Kelengahan CLS Knights Harus Dibayar Mahal

| Penulis : 

CLS Knights Indonesia memulai laga dengan cukup meyakinkan. Bahkan mereka memimpin pertandingan yang berlangsung di GOR Kertajaya Surabaya itu selama 28 menit atau hampir tiga kuarter. Tapi itu tidak berarti apa-apa, ketika tim tuan rumah justru lengah di kuarter terakhir. Mereka harus membayar mahal dengan menambah rentetan kekalahan yang diderita. CLS Knights menyerah 80-86 dari tamunya, Mono Vampire Basketball Club, Rabu, 21 Februari 2018.

Di babak pertama, CLS Knights memegang kendali permainan. Bahkan mereka berhasil memotong aliran bola ke Samuel Deguara. Center milik Mono yang memiliki tinggi 2,25 meter tersebut tidak mampu berbuat banyak untuk timnya. Setelah unggul 20-13 di kuarter pertama, CLS Knights tetap memimpin saat turun minum dengan skor 37-30.

Kejutan terjadi di kuarter ketiga. Inilah saat-saat di mana Mono membuktikan bahwa mereka tidak hanya bergantung pada Deguara. Paul Zamar pamer ketajaman tembakan. Ia mencetak 13 poin, termasuk tiga tembakan tripoin yang tepat sasaran. Zamar, Brickman dan Singletary menjadi pendulang poin setelah Deguara ditarik keluar. Deguara terlibat pertarungan sengit dengan Brian Williams. Puncaknya, di pertengahan kuarter ketiga, gerakannya membuat Brian terluka di bagian bibir. Ia segera mendapatkan perawatan. Namun karena parahnya luka tersebut, Brian akhirnya tidak bisa melanjutkan pertandingan. Tembakan tiga angka Singletary dan layup Chanthachon membalikkan keadaan menjadi 60-57 untuk keunggulan Mono.

Salah satu faktor yang membuat Mono bisa menyusul, karena mereka bisa memanfaatkan kesalahan yang dibuat pemain CLS Knights. Dari enam turnover, Mono bisa menghasilkan 16 poin.

Setelah duduk di sisa kuarter ketiga, Deguara masuk di awal kuarter keempat. CLS Knights menyiapkan Shane Edwards untuk menjaga raksasa tersebut. Lima menit awal kuarter keempat, Mono bermain sangat nyaman dengan strategi yang sudah biasa mereka lakukan. Jason Brickman membawa bola, Deguara menunggu di bawah ring, Paul Zamar bersiap di sudut, serta Singletary bertugas mengoyak pertahanan dengan drive-drive cepat. Strategi tersebut membawa Mono memimpin 5 poin, 76-71. Setelah itu, Deguara melakukan foul kelima. Ia keluar dan digantikan Chanthachon.

Bila melihat kondisi tersebut, seharusnya pertandingan berjalan seimbang. Kedua tim sama-sama tidak punya center andalan. Tapi justru tuan rumah seolah berada dalam tekanan. Setidaknya ada tiga kesempatan mencetak poin di tiga menit terakhir lewat Freddie Goldstein, Mario Wuysang, dan Keith Jensen tidak berbuah poin. Sebaliknya, Mono mendapatkan momentum kemenangan setelah tembakan tripoin Freddie tidak mengenai sasaran dan Paul Zamar bisa melakukannya. Tiga poin dari Zamar membawa Mono memimpin 81-78. Sejak saat itu, CLS Knights tak mampu menyamakan kedudukan.

"Sejujurnya, saya senang dengan permainan tim hari ini. Mereka menunjukkan kesungguhan untuk bermain. Tapi lawan memang bisa eksekusi bola dengan bagus. Baik pemain impor atau lokalnya," kata kepala pelatih CLS Knights, Koko Heru Setyo Nugroho. "Kalau soal turnover, secara jumlah masih dalam taraf wajar. 10 kali turnover dalam satu pertandingan ini sudah baik. Saya tidak peduli turnover itu terjadi di kuarter mana. Terpenting, kami sudah berhasil mengurangi jumlah kesalahan dalam satu pertandingan. Kalau soal penyebab turnover, nanti akan kami evaluasi lagi. Bisa juga pemain terlalu terburu-buru."

Shane Edwards mencetak 24 poin dan 13 rebound. Lalu Freddie Goldstein dan Mario Wuysang, masing-masing menyumbangkan 18 poin dan 19 poin. Tim Mono yang keluar sebagai pemenang harus berterima kasih pada Mike Singletary yang mengoleksi 31 poin. Disusul Paul Zamar yang mencetak 21 poin. Lalu point guard Jason Brickman bisa mengirimkan 15 asis dan mencetak 8 poin. Di sisi lain, mungkin hari ini bukan hari baik untuk Deguara. Karena ia hanya mencetak 12 poin dan 11 rebound dan harus diusir keluar lapangan karena foul-out.

CLS Knights kini menempati urutan kedelapan klasemen sementara dengan rekor 3-12. Sedangkan Mono ada di posisi keempat dengan koleksi 11 kemenangan. (*)

Foto: Yoga Prakasita

Populer

Tim Jerman Akui Tak Bisa Hentikan Luka Doncic Cetak Poin
Yunani Raih Tiket Semifinal FIBA EuroBasket 2025 Setelah Tundukkan Lithuania
Nuggets dan Serbia Sekarang Tahu Kelemahan Nikola Jokic
Setelah Menolak Knicks, Ben Simmons Kini Ditinggal Agen
Bulls dan Josh Giddey Akhirnya Sepakat Kontrak 4 tahun
Turki Masuk Semifinal FIBA EuroBasket Lagi Setelah 24 Tahun
Hawks Menunggu Waktu yang Tepat untuk Mengikat Trae Young
Sepatu Kobe Bryant Paling Banyak Dipakai Pemain NBA
Pelatih Turki Ergin Ataman Sebut Rangking FIBA Omong Kosong Belaka
Inovasi Victor Wembanyama, Spurs Membentuk Kelompok Ultras