Karier Malik Beasley di NBA kacau setelah NBA membuat keputusan untuk melakukan investigasi terkait dugaan perjudian. Kini Beasley yang tidak bisa bermain di NBA, berencana untuk mencari kontrak jangka pendek di Tiongkok. Tujuannya agar dirinya tetap aktif bermain basket, dan siap untuk kemungkinan kembali ke NBA jika kasusnya sudah selesai.
Musim lalu, Malik Beasley melampaui ekspektasi selama masa baktinya bersama Detroit Pistons. Pemain veteran ini mencatatkan statistik impresif, terbukti menjadi aset berharga bagi tim. Pistons akhirnya menawarinya kontrak tiga tahun senilai 42 juta Dolar AS, dan antusias untuk merekrut pemain berusia 28 tahun tersebut.
Namun, investigasi federal baru-baru ini terkait tuduhan perjudian dan taruhan yang tidak pantas membuat tim tersebut membatalkan tawarannya. Dan dengan NBA yang belum memberikan izin kepada Beasley, masa depannya di liga masih belum pasti.
Pada bulan Juni, Beasley dilaporkan sedang diselidiki federal atas tuduhan perjudian ilegal. NBA melakukan pencarian terpisah, yang akhirnya membuatnya kehilangan tawaran sebesar 42 juta Dolar AS dari Pistons. Kemudian, pada bulan Oktober, laporan mengungkapkan bahwa NBA belum menemukan bukti konkret. Meskipun investigasi FBI telah menghasilkan penangkapan lain, tahun Beasley justru mengalami perubahan drastis.
Tak hanya gagal mendapatkan kontrak di bursa transfer bebas, ia juga kehilangan kontrak dengan perusahaan pakaian olahraga Tiongkok, Xtep. Ia juga menceraikan istrinya, Montana Yao.
"Saya benar-benar ingin bermain basket.. tidak ada kamp pelatihan untuk membangun chemistry dari musim yang baru saja kami lalui, 42 juta hilang, nomor jersei hilang, pencemaran nama baik, perceraian, kehilangan kesepakatan sepatu saya, dan saat itu saya bahkan belum bisa menjelaskan apa pun..," kata Beasley Beasley , membuka diri tentang seluruh cobaan itu.
Namun, terlepas dari kontroversi tersebut, Beasley masih berharap bisa kembali ke NBA. Bahkan, Beasley sudah punya tim yang diimpikannya.
"Kalau aku kembali ke NBA, aku pasti akan bergabung dengan Pistons. Aku belum menandatangani kontrak apa pun, tapi ikatan terkuatku ada di sana. Aku menjalani musim terbaikku di sana tahun lalu, dan semoga aku bisa kembali beradaptasi dengan tim."
Ia tetap realistis dengan pendekatannya, mengarahkan pandangannya ke Pistons. Meskipun demikian, bahkan jika NBA membebaskan Beasley, tim lain mungkin tidak tertarik merekrutnya.
Selain itu, Beasley mengungkapkan bahwa ia secara pribadi tidak dapat berbicara dengan tim, tetapi agennya bisa. Ini dapat mencakup negosiasi dan kemungkinan kontrak, yang semuanya didasarkan pada keputusan yang dibuat oleh liga.
"Secara pribadi saya belum bisa bicara dengan Pistons, agen saya, dan tim. Belum ada tawaran resmi karena NBA belum memberi lampu hijau untuk kami," jelas Beasley.
Baca juga: Malik Beasley Ingin Kembali ke Detroit Pistons
Di samping itu, Beasley juga menyiapkan rencana cadangan. Jika tidak segera dinyatakan bebas (dari semua tuduhan), Beasley bisa beralih ke Tiongkok sebagai opsi jangka pendek agar tetap aktif dan siap untuk kemungkinan kembali ke NBA, menurut sumber BasketNews.
Minat dari Tiongkok sangat kuat, karena tim CBA menawarkan struktur kontrak yang menguntungkan dan fleksibel dengan klausul keluar NBA, opsi yang menarik bagi Beasley untuk tetap dalam kondisi permainan sambil mempertahankan kemampuan untuk kembali ke NBA setelah mendapat izin dari liga. Musim CBA akan dimulai pada tanggal 12 Desember.
Beasley bermain di NBA selama sembilan tahun, dan memiliki rata-rata 11,7 poin per pertandingan selama 578 penampilan. Musim lalu, ia membukukan 16,3 poin per pertandingan dan menduduki peringkat kedua dalam pemungutan suara NBA Sixth Man of The Year.
Setelah bermain untuk Milwaukee Bucks, Beasley pindah ke Detroit dan mencatatkan rata-rata 16,3 poin, 2,6 rebound, dan 1,7 asis per pertandingan musim lalu. Performanya yang konsisten membuatnya hanya kalah dari Cade Cunningham (26,1 poin per pertandingan) dan Jaden Ivey (17,6 poin per pertandingan). (tor)
Foto: Fadeaway World