Antusiasme. Realistis. Optimisme.
Sebanyak 75 tim sudah terdaftar akan mengikuti Kejuaraan Nasional Antarklub 2025. Kejurnas yang terbagi menjadi dua kategori kelompok usia (KU): KU16 dan KU18.
Keduanya akan digelar di GOR Pancasila dan GOR Unesa Surabaya. Mulai dari tanggal 17 Juli hingga 3 Agustus. Para peserta akan datang dari pulau-pulau besar di Indonesia. Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, NTB, NTT, dan Papua. Kejurnas yang akan sangat semarak.
Pertanyaannya, apa yang bisa kita harapkan dari Kejurnas Antarklub 2025?
Antusiasme.
Sejak rencana Kejurnas diumumkan pada awal tahun 2025 lalu, antusiasme para calon peserta sudah terasa. Keikutsertaan 75 klub peserta adalah salah satu indikasinya. Bahwa klub-klub peserta ini juga datang dari seluruh Indonesia juga merupakan bukti antusiasme lainnya. Kami sangat berekspetasi bahwa antusiasme keikutsertaan ini akan menjalar ke antusiasme saat berlaga di lapangan.
Realistis.
Kejurnas di Surabaya nanti akan jadi ajang pertunjukan seberapa bagus basket kita di level klub-klub daerah, khususnya pada kelompok usia di bawah 16 dan 18 tahun. Seberapa meratanya kekuatan atau kemampuan setiap klub yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia.
Selama ini, mungkin ada yang berasumsi bahwa klub-klub dari pulau Jawa lebih kuat daripada dari luar pulau Jawa. Sebuah asumsi yang akan diuji pada saat Kejurnas mulai digelar nanti.
Atau sebaliknya, kita justru akan melihat kejutan-kejutan dari beberapa klub atau daerah yang selama ini barangkali tak benar-benar mendapat banyak perhatian atau sorotan. Kemunculan kekuatan yang tak diduga.
Kejutan juga bisa saja muncul dari satu, dua, atau beberapa sosok pemain muda yang juga tak banyak terpantau. Talenta-talenta yang semoga menemukan jalan yang lebih lebar untuk menjadi pebasket andal Indonesia ke depannya.
Namun bila ternyata memang tidak banyak yang istimewa atau bahkan -pada sisi ekstrim- tak ada yang istimewa sama sekali, maka Kejurnas akan jadi beberan fakta situasi realistis level kemampuan basket akar rumput kita.
Bukan untuk diratapi. Tetapi untuk sama-sama dicarikan jalan dan upaya untuk meningkatkannya. Realistis.
Optimisme.
Ekspektasi realistis ekstrim seperti paragraf sebelumnya kami yakini tak akan terjadi. Ada, mungkin ada. Pada sisi lain, kami meyakini, optimistis, bahwa Kejurnas benar-benar akan menampilkan talenta-talenta hebat baru dari berbagai daerah di Indonesia. Bilapun, itu tak banyak terjadi, antusiasme para peserta untuk datang ke Surabaya dan berkompetisi adalah sebuah optimisme yang sangat berharga. Bahwa pada titik ini, basket Indonesia benar-benar ingin dan akan maju. Khususnya dalam peningkatan atau meningkatkan level mutu bola basket daerah. Ujungnya, sumber-sumber pembibitan di daerah-daerah siap mendukung terisinya kolam bakat untuk kepentingan tim nasional.
Sumber optimisme lain dari Kejurnas 2025 ini adalah tekad Perbasi untuk memastikan bahwa kompetisi ini akan tetap dilaksanakan di kisaran bulan Juni dan atau Agustus setiap tahunnya. Sebuah kepastian yang amat sangat penting.
Optimisme terbesar adalah, apa pun realita yang akan kita nikmati pada Kejurnas 2025 nanti, sepertinya hanya akan menambah antusiasme pada penyelenggaraan pada tahun-tahun berikutnya. (*)
Foto: Hariyanto