Merek Jordan Rekrut Pemimpin Baru

| Penulis : 

Anak perusahaan Nike hasil kolaborasi dengan Michael Jordan perkenalkan presiden baru. Ialah Craig A. Williams yang didapuk menggantikan Larry Miller yang telah memimpin sejak 2006. Langkah ini diambil sebagai usaha memperbaiki peringkat di daftar merek terlaris menurut lembaga bisnis SSI. Baru-baru ini, adidas sukses mendompleng Jordan di peringkat kedua merek olahraga terlaris di Amerika Serikat.

Craig A. Williams bukan sosok sembarangan di ranah penjualan (sales). Rekam jejaknya terbilang moncer di dua perusahaan sebelumnya. Ia menjabat sebagai Direktur Coca-Cola Global dan Presiden divisi makanan Mc’Donalds International. Wiliiams bertanggung jawab atas kebijakan pembuatan menu-menu baru yang ditampilkan restoran waralaba terbesar di dunia beberapa tahun belakangan. Sejak menjalankan jabatan itu pada 2005, Ia berhasil mendatangkan 37.000 rekanan bisnis waralaba dari seluruh dunia.

Larry G. Miller saat pengenalan koleksi Jordan x PSG.

Sementara Larry G. Miller, pemangku jabatan sebelumnya, akan didapuk sebagai Dewan Penasehat. Ia telah menjabat jabatan Presiden Jordan pada 1999-2006 lalu ia memangkunya lagi pada 2012. Miller terdaftar sebagai pejabat Nike sejak 1997 kala menjabat sebagai pemimpin Nike Basketball. Pria 54 tahun itu juga menjabat sebagai salah satu petinggi tim basket NBA Portland Trail Blazers.

Michael Jordan pun menyambut positif kebijakan ini. “Ini adalah momen baik untuk mendatangkan pemimpin berbakat seperti Craig A. Williams. Kami berhasil mendapatkan pemimpin pintar, penuh semangat dan berpengalaman seperti Larry,” kata MJ dalam rilis pers. “Larry telah membantu memandu Jordan untuk momentum jangka panjang dan mengatur fase pertumbuhan global. Kami sangat berterima kasih atas kepemimpinannya,” lanjutnya.

Kritikan para Pengamat

Bagi para pengamat, produk baru Jordan dianggap kurang sukses meningkatkan penjualan.

Matt Powell, pengamat senior bidang bisnis dan ekonomi dari firma NPD, menjabarkan mengapa penjualan Jordan menurun beberapa waktu belakangan. Hal itu yang kemudian berdampak terhadap peringkatnya di daftar merek terlaris. “Mereka menaruh terlalu banyak produk baru di pasar sementara likuidasi pasar terhadap produk baru mulai menurun. Keahlian utama Jordan adalah membuat sepatu retro yang langka. Tanpa adanya produk semacam itu, Jordan hanyalah merek sepatu pada umumnya,” tutur Powell dilansir dari Footwear News.

Pandangan lain disampaikan Ankur Amin yang menjabat sebagai CEO firma bisnis TGS. “Setengah dari pasar Jordan adalah mereka yang tidak pernah menyaksikan Michael Jordan bermain. Oleh karena itu, Jordan perlu membuka mata terhadap eksistensi anak-anak itu,” tuturnya.

“Mereka lebih terkumpul, lebih terbuka akan informasi kultur pop seperti musik, makanan, dan gaya hidup. Jordan perlu menggaet mereka demi meningkatkan penjualan,” lanjut Amin. TGS adalah perusahaan bisnis pemegang saham mayoritas toko-toko retail ternama di Amerika Serikat. Salah satu yang terbesar adalah Extra Butter, yang merupakan kolaborator bagi merek kenamaan dunia seperti New Balance, Asics, Reebok, Saucony, Diadora, hingga The North Face.

Craig A. Williams kabarnya akan menjabat secara resmi pada 2019. Sementara itu, ia diberi waktu dua bulan untuk mempersiapkan diri untuk jabatan barunya.

Foto: Phil Knight/Nike, Franck Fife/Getty Images

Populer

Luka Doncic Merasa Tidak Enak dengan Kyrie Irving
Timberwolves vs Suns 4-0, KD dan Ant-Man Saling Lempar Pujian
Frank Vogel Berlindung Di Balik Nama Mat Ishbia
LeBron James Tidak Ingin Menyerah Begitu Saja dari Nuggets
Kondisi Zion Williamson Membaik, Tapi Pelicans Sudah Tertinggal 0-3 dari Thunder
Pelajaran yang Dipetik Nikola Jokic dari Pacuan Kuda
Era Keemasan Thunder Kembali, Mark Daigneault Jadi Pelatih Terbaik Tahun Ini
Pelatih Timberwolves Chris Finch Cedera Lutut Usai Ditabrak Mike Conley
Timberwolves Sapu Bersih Suns
Lakers Memperpanjang Nafas