pula yang membuat sebagian pemain skateboard tahun 1980-an menggunakan sepatu ini.

Terlepas dari kegunaannya, jahitan tambahan di bagian samping tersebut semakin menampakkan kesan retro.

Lubang Tali dan Tali

Secara kasat mata, tali untuk ke dua seri ini tampak berbeda. Converse Chuck Taylor All Star klasik memiliki tali berbahan nilon yang dianyam. Sedangkan untuk seri 1970’s, tali tersebut berbentuk pipa nilon yang dimampatkan serta memiliki diameter lebih kecil. Panjang tali pun dibuat sama untuk seri tinggi dan rendah.

Lubang tali terbuat dari campuran alumunium dan nikel. Hal tersebut membuatnya lebih mengkilap. Ukuran lubang tali pada 1970's berdiameter lebih lebar dari seri klasik.

Sol Dalam

Bagian ini jadi yang dirasakan oleh penggunanya. Seri klasik memiliki sol dalam yang rata dan cenderung lebih keras. Berbeda dengan seri 1970’s yang memilih untuk menjejalinya dengan sol berbahan busa nilon yang lebih tebal. Versi lebih nyaman sebenarnya diberikan Converse untuk sang adik, Chuck Taylor II. Seri ini dijejali dengan sol dalam berjenis LunarLon yang biasa ada di sol sepatu-sepatu besutan Nike.

Detail Lain

Walau terlihat samar, namun ada beberapa pembeda yang menjadi pemanis untuk seri 1970’s:

1. Logo di bagian belakang (heel-pad) dibuat berbeda dengan detail yang lebih menarik

2. Sol bawah terbuat dari karet yang lebih tebal dan lebih kesat

3. Di bagian lidah dalam sepatu kanan, Anda akan menemukan kolom “Player’s Card”. Disana, Anda bisa mencantumkan identitas Anda.

4. Warna dibuat lebih pudar. Memang begitu, karena pewarnaan tahun 1970’an tidak sebagus saat ini sehingga warna dibuat semirip mungkin

Sumber foto: Converse, HBX, Pinterest

Populer

Ketakutan dan Tantangan Suns Usai Tertinggal 3-0 dari Timberwolves
Sumbangsih Besar Barisan Bigman, Mavs Berbalik Unggul dari Clippers
Stephen Curry Terpilih Sebagai Clutch Player of the Year 2024
Tanpa Poin di Gim 3, Darvin Ham Tidak Akan Mencadangkan D’Angelo Russell
Lakers Sulit Menang Jika Hanya Mengandalkan LeBron dan AD
Future Kandaskan Legacy (Lagi), Lester Prosper Jadi MVP IBL All-Star 2024
Sin Kim Lai, Di Mata Anak-anak Didiknya
Daftar Pemain yang Akan Berlaga di IBL All-Star 2024
IBL Draft Dihapus, Satria Muda Memantau Pemain di DBL Camp 2024
Abraham Wenas, Jordan Adams, dan Pandu Wiguna Juara Kompetisi IBL All-Star 2024