Hanya orang-orang abai yang mengatakan bahwa bola basket adalah olahraga untuk kalangan ekonomi menengah ke atas. Saya kenal banyak pemain berhasil yang berasal dari keluarga dengan ekonomi bawah. Umumnya saya ketahui lewat kompetisi Honda DBL dan tentu saja IBL dan Piala Srikandi.

Saya tahu ada pemain nasional yang orang tuanya adalah tukang sapu di pabrik. Saya juga tahu ada pemain tim hebat yang ibunya jadi tukang cuci keliling dari rumah ke rumah. Saya tahu pemain nasional yang orang tuanya menarik becak. Saya juga tahu beberapa pemain profesional dengan latar belakang keluarga biasa saja, bahkan tergolong tak mampu. Saya ingat ada sebuah tim basket di NTT yang rela menyeberangi laut lalu menginap bersama di sebuah gedung sekolah terbengkalai, tidur beralas lantai, demi ikut kompetisi. Dan lain-lain. Saya masih ingat masih banyak lagi. Kebanyakan kalau disebutkan satu-satu.

Saya rasa, pembaca tulisan ini yang benar-benar main basket pun akan ingat teman-temannya bermain dulu atau sekarang yang memiliki latar belakang ekonomi yang beragam. Tidak semuanya kaya. Ada yang miskin juga rasanya.

Entah dari mana anggapan sesat bahwa basket adalah olahraga untuk kalangan ekonomi mapan itu. Dari orang-orang abai sepertinya.(*)

Populer

Kawhi Leonard Diduga Terima Uang "Bawah Meja" dari Pemilik Clippers
Opsi Terakhir Yang Ditawarkan Warriors Pada Jonathan Kuminga
LeBron Jadi Inspirasi Perubahan Luka Doncic
Mavericks Penuhi Janji, Pertahankan Dante Exum
Ada Tembakan 4 Poin, Klay Thompson Tertarik Ikut BIG3
Pemain Internasional yang Bisa Melanjutkan Tradisi MVP
Mark Cuban Menuduh NBA Sudah Membatasi Perannya di Mavericks
Thanasis Aman, Giannis Bersama Bucks di Awal Musim
Rui Hachimura Bukan Prioritas Jangka Panjang Lakers
Survei ESPN, Shai Gilgeous-Alexander Bukan Favorit Pertama MVP Musim Depan