LiAngelo Ball jadi perbincangan saat tampil di NBA All-Star 2025. Bukan untuk bermain basket. Tetapi tampil sebagai pengisi acara dengan membawakan single hip hop pertamanya berjudul “Tweaker”. Secara resmi ia sudah undur diri dari dunia basket profesional.
Kini anak kedua dari tiga bersaudara Ball itu menempuh jalan hidup sebagai musisi. LiAngelo kemudian menggunakan nama panggung Gelo. Ia juga sudah menekan kontrak bernilai 13 juta Dolar AS dengan label Def Jam Recordings da Universal Music Group.
Lagu “Tweaker” itu dirilis pada 3 Januari lalu. Lagu tersebut masuk dalam album Gelo yang berjudul League of My Own. Masuknya Gelo di bidang musik disambut baik oleh para penggemar dan lagunya kerap diputar oleh pada pemain lainnya.
Baca juga: LiAngelo Ball Berpartisipasi Dalam NBA All-Star Weekend 2025
Dibalik itu semua, ternyata Gelo menyimpan perjalanan yang tidak mulus. Ia hidup dalam bayang-bayang keluarganya yang terjun dalam dunia basket. Gelo satu-satunya yang tidak terpilih dalam NBA Draft.
Kakaknya, Lonzo Ball, menjadi No. 2 NBA Draft 2017. Kemudian adiknya, LaMelo Ball, menjadi No. 3 NBA Draft 2020. Sementara Gelo mengikuti NBA Draft 2018. Gelo kemudian bermain dengan klub Prienai di Lithuania.
Ia mencoba masuk NBA melalui G League seperti dengan Oklahoma City Blue hingga Greensboro Swarm. Tapi tidak berhasil. Gelo terakhir bermain di Astros de Jalisco di Meksiko. Karena cedera pergelangan kaki, Gelo kembali ke Amerika Serikat dan akhirnya menemukan ritmenya di dunia musik.
Gelo mengakui alasannya meninggalkan basket profesional saat hadir dalam siniar BagFuel. Putra kedua dari LaVar Ball itu menilai penghasilannya di basket tidak memberikan kehidupan yang layak.
Baca juga: Industri Musik Lebih Menggiurkan, LiAngelo Ball Bakal Tinggalkan Basket
“Itu soal bayarannya, hidupnya, semuanya. Saya dulu di G League. Gajinya 3 ribu Dolar sebulan. Sebagai pria dewasa? Itu tidak cukup. Saya mengambilnya dan melemparnya seperti, begitu Anda menyentuh 3 ribu itu langsung ludes. Benda itu tidak bernilai,” ujarnya.
Kemudian Gelo mulai membandingkan penghasilannya dari musik. Tentu sangat drastis. Untuk itu Gelo merasa lebih baik dirinya keluar dari basket dan mulai hidup dengan bermain musik.
“Ketika saya mulai dibayar untuk musik, itu bukan keputusan yang sulit. Saya tidak duduk di sana merenungkan hal seperti, ‘Sial, haruskan saya terus bermain basket?’ Tidak. Saat itu saya merasa inilah hidup saya,” kata Gelo.
Gelo memang berasal dari keluarga yang berada dengan gaya hidup yang tinggi. Gaji pemain G League tidak mencukupi untuk gaya hidup Gelo. (rag)
Foto: Getty Images